Analisis Kadar Air Tahu Metode Oven SNI 1992 Analisis Tekstur Objektif Tahu Pembuatan Tahu Fahmi 2010

20 Tingkat keasaman whey hasil pengepresan curd diukur dengan menggunakan pH meter pada suhu ruang, sedangkan persen transmittan T whey diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 400 nm.

3.2.1.3 Analisis Kadar Protein Whey Metode Bradford Zor-Selinger 1996

3.2.1.3.1 Preparasi Pereaksi Bradford

Sebanyak 100 mg pewarna CBB G-250 dilarutkan ke dalam 50 mL etanol 95. Selanjutnya ditambahkan 100 mL asam fosforat 85 dan ditepatkan hingga 1 L dengan menggunakan akuades. Larutan kemudian disaring menggunakan kertas Whatman No.1 dan disimpan dalam botol gelap.

3.2.1.3.2 Pembentukan Kurva Standar

Sebanyak 100 µL larutan BSA 100-1000 µgmL dipipet ke dalam tabung reaksi berukuran 1.2 x 10 cm. Kemudian ditambahkan 5 mL pereaksi Bradford. Larutan kemudian divorteks dan diukur secara spektrofotometri pada λ = 595 nm setelah 5 menit. Untuk blanko, sebanyak 100 µL akuades ditambahkan 5 mL perekasi Bradford dan diukur dengan cara yang sama. Kurva standar yang diperoleh digunakan untuk mengukur konsentrasi sampel.

3.2.1.3.3 Pengukuran Sampel

Sebanyak 100 µL sampel dipipet ke dalam tabung reaksi berukuran 1.2 x 10 cm. Kemudian ditambahkan 5 mL pereaksi Bradford. Larutan kemudian divorteks dan diukur secara spektrofotometri pada λ = 595 nm setelah 5 menit.

3.2.1.4 Analisis Kadar Air Tahu Metode Oven SNI 1992

Sejumlah sampel 1-2 g dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Kemudian cawan dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105°C hingga diperoleh berat yang konstan. Perhitungan kadar air berdasarkan berat basah sesuai dengan Persamaan 3.1. 100 3.1 Keterangan : a = berat cawan dan sampel awal g b = berat cawan dan sampel akhir g c = berat sampel awal g

