Uji Normalitas Statistik Deskriptif Analisis Trend

lanjutan tabel 3. dan sesudah privatisasi Return On Equity ROE x 100 Rasio Cash Ratio x 100 \ Rasio Current Ratio x 100 Rasio Total Asset Turn Over x 100 Rasio TMSTTA x 100 Rasio Debt Equity Ratio x 100 Rasio Debt Total Assets x 100 Rasio

3.4.3 Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui kenormalan data dengan hipotesis. Kolmogorov-Smirnov digunakan karena jumlah data penelitian kurang dari 30. Intrepretasi output dari Kolmogorov-Smirnov menggunakan level of significant 5 . Intrepretasi outputnya Nugroho, 2006, sebagai berikut: Ho = Data variable tidak terdistribusi secara normal. Ha = Data variabel terdistribusi secara normal. Pedoman yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesa adalah: 1. Ho diterima jika nilai p-value pada kolom Sig.2-tailed level of significant . 2. Ha diterima jika nilai p-value pada kolom Sig.2-tailed level of significant .

3.4.4 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan karakteristik mengenai nilai rata-rata dari return on equity, return on assets, current ratio, total asset turnover, dan debt to equity ratio dan debt to total assets sebelum dan sesudah privatisasi.

3.4.5 Analisis Trend

Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atas peramalan pada masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan program minitab 15 untuk menganalisa trend dari kinerja keuangan perusahaan. Secara umum untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi data yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap perubahan tersebut. 3.4.6 Uji Paired-Samples t Test Selanjutnya setelah melakukan uji normalitas data dilanjutkan dengan uji Paired-Samples t Test untuk menguji hipotesis. Uji Paired-Samples t Test digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaaan rata-rata dua sampel bebas. Dua Sampel yang dimaksud di sini adalah sampel yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda. Data perlakuan yang berbeda dalam penelitian ini adalah sampel pertama sebelum dilakukan IPO dan sampel kedua setelah dilakukan IPO, sehingga output-nya akan terlihat ada atau tidaknya perbedaan rata-rata dari kinerja keuangan Wijaya Karya sebelum dan sesudah privatisasi. Sehingga berdasarkan kesimpulan dan teori-teori sebelumnya maka hipotesis penelitian yang akan diuji adalah: Ho1: Diduga tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Equity Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ha1: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Equity Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO Ho2: Diduga tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Assets Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ha2: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Return On Assets Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ho3: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Cash Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ha3: Diduga Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Cash Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ho4: Diduga tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Current Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ha4: Diduga Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Current Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ho5: Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Asssets Turn Over Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ha5: Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Asssets Turn Over Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ho6: Tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ha6: Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Total Modal Sendiri Terhadap Total Aset Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ho7: Diduga tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Equity Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ha7: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Equity Ratio Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ho8: Diduga tidak Terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Total Assets Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Ha8: Diduga terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata Debt Total Assets Wijaya Karya antara sebelum privatisasi dengan sesudah privatisasi melalui IPO. Intrepretasi output dapat dilihat dari nilai t dan Sig.2-tailed. Kesimpulan dapat diambil melalui penerimaan dan penolakan hipotesis yang diusulkan Nugroho, 2006, yaitu: 1. Ho diterima jika t-hitung t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig.2-tailed level of significant . 2. Ha diterima jika t-hitung t-tabel, atau nilai p-value pada kolom Sig.2-tailed level of significant .

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Definisi Objek Penelitian 4.1.1 Profil Wijaya Karya Sejarah Wijaya Karya WIKA dimulai 52 tahun yang lalu ketika pemerintah Republik Indonesia menasionalisasikan perusahaan Belanda yang bernama Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 5 tanggal 11 Maret 1960, WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Seiring dengan upayanya untuk terus-menerus bertransformasi, WIKA terus mencari jalan untuk memperluas operasinya.Tidak puas hanya menjadi sub-kontraktor dari kontraktor- kontraktor besar, WIKA pun berkembang menjadi pemborong pemasangan jaringan listrik tegangan rendah, menengah dan tinggi di akhir dasawarsa 1960-an. Kemudian, pada awal 1970, WIKA memperluas usahanya menjadi perusahaan kontraktor sipil dan bangunan perumahan. Keinginan untuk terus berinovasi dan bertumbuh mendorong perusahaan kembali memasuki babak baru, yakni dengan berganti status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya Persero atau WIKA Perseroan melalui Akta No. 110 tanggal 20 Desember 1972, yang dibuat di hadapan Notaris Djojo Muljadi di Jakarta. Perubahan status perusahaan tersebut memacu WIKA untuk terus berkembang, baik dari segi kemampuan sumber daya manusia, bidang usaha, dan jangkauan operasinya. WIKA mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta, yang sekarang berubah menjadi Bursa Efek Indonesia BEI, pada tanggal 29 Oktober 2007. Kode saham Perseroan di bursa adalah WIKA. Pencatatan saham ini berhasil dilakukan berkat adanya persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia DPR RI No. KD. 013406DPRRI2007 tanggal 26 April 2007, dan Rapat Pemegang Saham Luar Biasa No. RIS-15D2.MBU2007, yang diselenggarakan pada tanggal 14 Juni 2007 serta surat persetujuan Menteri Negara BUMN No. F-