Sedangkan  menurut    Carville  2012,  ada  dua  faktor  yang  dapat menghambat  penyembuhan    luka  yaitu    factor  umum  yang  meliputi:  umur,
penyakit  penyerta,  perfusi  yang  buruk,  malnutrisi,  index  massa  tubuh  ekstrim, gangguan  sensasi  atau  gerakan,  depresi,  cemas,  kelelahan,  terapi    radiasi,
merokok, dan obat. Sedangkan faktor  lokal berupa :  manajemen perawatan luka, kelembaban luka, suhu dan PH luka, infeksi, tekanan, gesekan, tarikan, dan  benda
asing.
2.8 Konsep Perawatan Luka Konvensional
Konsep  perawatan  luka  konvensional  menurut  Aswadi  2008  adalah perawatan  luka  di  mana  teknik  yang  digunakan  masih  alami  dan  tradisional,
belum  dikembangkan  secara  modern  yang  bertujuan  untuk  menyembuhkan  luka secara  bertahap  dan  prosesnya  lama  tergantung  luka  yang  di  derita.  Langkah
perawatan yang dilakuan adalah sebagai berikut : jelaskan prosedur kepada klien, siapkan  peralatan  yang  diperlukan  di  meja  jangan  membuka  peralatan,  ambil
kantung plastik dan buat lipatan diatasnya. Selanjutnya tutup ruangan dengan tirai, bantu  klien  pada  posisi  nyaman.  Perawat  mencuci  tangan  secara  menyeluruh,
meletakkan bantalan tahan air dibawah klien, gunakan sarung tangan bersih sekali pakai  dan  lepaskan  plester,  lepaskan  plester  dengan  melepaskan  ujung  dan
menariknya  dengan  perlahan,  sejajar pada  kulit dan mengarah pada  balutan bila masih  terdapat  plester  pada  kulit,  dapat  dibersihkan  dengan  aseton.  Angkat
balutan  secara  perlahan  dengan  menggunakan  forsep  atau  pinset,  jika  balutan lengket  pada  luka,  jangan  dibasahi,  pertahan  lepaskan  balutan  dari  eksudat  yang
mengering. Observasi  karakteristik  dan  jumlah  drainase  pada  balutan,  buang
Universitas Sumatera Utara
balutan  kotor  pada  nierbekken  atau  kantung  plastik,  hindari  kontaminasi permukaan luar kantung Aswadi, 2008.
Lepaskan  sarung  tangan  dengan  menarik  bagian  dalam  keluar,  membuka nampan balutan steril. Membuka larutan antiseptik lalu tuang ke dalam kom steril
atau  kasa  steril,  pakai  sarung  tangan  steril,  inspeksi  luka.  perhatikan  kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan karakteristik drainase palpasi bila perlu, dengan
bagian tangan non dominan yang tidak akan menyentuh bahan steril. Bersihkan
luka  dengan  larutan  antiseptik  atau  lanrtan  normal  satin.  Bersihkan  dari  daerah yang kurang terkontaminasi ke area terkontaminasi Aswadi, 2008.
Setelah  luka  selesai  di  bersihkan  dilanjutkan  dengan  menggunakan  kasa yang basah tepat pada permukaan luka. Bila luka dalam secara perlahan masukkan
kasa  ke  dalam  luka  sehingga  semua  permukaan  luka  kontak  dengan  kasa  basah. Pasang  kasa  steril  kering  diatas  kasa  basah,  tutup  dengan  kasa,  surgipad,  dan
pasang  plester diatas balutan Aswadi, 2008. 2.9 Konsep Perawatan Luka Modern
Saat  ini  Konsep  perawatan  luka  modern  adalah  konsep  perawatan  luka yang  berbasis  lembab  atau  moisture  balance.  Konsep  atau  prinsip  lembab  ini
pertama  sekali  diperkenalkan  oleh  Winter  1962  dengan  menunjukkan penggunaan occlusive dressing meningkatkan proses penyembuhan dua kali lipat
dibandingkan  dengan  membiarkan  luka  tetap  terbuka.  Beberapa  studi  telah menunjukkan  bahwa  lingkungan  lembab   mempercepat  proses  epitelisasi  dan
untuk  menciptakan  lingkungan  lembab  dapat  dilakukan  dengan  menggunanakan
Universitas Sumatera Utara
balutan  semi  occlusive, full  occulisive dan  impermeable dressing.  Schultz, et al. 2005.
2.10  Jenis-jenis Topikal Terapi
Dressing
Bahan  topikal  terapi  yang  dapat  digunakan  untuk  penatalaksanaan perawatan  luka  adalah:  calcium  alginate,  hidrokoloid,  hidroaktif  gel,
antimicobacterial,    gamgee,  polyurethane  foam,  dan  silver  dressing  Templeton, 2005.  Dressing  atau  balutan  yang  baik  harus  mampu  menyerap  eksudat,
mempertahankan lingkungan luka yang lembab, memungkinkan terjadi pertukaran gas,  mempertahankan suhu luka,  menjaga   kondisi    pathogen,  mencegah infeksi,
tidak    mengeluarkan  racun,  tidak  menimbulkan  reaksi  alergi,  mencegah  trauma, tidak merusak jaringam mudah dibuka tanpa menimbulkan trauma baru jaringan,
mudah  digunakan,  nyaman  digunakan,  sesuai  dengan  bagian  tubuh,  tidak mengganggu fungsi tubuh, biaya efektif Carville, 2012.
Poerwantoro 2013 menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan  balutan  adalah  jenis  luka,  deskripsi  luka,  karakteristik  luka,  profil
bakteri. 2.11  Keuntungan Perawatan Luka Modern
Keuntungan perawatan  luka modern adalah mempercepat proses  fibrinolisis, Angiogenesis, menurunkan infeksi, mempercepat pembentukan growth factor, dan
mempercepat sel aktif untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Inilah yang tidak ditemukan pada pertawatan luka konvensional, karena sesuai dengan konsep
Universitas Sumatera Utara
enzyme  proteolitik  kurang  aktif  bekerja  pada  kondisi  kering  atau  tidak  lembab Gitarja, 2008.
Keuntungan    konsep  lembab  ini  adalah  membuat  lingkungan  yang mempercepat re-epitalisasi, menjaga kelembaban  akan menurunkan infeksi, dasar
luka  yang  lembab  dapat  merangsang  pengeluaran  growth  factor  yang mempercepat proses penyembuhan luka Halim, Khoo  Saad, 2012. Perawatan
luka  lembab  telah  popular  dilakukan  karena  telah  terbukti  dapat  meningkatkan penyembuhan,  mengurangi  rasa  sakit  dan  ketidaknyamanan  dan  mengurangi
tingkat infeksi Dowset, 2011. Keunggulan  lain  dari  perawatan  luka  modern  adalah  mengurangi  infeksi
dan  infeksi  silang,  mengurangi  jaringan  parut,  mengurangi  waktu  perawatan  dan mengganti balutan, serta mengurangi biaya Slater, 2008.
2.12  Konsep
action Research
Penelitian  yang  akan  diteliti  ini  akan  menggunakan  action  research sebagai  methodelogi,  karena  dapat  memberdayakan  partisipan,  menghasilkan
pengetahuan baru, sehingga akan terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai  dengan  yang  dijabarkan  oleh  Polit  dan  Beck  2008,  penelitian  ini  tidak
hanya  menghasilkan  pengetahuan  tetapi  juga  ada  tindakan  dan  peningkatan kesadaran untuk merubah.
2.13. Pengertian action Research