Proses action Research: meliputi Tahap Planning, Action, Observation,

4.3.2. Proses action Research: meliputi Tahap Planning, Action, Observation,

dan Reflection Penelitian tentang manajemen perawatan luka modern di RSUCND di buat berdasarkan siklus penelitian action research yaitu tiga tahapan, yang dimulai dari planning, action, observation, dan reflection. Setiap tahapan peneliti melakukan beberapa kegiatan. Peneliti melaksanakan satu siklus action research dalam waktu selama delapan minggu efektif di Rumah Sakit Umum Cut Nyak Dhien Langsa RSUCND, dari tanggal 26 April sampai dengan 28 September 2013. Tahap planning merupakan tahap awal penelitian untuk menyusun tentative POS MPLM di RSUCND. Tersusunnya tentative POS dapat menjadi pedoman bagi perawat dalam melakukan perawatan luka di RSUCND. Terkait penelitian ini peneliti membuat perencanaan untuk membuat pertemuan dengan pihak yayasan dan manajemen rumah sakit yang bertujuan mendiskusikan rencana kegiatan yang akan dilakukan, menyusun tim perumus tentative, dan menjadwalkan pertemuan rutin dengan tim perumus sebanyak tiga kali. Pertemuan dengan tim perumus POS MPLM adalah untuk :merumuskan format, melakukan revisi format pertama, dan melakukan revisi format yang kedua. Kegiatan lain pada tahap perencanaan adalah merencanakan kegiatan seminar dan workshop tentang Caring berdasarkan teori Swanson dan manajemen perawatan luka modern kepada seluruh partisipan. Pada tahap ini juga dilakukan finalisasi format POS MPLM di RSUCND. Tahap action dimulai dengan melaksanakan empat kegiatan utama yang telah direncanakan sebelumnya. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah Universitas Sumatera Utara Peretemuan dengan Yayasan Cut Nyak Dhien Langsa, Direktur RSUCND beserta Kabid Keperawatan, yang dilaksanakan pada tanggal 26 April 2013, untuk menyampaikan tentang rencana penelitian action research. Beberapa hal yang ikut dibicarakan, berdasarkan masukan yang telah didapatkan dari perawat RSUCND tentang tidak adanya POS manajemen perawatan luka untuk diikuti oleh perawat dalam melaksanakan perawatan luka. Pembentukan tim perumus tentative, sekaligus menyampaikan kepada yayasan dan pihak manajemen tentang peluang melakukan perawatan luka modern di RSUCND, sehingga menjadi keunggulan pelayanan di RSUCND. Berdasarkan hasil diskusi Kepala Bidang Perawatan memberikan rekomendasi terhadap lima orang perawat untuk menjadi tim perumus penyusunan tentative POS MPLM. Tim akan bekerjasama dengan peneliti untuk menyusun format POS, yang digunakan untuk penelitian, sampai menghasilkan sebuah POS yang baku dan akan menjadi standar baru dalam melakukan perawatan luka modern di RSUCND. Kegiatan yang kedua adalah pembentukan tim penyusun tentative POS MPLM di RSUCND. Pertemuan dengan tim perumus dilakukan sebanyak tiga kali, dimulai dari Tanggal 29 April 2013, untuk membicarakan langkah-langkah dalam menyusun POS MPLM. Pertemuan ini dihadiri oleh kelima anggota tim. Setelah mendiskusikan dan mendapatkan penjelasan tentang rencana penyusunan POS, pertemuan berakhir dengan kesepakatan untuk tetap melakukan pertemuan setiap Hari Sabtu sampai tersusunnya POS MPLM. Universitas Sumatera Utara Tim kembali bertemu pada Tanggal 4 Mei 2013 menyusun POS MPLM dengan berpedoman pada beberapa referensi tentang perawatan luka modern dari beberapa sumber pustaka, diantaranya buku Wound care manual, ed 6 Carville, 2012, Perawatan luka diabetes Gitarja, 2008, dan Emperical development of a middle range theory of caring Swanson,1991. Setelah berdiskusi selama 60 menit, akhirnya tim menemukan format POS tentang manajemen perawatan luka modern dengan memasukkan nilai-nilai caring Swanson ke dalam format. Pertemuan berikutnya membahas kekurangan atau kelemahan dari format yang telah disusun. Pertemuan untuk peninjauan ulang format POS MPLM dilakukan tim pada