58
ini menunjukkan bahwa meskipun kualitas hidup manusia semakin baik namun peningkatan kualitasnya melambat.
Sumber: BPS, diolah Gambar 16 Perkembangan shortfall IPM Provinsi Lampung tahun 1996-2010.
Secara umum, perkembangan IPM dari tahun ke tahun merupakan indikasi kinerja pembangunan manusia di suatu wilayah. Jika melihat capaian IPM
menurut kabupatenkota, terlihat perbedaan yang signifikan antara wilayah kabupaten dengan kota. Kota Metro merupakan wilayah yang memiliki peringkat
IPM tertinggi secara umum. IPM Kota Metro di tahun 2010 mencapai 76,25 dan diikuti oleh Kota Bandar Lampung yaitu 75,70. Sedangkan capaian IPM terendah
berada di kabupaten Mesuji yang merupakan kabupaten pecahan dari Kabupaten Tulang Bawang yaitu sebesar 67,49.
Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2011a Gambar 17 Indeks Pembangunan Manusia menurut kabupatenkota di Provinsi
Lampung tahun 2008-2010
-5,00 -4,00
-3,00 -2,00
-1,00 0,00
1,00 2,00
3,00
96-99 99-02
02-04 04-05
05-06 06-07
07-08 08-09
09-10
-4,73 2,52
2,53 1,42
1,70 1,31
1,72 2,12
1,69
64 66
68 70
72 74
76 78
2008 2009
2010
IPM
59
4.3.1. Pendidikan
Keberhasilan pembangunan dalam bidang pendidikan saat ini merupakan indikasi dari keberhasilan perencanaan di masa lalu. Program-program
pembangunan bidang pendidikan telah diekspansi dalam berbagai bentuk diantaranya Bantuan Operasional Sekolah BOS, rehabilitasi gedung-gedung
sekolah, penambahan ruang kelas dan unit sekolah baru hingga meningkatkan kesejahteraan para pendidik.
Rata-rata lama sekolah merupakan salah satu indikator modal manusia. Semakin lama seseorang bersekolah, semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan
maka modal yang dimilikinya akan semakin banyak. Rata-rata lama sekolah di daerah Kota Bandar Lampung dan Metro jauh lebih tinggi dibandingkan wilayah
kabupaten yaitu masing-masing 9,90 dan 9,81 tahun sedangkan untuk wilayah kabupaten, secara rata-rata delapan kabupaten hanya 7,39 tahun Gambar 18.
Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2011a Gambar 18 Rata-rata lama sekolah menurut kabupatenkota di Provinsi Lampung
tahun 2008-2010. Perkembangan di dunia pendidikan membawa dampak positif terhadap
penuntasan buta huruf. Jumlah penduduk yang buta huruf di Provinsi Lampung terus berkurang di tiap kelompok usia Gambar 19. Secara umum pada penduduk
berusia 15 tahun ke atas, persentase penduduk yang buta huruf berkurang dari 8,35 persen di tahun 2003 menjadi 5,36 persen di tahun 2010. Jika mengkaji
jumlah penduduk buta huruf berdasarkan kelompok usia, kelompok usia 15-44 tahun persentasenya berkurang dari 2,76 persen di tahun 2003 menjadi 0,63
2 4
6 8
10 12
2008 2009
2010
Tahun
60
persen di tahun 2010 sedangkan kelompok usia yang paling besar persentase buta hurufnya adalah usia di atas 45 tahun dan mengalami penurunan persentase
penduduk yang buta huruf dari 22,95 persen menjadi 15,53 persen.
Sumber: BPS, 2012 Gambar 19 Persentase penduduk buta huruf Provinsi Lampung tahun 2003-2010.
4.3.2. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam membangun kualitas manusia. Manusia yang sehat dapat berperan aktif dalam
pembangunan dengan segala potensi yang dimilikinya.
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti
angka kematian bayi, angka kematian balita dan angka harapan hidup. Salah satu indikator yang mampu menggambarkan secara keseluruhan
keadaan sosial, ekonomi dan lingkungan bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatan adalah angka kematian bayi usia 0-11 bulan dan balita 12-59 bulan.
Bayi dan balita merupakan bagian dari masyarakat yang paling rentan terhadap penyakit, sehingga kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada keadaan
lingkungan dimana mereka dilahirkan dan bertumbuh. Angka kematian bayi dan balita terus mengalami penurunan di Provinsi Lampung, hingga tahun 1999 angka
kematian bayi mencapai 46 per 1000 bayi dan angka kematian balita mencapai 60 per 1000 balita lihat Gambar 20.
8,35 6,92
7,15 7,16
6,87 6,37
5,63 5,36
2,76 1,89
2,13 2,12
2,33 0,97
0,68 0,63
22,95 20,2
19,29 19,64
17,15 18,08
16,13 15,53
5 10
15 20
25
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
15+ 15-44
45+
61
Sumber: BPS, 2012 Gambar 20 Angka kematian bayi dan balita di Provinsi Lampung 1971-1999.
