Provinsi Lampung 1. Gambaran Umum

52 Tahun 1964 pada tanggal 18 Maret 1964 status karesidenan ditingkatkan menjadi provinsi. Secara administratif Provinsi Lampung dibagi dalam 12 kabupaten dan 2 kota dengan luas wilayah masing-masing kabupatenkota seperti terlihat pada Tabel 6. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten dengan wilayah terluas sebesar 7.770,84 kilometer persegi 19,77 persen sedangkan kabupaten terkecil adalah Kabupaten Pringsewu dengan luas wilayah 625,00 kilometer persegi 1,59 persen. Sedangkan untuk wilayah kota, Kota Bandar Lampung dan Kota Metro hanya meliputi wilayah seluas 192,96 kilometer persegi 0,49 persen dan 61,79 kilometer persegi 0,16 persen. Tabel 6 Ibukota dan luas wilayah kabupatenkota di Provinsi Lampung Kabupatenkota Ibukota Luas Wilayah Km 2 1. Kabupaten Lampung Barat 2. Kabupaten Tanggamus 3. Kabupaten Lampung Selatan 4. Kabupaten Lampung Timur 5. Kabupaten Lampung Tengah 6. Kabupaten Lampung Utara 7. Kabupaten Way Kanan 8. Kabupaten Tulang Bawang 9. Kabupaten Pesawaran 10. Kabupaten Pringsewu 11. Kabupaten Mesuji 12. Kabupaten Tulang Bawang Barat 13. Kota Bandar Lampung 14. Kota Metro Liwa Kota Agung Kalianda Sukadana Gunung Sugih Kotabumi Blambangan Umpu Menggala Gedong Tataan Pringsewu Mesuji Panaragan Jaya Tanjung Karang Metro 4.950,40 3.356,61 2.007,01 4.337,89 4.789,82 2.725,63 3.921,63 7.770,84 1.173,77 625,00 2.184,00 1.201,00 192,96 61,79 Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2011b

4.1.2. Penduduk

Penduduk merupakan modal pembangunan yang berharga. Baik secara jumlah maupun kualitas, penduduk sangat berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Jika potensi yang dimiliki penduduk dikelola dengan benar akan meningkatkan dan memacu pertumbuhan ekonomi, namun sebaliknya penduduk dapat menjadi penghambat bagi pelaksanaan pembangunan. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi selain sebagai pelaku ekonomi produksi namun dapat juga sebagai pasar jika memiliki daya beli yang sesuai. Potensi ini dapat 53 menjadi penghambat jika jumlah penduduk yang besar berkualitas rendah sehingga berpenghasilan rendah dan pada akhirnya berdaya beli rendah. Jumlah penduduk Lampung hingga tahun 2010 mencapai 7,61 juta jiwa. Terdapat penambahan jumlah penduduk hampir 1 juta jiwa dalam 10 tahun. Jumlah penduduk Lampung 6,77 juta di tahun 2001 bertambah menjadi 7,61 juta di tahun 2010 Gambar 11. Laju pertumbuhan penduduk Lampung pada periode 2000-2010 setiap tahunnya mencapai 1,24 persen, meningkat dari 1,17 persen pada periode 1990-2000. Pertumbuhan penduduk Lampung tergolong tinggi karena berada di atas target Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009 yaitu 1,14 persen per tahun. Pemerintah Lampung melalui dinas terkait perlu menekan laju pertumbuhan ini karena pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat mengarah pada berbagai masalah sosial ekonomi lain seperti kerawanan pangan, pengangguran dan kemiskinan. Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2011b Gambar 11 Jumlah penduduk Provinsi Lampung tahun 2001-2010 juta jiwa Distribusi penduduk Provinsi Lampung bervariasi menurut kabupatenkota lihat Tabel 7. Jumlah penduduk paling sedikit terdapat di Kota Metro 145.471 jiwa 1,91 persen sedangkan jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kabupaten Lampung Tengah 1.170.717 jiwa 15,39 persen. Namun jika dikaji berdasarkan kepadatan penduduknya, Kabupaten Lampung Barat merupakan wilayah yang paling jarang penduduknya yaitu 85 jiwa Km 2 sedangkan wilayah 6,77 6,79 6,85 6,92 7,17 7,26 7,35 7,44 7,53 7,61 6,20 6,40 6,60 6,80 7,00 7,20 7,40 7,60 7,80 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Juta Jiwa 54 yang paling padat adalah wilayah ibukota Provinsi Lampung, Kota Bandar Lampung, yaitu 4.597 jiwa Km 2 . Tabel 7 Jumlah dan kepadatan penduduk di Provinsi Lampung tahun 2010 Kabupatenkota Jumlah Penduduk Jiwa Kepadatan Penduduk JiwaKm 2 1. Kabupaten Lampung Barat 2. Kabupaten Tanggamus 3. Kabupaten Lampung Selatan 4. Kabupaten Lampung Timur 5. Kabupaten Lampung Tengah 6. Kabupaten Lampung Utara 7. Kabupaten Way Kanan 8. Kabupaten Tulang Bawang 9. Kabupaten Pesawaran 10. Kabupaten Pringsewu 11. Kabupaten Mesuji 12. Kabupaten Tulang Bawang Barat 13. Kota Bandar Lampung 14. Kota Metro 419.037 536.613 912.490 951.639 1.170.717 584.277 406.123 397.906 398.848 365.369 187.407 250.707 881.801 145.471 84,65 496,45 454,65 219,38 244,42 214,36 103,56 90,73 339,80 584,59 85,81 208,75 4.596,86 2.354,28 Provinsi Lampung 7.608.405 215,61 Sumber: BPS Provinsi Lampung, 2011b Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010, penduduk Lampung terdiri atas 51,48 persen laki-laki dan 48,52 persen perempuan. Jika dilihat dari struktur umur, penduduk Provinsi Lampung tergolong menengah, dengan median umur penduduk 24,64 tahun pada tahun 2010. Ketergantungan penduduk usia tidak produktif 0-14 dan 65+ terhadap penduduk usia produktif 15-64 adalah 52,20. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif menanggung beban 52 orang usia tidak produktif. Struktur umur dan jenis kelamin penduduk Provinsi Lampung dapat dilihat pada Gambar 12. 55 Sumber: BPS, 2012 Gambar 12 Piramida penduduk Provinsi Lampung tahun 2010