Tanggal 11 Mei 2013. Saat pembahasan ditemukan ada dua langkah yang tersusun dalam format kurang jelas sehingga diberikan tambahan penjelasan dalam tanda kurung. Perbaikan dilakukan untuk item no 19 yaitu mengangkat jaringan mati, untuk lebih memberikan penjelasan maka di tambah slough dan necrotic. Sedangkan item no 21 yaitu memilih balutan sesuai jenis luka diberikan penjelasan tambahan berdasarkan jumlah cairan dan warna luka. Setelah mendapatkan pembahasan sebelumnya, pada tanggal 18 Mei 2013 tim dan peneliti melakukan pembahasan untuk finalisasi format POS MPLM yang akan di aplikasikan dalam perawatan luka di RSUCND. Pada pertemuan ini hanya menelaah form penyajian POS, sedangkan untuk konten isi tidak ada lagi yang diperbaiki. Pada pertemuan ini tim dan peneliti sudah sepakat untuk mengajukan ke pihak manajemen rumah sakit tentang format POS MPLM agar mendapatkan persetujuan, sehingga dapat dijalankan dalam perawatan luka di rumah sakit. Universitas Sumatera Utara Seminar dan workshop tentang Caring berdasarkan teori Swanson dan manajemen perawatan luka modern, merupakan kegiatan ke tiga. Setelah persiapan format POS MPLM selesai dilakukan, kegiatan yang tidak kalah penting adalah membuat Seminar dan workshop tentang Caring berdasarkan teori Swanson dan manajemen perawatan luka modern. Kegiatan ini dibuat pada tanggal 25 Mei 2013, dengan tujuan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan perawat di RSUCND khususnya tentang caring dan perawatan luka modern. Seminar dihadiri oleh 27 orang peserta sesuai daftar hadir lampiran 18 yang terdiri dari perawat RSUCND 9 orang, dan 18 orang yang lain adalah mahasiswa Akper dan Akbid STIKes Cut Nyak Dhien Langsa yang sedang melaksanakan praktek di rumah sakit. Kegiatan seminar dan workshop dilaksanakan dalam dua tahapan. Tahap pertama adalah seminar yang dimulai dari jam 9.30 WIB sampai dengan jam 12.30, dengan materi Proses penyembuhan luka dengan konsep moisture balance, dan Caring menurut Kristen. M. Swanson dan aplikasi dalam keperawatan. Materi disampaikan sendiri oleh peneliti. Tahap kedua adalah pelaksanaan workshop, dimulai dari jam 14.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Pada saat workshop peneliti di bantu oleh asisten untuk memperkenalkan modern dressing, aplikasi perawatan luka modern dengan memadukan nilai-nilai caring yang telah dipelajari sebelumnya. Pada saat workshop peserta dibagi menjadi dua kelompok sehingga semua mendapatkan kesempatan untuk melakukan redemonstrasi perawatan luka dengan mengaplikasikan nilai-nilai caring saat perawatan luka. Universitas Sumatera Utara Kegiatan berikutnya pada tahap action adalah aplikasi POS MPLM,oleh semua partisipan terhadapa pasien yang menjalani perawatan luka baik di ruang rawat inap dan ruang poli rumah sakit. Aplikasi POS MPLM dimulai dari tanggal 27 Mei sampai dengan 26 September 2013, seperti yang tertera dalam Tabel 4.6. Tabel 4.6. Aplikasi POS MPLM di RSUCND Langsa minggu pertama No Waktu Partisipan Jenis Luka Tempat rawat 1 27 sd 31 Mei 2013 Minggu I I sd XII Diabetic foot ulcer Diabetic foot ulcer Poli Ruang rawat inap 2 3 sd 9 Juni 2013 Minggu II I sd XII Diabetic foot ulcer Diabetic foot ulcer Poli Ruang rawat inap 3 12 sd 18 Agustus 2013 Minggu III I,II,V,VI,VII,X Luka bakar, Diabetic ulcer Diabetic foot ulcer Pressure ulcer Poli Ruang rawat inap 4 19 sd 24 Agustus 2013 Minggu IV III, IV,VIII,IX,XI,XII Luka bakar Venous ulcer Diabetic foot ulcer Pressure ulcer Poli Ruang rawat inap 5 26 sd 31 Agustus 2013 Minggu V I sd XII Diabetic foot ulcer Pressure ulcer Sellulitis Poli Ruang rawat inap 6 2 sd 7 September 2013 Minggu VI I sd IV Diabetic foot ulcer Pressure ulcer Poli Ruang rawat inap 7 9 sd 14 September 2013 Minggu VII V sd VIII Diabetic foot ulcer Pressure ulcer Poli Ruang rawat inap 8 18 sd 26 September 2013 Minggu VIII I sd XII Diabetic