BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas tentang konsep-konsep terkait perawatan luka yang meliputi definisi luka, klasifikasi luka, tahapan penyembuhan luka, tipe
penyembuhan luka, pengkajian luka, persiapan dasar luka, faktor-faktor yang menghambat penyembuhan luka, manajemen perawatan luka, jenis-jenis topikal
terapi, konsep action research, landasan teori, dan kerangka konsep. Hal lain yang ikut dibahas dalam bab ini adalah landasan teori, dan kerangka
konsep terkait penelitian.
2.1 Definisi Luka
Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak atau hilang. Berdasarkan
kedalaman dan luasnya luka dibagi menjadi ; luka superfisial ; terbatas pada lapisan epidermi, luka partial thickness ; hilangnya jaringan kulit pada lapisan
epidermis dan lapisan bagian atas dari dermis, luka full thickness : jaringan kulit yang hilang pada lapisan epidermis, dermis dan fasia, tidak mengenai otot. dan
luka pada otot tendon dan tulang Gitarja, 2008. 2.2 Klasifikasi Luka
Luka telah diklasifikasikan berdasarkan penyebab timbulnya luka. Luka biasanya muncul dari operasi, trauma atau penyakit dan diklasifikasikan sebagai
berikut : Incised, disebabkan oleh alat pemotong, Contused, trauma pada jaringan
8
Universitas Sumatera Utara
akan tetapi kulit tetap utuh, Lacerated, jaringan sudah robek, Abrasion, kerusakan pada epidermis atau dermis superfisial, Penetrating, cedera melewati kulit untuk
jaringan yang lebih dalam, Burn, trauma karena thermal, electrical.chemical, radiation, Open, penyembuhan luka sekunder, Fracture, breaks in bone,
Perforating, luka yang melewati bagian tubuh, Tumour, malignant or benign growth Carville, 2012 .
Nather 2013 yang dikutip dari King College Classification membagi enam stadium luka yang terdiri dari stadium satu yang disebut normal foot,
stadium dua disebut high risk foot, stadium tiga disebut ulcerated foot, stadium empat disebut cellulitis foot, stadium lima disebut necrotic foot, dan stadium enam
disebut major amputation. Templeton 2005 mengklasifikasi luka menjadi empat stage yaitu : stage I
hanya erythema pada kulit tanpa kehilangan lapisan kulit, biasanya akan terlihat warna kulit menjadi lebih gelap seperti kebiruan atau ungu. Stage II di sebut a
partial thickness wound, terjadi kehilangan jaringan epidermis yang luas sampai lapisan dermis. Stage III adalah a full thickness wound terjadi kehilangan jaringan
mencapai lapisan sub cutan dan kerusakan lebih dalam. Stage IV disebut a full thickness wound meluas mencapai facia, tendon, tulang, dan otot.
Klasifikasi luka yang lain adalah berdasarkan jenis penyembuhan luka yang terdiri dari : primer yaitu sembuh cepat,bekas luka halus, tidak ada infeksi,
jenisnya seperti luka operasi; luka steril, bentuk luka linier, potongan bersih, tidak ada jaringan yang hilang. Luka sekunder adalah luka terbuka yang tertunda
penyembuhannya, sembuh dengan bekas luka kasar dan tebal serta kontraktur,
Universitas Sumatera Utara
memerlukan waktu sembuh yang lebih lama, insiden infeksi tinggi, luka lebar dengan kehilangan jaringan atau kulit, integritas kulit rusak, bekas luka yang tebal
akan mengganggu fungsi jaringan. Sedangkan luka tersier adalah terjadinya penundaan antara waktu lukanya terjadi dengan dilakukannya jahitan kulit untuk
menutup luka. Resiko terjadinya granulasi dan inflamasi lebih tinggi dibandingkan dengan proses penyembuhan primer Poerwantoro, 2013.
2.3 Tahapan Penyembuhan Luka