3.2.1.5 Analisis Tekstur Objektif Tahu Pembuatan Tahu Fahmi 2010

21 Analisis tekstur curd secara objektif dilakukan dengan menggunakan alat Texture Analyzer dengan metode Texture Profile Analysis TPA. Analisis ini dilakukan dengan alat Texture Analyzer TA-XT2i. Alat ini telah dilengkapi dengan sistem komputerisasi. Pengukuran dengan metode texture profile analysis dilakukan dengan terlebih dahulu memilih setting Texture Profile Analysis pada program Texture Analyzer. Pengaturan alat TA-XT2i untuk pengukuran TPA curd dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pengaturan TA-XT2i untuk pengukuran TPA curd Pre-test speed 1.5 mmsec Test speed 1.5 mmsec Post-test speed 10 mmsec Target mode 0 = distance Unit distance strain Distance 30 Time 5 sec Trigger type 0 = Auto force Unit force grams Trigger force 20 g Tare mode 0 = Auto Sampel curd yang akan dicetak silinder berdiameter ±3 cm dan tinggi 2 cm. Sampel kemudian ditempatkan pada wadah uji dan dilakukan pengukuran tekstur melalui pemberian gaya tekan compression sebanyak dua kali yang merupakan simulasi dari proses pengunyahan di dalam mulut. Pengukuran sampel curd dilakukan sebanyak empat kali dari empat titik yang berbeda. Sampel dianalisis menggunakan probe P100 dengan diameter 50mm. Parameter yang diukur menggunakan metode TPA adalah hardness, cohesiveness, chewiness, dan gumminess. Output hasil pengukuran berupa grafik kemudian dianalisis untuk menghitung parameter rheologi yang diinginkan. Parameter rheologi dan cara menentukannya dapat dilihat dengan panduan pada Gambar 7 dan Tabel 7. Hardness atau kekerasan adalah puncak kurva gaya tekan pertama pada produk. Fracturability atau kerapuhan adalah titik puncak signifikan pertama saat probe menekan produk pertama kali. Cohesiveness atau daya kohesif adalah kemampuan produk menahan deformasi kedua relatif setelah mendapatkan deformasi pertama. Nilai ini diukur sebagai hasil bagi luas area positif di bawah kurva kedua dengan luas area positif di bawah kurva pertama. Resilience atau daya kenyal adalah kemampuan produk untuk tegak kembali ke posisi semula. Daya kenyal ini didapat dengan membagi luas area negatif saat penakanan probe pertama ditarik dengan luas area positif kurva pertama. Springiness atau elastisitas adalah kemampuan fisik produk melenting kembali setelah terdeformasi akibat penekan pertama. Nilai ini diukur dengan membagi jarak penekanan kedua Length 2 pada Gambar 7 dengan jarak penekan pertama Length 1. Gumminess atau kelengketan diukur pada produk semi-solid. Nilai kelengketan adalah hasil kali kekerasan dengan daya kohesif. Chewiness atau daya kunyah, untuk produk solid, adalah hasil kali kelengketan dengan elastisitas. Gambar 7. A Kurva TPA untu www.textu Tabel 7. P 2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 Force kg 1 A B va profil tekstur curd yang diperoleh dari pengukuran tuk produk pangan dengan parameter tekstur turetechnologies.com Parameter rheologi dan cara penentuannya dalam analis 5 10 15 20 25 30 Time s 2 3 4 1 F 2 F 22 an TPA , B Tipe kurva r dan perhitungannya lisis profil 35 e sec K_5 y 23 No. Parameter Rheologi Cara Menentukan 1. Kekerasan hardness Ditentukan dari maksimum gaya nilai puncak pada tekanankompresi pertama. 2. Kerapuhan brittlenesss Ditentukan dari puncak yang pertama kali terbaca pada tekanan pertama. 3. Elastisitas springiness Ditentukan dari jarak yang ditempuh oleh sampel pada tekanan kedua sehingga tercapai nilai gaya maksimumnya L2 dibandingkan dengan jarak yang ditempuh oleh produk pada tekanan pertama sehingga tercapai nilai gaya maksimumnya L1 dan dirumuskan sebagai L2L1. Elastisitas menentukan seberapa besar produk dapat kembali ke kondisi semula setelah diberikan tekanan pertama. 4. Daya kohesif cohesiveness Dihitung dari luasan di bawah kurva pada tekanan kedua A2 dibagi dengan luasan di bawah kurva pada tekanan pertama A1 atau A2A1 5. Kelengketan gumminess Dihitung dari nilai kekerasan dikalikan dengan daya kohesif atau A2A1kekerasan 6. Daya kunyah chewiness Dihitung dari hasil perkalian nilai kelengketan dengan elastisitas, atau L2L1kelengketan

3.2.2 Tahap II

3.2.2.1 Ekstraksi Protein

Curd Sebanyak 20 mg curd direndam dengan 1 mL methanol selama semalam. Kemudian curd disentrifusi selama 15 menit pada kecepatan 4500 rpm dan suhu 25°C. Lalu methanol berlemak dibuang dan heksana dalam curd diuapkan di suhu ruang dalam lemari asam sampai aroma heksana tidak tercium. Sampel curd yang telah bebas bebas lemak ditambah pelarut merkaptoetanol 2,5 ke dalam tabung Eppendorf 1.5 mL lalu divorteks. Sampel divorteks dan diinkubasi pada penangas air 80°C selama 1 jam sambil divorteks setiap 10 menit, masing-masing selama 1 menit. Kemudian sampel disertifuse selama 20 menit pada kecepatan 11000 rpm suhu 25°C. Filtrat dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf stock dan endapan ditambah 0.5 ml pelarut merkaptoetanol 2.5. Lalu sampel divorteks dan diinkubasi pada penangas air 80°C selama 1 jam sambil divorteks setiap 20 menit, masing-masing selama 1 menit. Kemudian sampel disertifuse 20 menit, 11000 rpm, 25°C. Filtrat kembali dimasukkan ke dalam tabung Eppendorf stock dan endapan ditambah 0.5 ml pelarut merkaptoetanol 2,5. Endapannya ditambah 0,5 ml pelarut merkaptoetanol 2.5 lalu divorteks dan diinkubasi pada penangas air 80°C selama 40 menit sambil divorteks setiap 20 menit, masing-masing selama 1 menit. Kemudian sampel disertifuse kembali 20 menit, 11000 rpm, 25°C. Filtrat kembali