foot ulcer Pressure ulcer Veneous ulcer Poli Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa semua partisipan mendapatkan kesempatan untuk melakukan aplikasi POS MPLM sebanyak empat sampai lima kali dengan kasus-kasus yang bervariasi diantaranya diabetic foot ulcer, pressure ulcer, sellulitis, dan luka bakar. Minggu pertama ke-12 partisipan telah melakukan perawatan luka dan sebelumnya telah mendapat bimbingan dan role play. Walaupun demikian seluruh partisipan saat melakukannya masih terlihat kaku dan ragu-ragu. Pada setiap kesempatan setelah mengaplikasikan POS MPLM peneliti dan partisipan melakukan diskusi terkait pelaksanaan POS MPLM. Kasus yang dominan pada minggu pertama adalah adalah diabetic foot ulcer. Pada minggu kedua ke-12 partisipan masih mendapat kesempatan secara bergiliran dalam melakukan perawatan luka yang disesuaikan dengan jadwal dinas partisipan. Perawatan luka dilakukan diruang rawat inap, dan poli perawatan luka. sama halnya setiap selesai melakukan tindakan perawatan luka partisipan dan peneliti mendiskusikan tentang tindakan yang telah dilakukan. Aplikasi POS MPLM untuk minggu ketiga dimulai tanggal 12 sampai dengan 18 Agustus 2013. Penjadwalan aplikasi POS MPLM masih berdasarkan jadwal dinas partisipan. Pada minggu ketiga hanya enam partisipan yang mendapatkan kesempatan melakukan perawatan luka,dengan kasus yang lebih bervariasi yaitu luka bakar, pressure ulcer, dan diabetic foot ulcer. Masing- masing partisipan mendapatkan sekali kesempatan melakukan perawtan lukanya. minggu ketiga sudah mampu melakukan perawatan luka dengan menggunakan komunikasi yang lebih baik, sehingga tidak terkesan kaku. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan POS MPLM di minggu keempat dimulai dari tanggal 19 sampai dengan 24 Agustus 2013. Partisipan yang terlibat di minggu keempat adalah partisipan yang belum terlibat di minggu ketiga. Masing-masing partisipan mendapat sekali kesempatan melakukan perawatan luka seperti pressure ulcer, diabetic foot ulcer, venous ulcer, dan luka bakar. Diakhir kegiatan peneliti dan partisipan melakukan diskusi untuk mengevaluasi langkah-langkah dalam POS, dan menggali tingkat kemampuan partisipan dalam menjalankan POS tersebut. Hasil evaluasi sementara setelah tindakan dilakukan partisipan hanya mengeluhkan tahapan untuk berkomunikasi sesuai nilai-nilai caring yang masih sulit, karena belum terbiasa. Pelaksanaan POS MPLM minggu kelima yang dimulai dari Tanggal 26 sampai dengan 31 Agustus 2013, dilakukan oleh 12 partisipan. Pada minggu kelima jumlah kasus yang dirawat di poli dan ruang rawat inap bertambah, sehingga ke-12 partisipan mendapatkan kesempatan untuk mengaplikasikan POS MPLM. Pada minggu kelima peneliti hanya menjadi pendamping sambil melakukan observasi. Diskusi diakhir kegiatan perawatan luka tetap menjadi hal yang dilaksanakan. Memasuki minggu keenam Aplikasi POS MPLM oleh enam partisipan yang dimulai dari Tanggal 2 sampai dengan 7 September 2013, telah melakukan perawatan luka terhadap enam pasien dengan kasus pressure ulcer, dan diabetic foot ulcer. Pengamatan peneliti menunjukkan kemampuan keterampilan partisipan telah meningkat terutama dalam hal komunikasi saat melakukan tindakan. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan POS MPLM minggu ketujuh dimulai dari tanggal 9 sampai dengan 14 September 2013, dilakukan oleh empat orang partisipan. Distribusi kasus luka pada minggu ketujuh sama dengan minggu sebelumnya yaitu kasus pressure ulcer, dan diabetic foot ulcer. Pada minggu kedelapan yang dimulai dari tanggal 18 sampai 26 September 2013, melibatkan seluruh partisispan, sesuai dengan perencanaan peneliti untuk melakukan observasi tindakan perawatan luka yang dilakukan dengan partisipan dengan menggunakan format observasi. Pada minggu terakhir pengelolaan kasus yang dilakukan masih identik dengan minggu sebelumnya, hanya ada satu penambahan kasus yaitu venous ulcer. Tahap Observation merupakan tahapan yang sebenarnya dilakukan secara bersamaan pada saat tahap action dikerjakan. Observasi telah dilakukan pada 12 orang partisipan saat melakukan perawatan luka baik di poli perawatan, maupun di Ruang Rawat RSUCND. