Teori Pertumbuhan Harrod-Domar Tinjauan Konsep 1. Pertumbuhan Ekonomi

15 Ketiga, investasi dipengaruhi oleh ekspektasi kenaikan pendapatan nasional ΔY dan koefisien teknis tetap v yang dikenal sebagai Incremental Capital Output Ratio ICOR. = ∆ 2.3 Pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan pendapatan tiap satuan pendapatan atau dirumuskan sebagai: = ∆ 2.4 dengan mensubstitusikan persamaan maka: = 2.5 Jika ketiga asumsi dipenuhi maka perekonomian akan tumbuh pada suatu level yang dipengaruhi s dan v. Penerapan model Harrod-Domar bagi negara berkembang sulit untuk dilakukan karena ada asumsi yang tidak dapat dipenuhi yaitu rasio tabungan s dan rasio modal output v yang tetap. Menurut Jhingan 2008 model Harrod-Domar memiliki beberapa keterbatasan untuk dapat diterapkan di negara berkembang yaitu: a. Perbedaan kondisi antara negara berkembang dengan negara maju, padahal analisis Harrod-Domar berkembang dengan seperangkat kondisi yang terjadi di negara maju. b. Sebagian besar penduduk hidup dalam keadaan perekonomian yang terbatas sehingga sangat sedikit yang menabung. c. Sulit untuk memperkirakan berapakah rasio modal dan output yang optimal karena terhambat adanya kelangkaan dan bottle neck pertumbuhan. d. Laju pertumbuhan investasi Harrod-Domar tidak dapat menyelesaikan masalah pengangguran struktural dan adanya pengangguran terselubung menyebabkan asumsi full employment tidak dapat terpenuhi. e. Model Harrod-Domar mengasumsikan bahwa dalam perekonomian tidak terdapat campur tangan pemerintah sedangkan bagi negara berkembang pemerintah diperlukan turut campur dalam perekonomian. f. Perdagangan luar negeri dan bantuan luar negeri memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi negara berkembang. g. Terdapat perubahan harga. h. Perubahan institusional. 16

2. Teori Pertumbuhan Neoklasik

Dikemukakan oleh Solow, yang merupakan modifikasi dari model pertumbuhan Harrod-Domar, menyatakan bahwa secara kondisional perekonomian berbagai negara akan bertemu converge pada tingkat pendapatan yang sama. Syarat yang harus dipenuhi adalah negara-negara tersebut mempunyai tingkat tabungan, depresiasi, pertumbuhan angkatan kerja dan pertumbuhan produktivitas yang sama. Dalam konteks perekonomian terbuka, konvergensi peningkatan pendapatan akan terjadi bila terdapat hubungan perdagangan, investasi dan sebagainya dengan negara lain atau pihak luar. Berdasarkan teori neoklasik, pertumbuhan ekonomi tidak hanya disebabkan oleh penambahan modal melalui tabungan dan investasi, tetapi juga dipengaruhi oleh kenaikan kuantitas dan kualitas tenaga kerja melalui pertumbuhan penduduk dan perbaikan pendidikan dan penyempurnaan teknologi. Asumsi yang digunakan dalam teori neoklasik adalah diminishing return to scale, jika input kapital dan tenaga kerja digunakan secara parsial, namun jika digunakan secara bersama-sama bersifat constant return to scale. Pertumbuhan ekonomi terjadi sebagian besar disebabkan oleh faktor eksogen atau proses yang independen dari kemajuan teknologi.

3. Teori Pertumbuhan Endogen

Berbeda dengan neoklasik yang menganggap teknologi sebagai faktor eksogen, teori endogen memasukkan pengaruh teknologi sebagai variabel endogen dan berupaya menjelaskan adanya increasing return to scale. Dalam jangka panjang teknologi memegang peran penting untuk menciptakan pertumbuhan, perubahan eksogen tidak diperlukan lagi untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi. Pola pertumbuhan jangka panjang antar negara berbeda- beda, perbedaan tersebut tergantung pada tingkat tabungan nasional dan teknologinya, namun tetap konstan. Tingkat pendapatan per kapita di negara-negara yang miskin modal tidak dapat menyamai tingkat pendapatan di negara yang kaya modal, meskipun tingkat pertumbuhan tabungan dan pertumbuhan penduduknya serupa. Increasing return to scale kemungkinan dapat diciptakan dengan adanya asumsi bahwa cadangan modal dalam keseluruhan perekonomian dan eksternalitas positif dari ilmu 17 pengetahuan sebagai barang publik secara positif memengaruhi output pada tingkat industri. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia diukur menggunakan indikator pertumbuhan PDBPDRB. Tiga pendekatan dalam penghitungan PDRB, yaitu: 1. Pendekatan produksi, PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha sektor yakni; pertanian; pertambangan dan penggalian; industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; bangunan; perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa. 2. Pendekatan pendapatan, PDRB merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa yang dimaksud adalah upah dan gaji balas jasa tenaga kerja, sewa tanah balas jasa tanah, bunga modal balas jasa modal dan keuntungan balas jasa kewirausahaan. 3. Pendekatan penggunaanpengeluaran, PDRB merupakan final demand dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan berbagai sektor ekonomi. Penggunaan dibedakan untuk konsumsi rumah tangga, lembaga swasta nirlaba, pemerintah, investasipembentukan modal dan ekspor-impor. Pertumbuhan PDRB atau biasa disebut pertumbuhan ekonomi dirumuskan sebagai persentase dari perubahan output, yaitu: ∆ = ∆ = − −1 −1 2.6 ∆ = ∆ = pertumbuhan ekonomi = PDRB tahun ke-t −1 = PDRB tahun sebelumnya t-1 PDRB per kapita dirumuskan sebagai: � � = � 2.7 Pertumbuhan PDRB per kapita dirumuskan sebagai: ∆ � � = − −1 −1 2.8