37
III. METODE PENELITIAN
3.1. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari berbagai lembaga pemerintah seperti Badan Pusat Statistik BPS,
Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM dan Kementrian Keuangan Republik Indonesia Kemenkeu. Data yang digunakan antara lain PDRB Provinsi
Lampung, PDRB kabupatenkota se-Provinsi Lampung, Survei Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS dan data Potensi Desa PODES. Data APBD didapat dari
Kementrian Keuangan Republik Indonesia sedangkan data investasi swasta diperoleh melalui BKPM. Periode yang diteliti mulai tahun 2004 hingga 2010.
Data PDRB yang digunakan berdasarkan hasil perhitungan BPS yang diterbitkan dalam berbagai publikasi. Nilai PDRB yang digunakan dalam berbagai
perhitungan meliputi PDRB yang memasukkan unsur minyak dan gas bumi migas dan tanpa memasukkan unsur migas. PDRB juga ditampilkan dengan
membedakan menjadi PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000.
Data konsumsi rumah tangga dikumpulkan oleh BPS setiap tahun melalui SUSENAS Kor dan setiap tiga tahun sekali melalui SUSENAS Modul Konsumsi.
Pendapatan rumah tangga dihitung melalui pendekatan pengeluaran, yang dianggap
lebih mencerminkan
keadaan sebenarnya.
Dalam Program
Penanggulangan Kemiskinan Kabinet Indonesia Bersatu II Kemeninfo, 2011 pemerintah menyatakan beberapa alasan mengapa pengeluarankonsumsi
merupakan indikator yang lebih baik untuk mengukur kemiskinan, yaitu karena: 1. Bagi masyarakat miskin yang tidak memiliki pendapatan tetap, lebih mudah
menanyakan jenis barang termasuk makanan dan jasa yang telah dikonsumsi atau dibelanjakannya.
2. Lebih mudah mengkonversi jenis makanan yang dikonsumsi menjadi tingkat kalori yang dikonsumsi. Informasi mengenai tingkat kalori yang dikonsumsi
menjadi penting karena tingkat kemiskinan dihubungkan dengan seberapa besar kalori yang dikonsumsi. Batas kemiskinan adalah terpenuhinya
kebutuhan dasar makanan minimal yaitu 2100 kalori per orang.
38
3. Dalam jangka menengah, tingkat pendapatan penduduk miskin akan sama dengan tingkat konsumsinya. Hal ini dikarenakan penduduk miskin tidak
mempunyai kelebihan pendapatan yang dapat ditabung.
3.2. Metode Analisis 3.2.1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis sederhana yang bertujuan mendeskripsikan melalui berbagai tabel dan grafik. Analisis deskriptif dalam
penelitian ini digunakan untuk melihat dinamika pertumbuhan ekonomi, pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan di Provinsi Lampung selama
periode penelitian.
3.2.2. Analisis Regresi Data Panel
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel pada level kabupaten. Data panel adalah data yang memiliki dimensi ruang individu dan
waktu Gujarati, 2004. Dalam data panel, data cross section yang sama diobservasi menurut waktu. Baltagi 2005 mengungkapkan bahwa penggunaan
data panel memberikan banyak keuntungan, diantaranya sebagai berikut: 1. Mampu mengontrol heterogenitas individu. Estimasi yang dilakukan dapat
secara eksplisit memasukkan unsur heterogenitas individu. 2. Dapat memberikan data yang informatif, mengurangi kolinearitas antar
peubah, meningkatkan derajat bebas dan lebih efisien. 3. Lebih baik untuk studi dynamics of adjustment. Karena berkaitan dengan
observasi cross section yang berulang, maka data panel lebih baik dalam mempelajari perubahan dinamis.
4. Lebih baik dalam mengidentifikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat diatasi dalam data cross section saja atau data time
series saja.
Selain manfaat yang diperoleh, metode data panel juga memiliki keterbatasan di antaranya adalah:
1. Masalah dalam desain survei panel, pengumpulan dan manajemen data. Masalah yang umum dihadapi diantaranya: cakupan coverage,
nonresponse , kemampuan daya ingat responden recall, frekuensi dan
waktu wawancara.