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi lampiran 1d, untuk menilai kemampuan partisipan dalam menjalankan POS MPLM. Observasi dilakukan sebanyak dua kali, dan hasil observasi yang diambil menjadi data awal, dan observasi terakhir menjadi nilai yang digunakan untuk data sesudah pelaksanaan tindakan setelah pelatihan. Tahap Reflection, adalah tahapan akhir dari siklus action research yang bertujuan untuk melakukan analisa, sintetis, interpretasi, dan menyimpulkan hal- hal penting. Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah focus group disscation FGD dengan 5 orang partisipan yang telah mengikuti seluruh tahapan pada penelitian tentang manajemen perawatan luka modern di RSUCND. Universitas Sumatera Utara Kegiatan FGD dilakukan pada tanggal 28 September 2013 bertempat di Poli Perawatan Luka Edwcare RSUCND Langsa. Data-data yang didapatkan selama kegiatan FGD berlangsung adalah: 1 Pengalaman partisipan setelah menggunakan POS MPLM, 2 Faktor pendukung saat aplikasi POS MPLM, 3 Kendala selama aplikasi POS MPLM 4 Usaha mengatasi kendala aplikasi POS MPLM, dan 5 Manfaat yang dirasakan saat aplikasi POS MPLM dan harapan partisipan. 1 Pengalaman partisipan setelah menggunakan POS MPLM Pengalaman yang dirasakan oleh partisipan saat menggunakan POS MPLM adalah adanya perbedaan dalam melakukan perawatan luka di RSUCND, bila dibandingkan dengan tata cara sebelum POS MPLM dilaksanakan. Perubahan yang dirasakan tidak hanya ketika merawat luka tetapi hubungan yang terbina dengan pasien pun menjadi lebih baik. Beberapa kutipan wawancara saat FGD dengan partisipan : “ ………Alhamdulillah pak, lebih baik karena sudah ada langkah- langkah prosedur yang jelas, apa yang harus dilakukan selama melakukan perawatan luka”P2, L13. “……….saya sangat senang dengan cara atau prosedur yang telah ada untuk merawat luka, apa laginilai-nilai caringnya lebih mempererat hubungan kita dengan pasien ”P4, L19. Partisipan lain juga merasakan hal yang tidak berbeda, selama melakukan perawatan luka dengan mengaplikasikan POS MPLM, peran perawat lebih dirasakan, seperti kutipan wawancara dibawah ini : “………lebih terlihat professional pak, pasien juga merasa lebih nyaman pak ”P5, L22. Universitas Sumatera Utara 2 Faktor pendukung saat aplikasi POS MPLM Partisipan merasakan bahwa pelaksanaan POS MPLM akan bisa tetap diteruskan di RSUCND, karena keterlibatan dan dukungan yayasan dan manajemen RSUCND seperti ungkapan partisipan saat FGD dibawah ini : “hal yang mendukung menurut saya pak rencana pelaksanaan prosedur perawatan luka modern telah mendapat persetujuan dari bapak ketua yayasan dan merencanakan akan meng SK kan prosedur baru ini pak” P1, L35. Pernyataan tentang dukungan yang diberikan oleh pihak yayasan dan direktur RSUCND juga diungkapkan oleh partisipan lain. Mereka berharap proses pelaksanaan POS MPLM dapat terus dilaksanakan di RSUCND, seperti cuplikan wawancara dibawah ini : “………saya juga senang selama ini telah terlihat adanya dukungan bapak ketua yayasan dan direktur untuk pelaksanaan perawatan luka modern, seperti bahan-bahan yang diperlukan sudah mulai diadakan sehingga manajemen perawatan luka modern dapat terus dilaksanakan” P2, L39 3 Kendala selama aplikasi POS MPLM Hasil wawancara dengan partisipan juga merasakan adanya kendala- kendala selama malaksanakan POS MPLM. Partisipan merasakan kendala saat menjalankan POS MPLM adalah komunikasi dan adaptasi dengan pasien, karena belum terbiasa. Kutipan wawancara saat FGD adalah sebagai beriku : “……..mungkin hal yang sulit adalah