Angka harapan hidup adalah rata-rata perkiraan banyak tahun yang ditempuh oleh seseorang selama hidup. Indikator ini digunakan untuk
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam bidang kesehatan. Gambar 21 memperlihatkan perkembangan angka harapan hidup di Provinsi Lampung selama
periode 2002-2010. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa angka harapan hidup di Lampung mengalami peningkatan. Tahun 2010 harapan hidup mencapai
hampir 70 tahun sedangkan di tahun 2002 hanya 66 tahun.
Sumber: BPS, berbagai tahun. Gambar 21 Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi Lampung 2002-2010.
146 99
69 38,1
48,2 46
218 143
96 57,6
64 59,8
50 100
150 200
250
1971 1980
1990 1994
1997 1999
Angka Kematian Bayi Angka Kematian di bawah Usia Lima Tahun
66,1 67,6
68 68,5
68,77 69
69,25 69,5
65 65,5
66 66,5
67 67,5
68 68,5
69 69,5
70
2002 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
62
4.3.3. Daya Beli
Kemampuan masyarakat untuk membelanjakan pendapatannya tercermin dalam pengeluaran riilnya. Pengeluaran riil masyarakat Lampung periode 2002-
2010 mengalami peningkatan yang cukup berarti Gambar 22, namun daya beli ini mengalami perlambatan peningkatan pada periode 2009-2010. Kemampuan
daya beli di tahun 2009 mencapai 617,42 ribu Rupiah hanya meningkat 1.210 Rupiah di tahun 2010 menjadi 618,63 ribu Rupiah.
Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2011a Gambar 22 Pengeluaran riil penduduk Provinsi Lampung tahun 2002-2010
4.4. Kemiskinan
Salah satu tujuan utama pembangunan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang lebih sejahtera berarti pembangunan mampu
mengentaskan kemiskinan. Pembangunan yang dilaksanakan telah berhasil menurunkan kemiskinan dari 1,78 juta jiwa di tahun 2000 menjadi 1,35 juta jiwa
di tahun 2010 Gambar 23. Secara persentase penurunan yang terjadi cukup drastis, yakni dari 26,6 persen menjadi 17,76 persen. Meskipun secara tren terjadi
penurunan namun terdapat fluktuasi pada periode 2005-2006 ketika persentase penduduk miskin meningkat dari 21,42 persen menjadi 22,77 persen. Kemiskinan
meningkat akibat kebijakan pengurangan subsidi BBM di tahun 2005 yang menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan tidak mampu memenuhi
kebutuhan minimumnya.
583,3 604,8
605,1 607
610,09 615,03
617,42 618,63
560 570
580 590
600 610
620 630
2002 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
ribu Rp.
63
Sumber: BPS, 2000-2010 Gambar 23 Jumlah penduduk miskin dan persentase penduduk miskin Provinsi
Lampung tahun 2000-2010. Pendidikan memiliki keterkaitan dengan tingkat kemiskinan. Berdasarkan
tingkat pendidikan yang ditamatkan, sebagian besar penduduk miskin hanya tamat SD dan SLTP. Sebanyak 51,81 persen penduduk yang tergolong miskin
berpendidikan antara SD dan SLTP, 39,49 persen tidak tamat SD, dan sisanya 8,7 persen tamat SLTA ke atas. Komposisi ini tidak jauh berbeda di tiap
kabupatenkota, dimana sebagian besar berpendidikan SD dan SLTP Tabel 8. Tabel 8
Persentase penduduk miskin Provinsi Lampung menurut pendidikan yang ditamatkan tahun 2010
Kabupatenkota Tidak pernah
sekolahTidak Tamat SD
Tamat SD dan SLTP
Tamat SLTA ke
atas 1. Kabupaten Lampung Barat
2. Kabupaten Tanggamus 3. Kabupaten Lampung Selatan
4. Kabupaten Lampung Timur 5. Kabupaten Lampung Tengah
6. Kabupaten Lampung Utara 7. Kabupaten Way Kanan
8. Kabupaten Tulang Bawang 9. Kabupaten Pesawaran
10. Kabupaten Pringsewu 11. Kabupaten Mesuji
12. Kabupaten Tulang Bawang Barat 13. Kota Bandar Lampung
14. Kota Metro 39,17
36,23 36,69
40,46 39,59
40,85 44,59
35,04 45,51
36,45 46,96
45,73 37,71
34,09 57,52
57,48 53,70
50,33 50,37
49,99 49,69
59,27 49,35
56,15 50,00
50,45 48,06
48,16 3,31
6,29 9,60
9,21
10,03 9,16
5,72 5,70
5,10 7,40
3,04 3,82
14,23 17,74
Provinsi Lampung 39,49
51,81 8,70
Sumber: BPS, 2011
1776,13 1650,7
1567,9 1567 1572,6 1638 1661,7 1597,8
1496,9 1351,7
26,6 24,06
22,63 22,22 21,42
22,77 22,19 20,93
19,34 17,76
15 17
19 21
23 25
27 29
15 515
1015 1515
2015
2000 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk Miskin
ribu jiwa