4.2. Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Lampung mengalami rata-rata pertumbuhan ekonomi per tahun sebesar 5,30 persen selama periode 2001-2010. Jika memasukkan unsur migas pertumbuhan yang dicapai lebih rendah yakni 5,26 persen per tahun Gambar 13. Pertambangan dan pengolahan minyak dan gas di Provinsi Lampung hanya ditemukan di Kabupaten Lampung Timur dan sektor ini bukanlah sektor yang memberikan pangsa besar bagi PDRB Lampung. Jika ditinjau berdasarkan pangsa sektor produksi, maka sektor yang memiliki andil terbesar dalam perekonomian Lampung adalah sektor pertanian mencapai rata-rata 42,27 persen. Berdasarkan wilayah kabupatenkota, pendapatan tertinggi tahun 2010 terdapat di Kota Bandar Lampung sebesar 19.437 milyar Rupiah diikuti oleh Kabupaten Lampung Tengah dengan pendapatan 16.639 milyar Rupiah. Jika ditinjau berdasarkan laju pertumbuhannya maka perekonomian mengalami peningkatan paling pesat di wilayah Bandar Lampung dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,33 persen dan Kabupaten Tulang Bawang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,19 persen. 600.000 400.000 200.000 200.000 400.000 600.000 0-4 10-14 20-24 30-34 40-44 50-54 60-64 70-74 80-84 90+ Perempuan Laki-laki 56 Sumber: BPS Provinsi Lampung, diolah. Gambar 13 Pertumbuhan ekonomi dengan migas dan tanpa migas Provinsi Lampung tahun 2001-2011. Salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah investasi. Nilai realisasi investasi asing Provinsi Lampung terus mengalami peningkatan sejak tahun 2003, namun peningkatan ini berbalik arah menjadi penurunan di tahun 2007. Nilai realisasi investasi asing terus menurun hingga 2010. Jika di tahun 2007 investasi yang terealisasi sebesar 124 juta US, tahun 2010 hanya seperempatnya 30,71 juta US. Penurunan investasi tersebut diduga diakibatkan oleh terjadinya krisis ekonomi global, hal ini juga terjadi pada Penanaman Modal Dalam Negeri di Provinsi Lampung Gambar 14. Selama periode 2000-2010 investasi dalam negeri mengalami puncaknya pada tahun 2005 yaitu senilai lebih dari 1 triliun Rupiah. Namun nilai investasi ini terus menurun hingga hanya mencapai 163 Milyar Rupiah di tahun 2007. Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Gambar 14 Realisasi investasi PMA dan PMDN Provinsi Lampung tahun 2000- 2010. 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan ekonomi dengan Migas Pertumbuhan ekonomi tanpa Migas 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000 120.000 140.000 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 PMDN PMA PMA ribu US PMDN Juta Rp.