beradaptasi dengan pasien pak, untuk membina kepercayaan dengan pasien sama kita”P1, L35. “……..saya berpikir ini hanya karena belum biasa kita lakukan, tapi nanti dengan berjalannya waktu pasti akan terbiasa pak ”P3, L49. Universitas Sumatera Utara 4 Usaha mengatasi kendala aplikasi POS MPLM Untuk mengatasi kendala yang ditemukan terutama dalam hal komunikasi dan beradaptasi dengan pasien seperti yang dirasakan partisipan adalah melakukan dan membiasakannya melakukan perawatan luka seperti yang dijalankan menurut POS MPLM. Hal ini disampaikan oleh partisipan saat FGD, seperti kutipan dibawah ini: “……Sama pak dengan teman yang lain, harus dibiasakan, sering melakukan diskusi seperti yang sering kita lakukan selama ini setelah selesai melakukan perawatan luka” P5, L57 5 Manfaat yang dirasakan saat aplikasi POS MPLM dan harapan partisipan Aplikasi POS MPLM telah memberikan banyak manfaat baik bagi partisipan maupun pasien, seperti kutipan wawancara dengan partisipan dibawah ini : “………Alhamdulillah pak pasien merasa nyaman, jadi saya jelaskan kita buka verban tiga hari sekali, sifatnya pun waktu kita buka verban tidak lengket, sebelumnya waktu dibuka lengket, jadi pasien merasa sakit waktu di buka verban. Mungkin itu yang membuat pasien nyaman atau pun senang sama kita pak ”P1, L67. “………ya pak pasien sangat senang dengan cara perawatan yang kita lakukan, terutama saat mencuci luka, pasien merasa diperlakukan sangat baik, kalau selama ini hanya siram-siram aja dengan air infuse katanya pak ”P4, L71. Partisipan lain juga mengungkapkan bahwa pelaksanaan POS telah memberikan keuntungan dan manfaat untuk mengurangi rutinitas kerja perawata selama berdinas, seperti cuplikan wawancara dibawah ini : Universitas Sumatera Utara “………sama pak, tapi kita juga bisa mengurangi rutinitas untuk ganti verban tiap hari, jadi kalau konsep modern ini kita ganti tiga atau empat hari sekali, jadi itu sangat baik bagi kami pak ” P5, L76. Manfaat yang paling penting juga dirasakan oleh partisipan yaitu manfaat mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Hal ini dapat terlihat dari kutipan wawancara dengan partisipan seperti dibawah ini : “………selama kita menjalankan protap tentang perawatan luka modern, tentunya pengetahuan, keterampilan, dan sikap menjadi lebih baik dan semakin tahu cara merawat luka yang baik.yang lebih penting saat kita merawat lukanya kita terbiasa dengan berkomunikasi dan urutan langkah perawatan sudah sangat tepat, cuma kurangnya hanya pada alat dan bahan atau balutan modernnya kurang bervariasi ”P2, L 94. Penerapan POS MPLM di RSUCND membawa harapan baru bagi perawat rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang lebih prima terutama dalam hal perawatan luka. Harapan yang disampaikan partisipan adalah manajemen rumah sakit dapat mempertahankan penerapan perawatan luka modern di RSUCND walaupun penelitian sudah selesai dilakukan, dan dapat meningkatkan perawat luka dengan mengirimkan perawat untuk mengikuti pelatihan perawatan luka bersertifikat. Hal ini disampaikan oleh partisipan dalam wawancara seperti di bawah ini: “……..kami berharap supaya pihak manajemen rumah sakit dapat mensupport kita untuk tetap menjalankan protapyang telah kita susun, kami juga berharap supaya kemampuan kami tentang perawatan luka dapat ditingkatkan dengan mengirim kami mengikuti pelatihan CWCC seperti yang telah bapak buat di STIKes ” P4, L157. Hasil observasi tindakan, penyebaran kuesioner tingkat pengetahuan perawat tentang perawatan luka modern, pengetahuan perawat tentang prilaku caring, menunjukkan adanya perubahan signifikan setelah pelatihan dan role play Universitas Sumatera Utara dilaksanakan pada setiap perawatan luka. Hasil uji statistik deskriptif terhadap keterampilan perawat setelah melakukan POS MPLM, dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini: Tabel 4.7.