Profil Protein dengan Teknik Elektroforesis

39 recovery, menurun seiring meningkatnya konsentrasi CaSO 4 sebagai koagulan, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 11 data terperinci dapat dilihat pada Lampiran 9. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah dengan menghadirkan ion kelator atau melakukan denaturasi sebagai perlakuan awal Rabiloud 1996. Tabel 11. Perbandingan ekstraksi protein dengan 2-ME dan HCl Suhu Koagulasi °C Konsentrasi CaSO 4 N Persen Recovery Protein Buffer Tris-HCl pH 8.4 + 2-merkaptoetanol HCl 0.2M + 2-merkaptoetanol 60 0.015 68.57 35.41 0.030 19.96 34.90 0.045 16.86 30.16 80 0.015 41.40 30.33 0.030 37.00 58.01 0.045 14.11 19.45 Pemutusan ikatan Ca-protein juga dapat dilakukan dengan pengasaman. Data pada Tabel 11 menunjukkan bahwa ektraksi protein dengan HCl 0.2 M dan 2-ME dapat meningkatkan persen recovery protein, kecuali untuk curd yang dikoagulasi CaSO 4 0.015 N pada 60°C dan 80°C, serta 0.045 N pada 80°C. Selain efektifitas pengasaman hanya efektif pada konsentrasi dan suhu tertentu, pengasaman juga akan mengganggu distribusi molekul protein dalam gel elektroforesis. Oleh karena itu, untuk mendenaturasi ikatan antara Ca dan polipeptida protein, ekstraksi protein tetap menggunakan buffer tris pH 8.4 + 2-ME dengan pemanasan pada suhu 80°C selama 1 jam. Dan untuk mengoptimalkan hasil ekstraksi, ekstraksi pun diulang sebanyak 3 kali dan dilakukan homogenisasi dengan vortex selama 1 menit berkala setiap 20 menit selama pemanasan. Sehubungan dengan syarat kondisi keasaman larutan untuk masuk ke dalam sumur elektroforesis yang mengharuskan larutan ber-pH basa, maka metode ekstraksi protein terpilih adalah ekstraksi dalam kondisi basa buffer Tris-HCl pH 8.4 yang mengandung 2-ME 0.02 M. Jika ektraksi dilakukan dalam kondisi asam, larutan sampel akan tersebar dalam gel separasi dan tidak membentuk barisan pita yang teratur. Walaupun dilakukan pembasaan ekstrak protein dengan penambahan NaOH, larutan sampel tetap menyebar tidak beraturan ke semua sumur gel.

4.2.2 Profil Protein dengan Teknik Elektroforesis

Penggunaan sodium dodesil sulfat SDS dan merkaptoetanol disertai dengan pemanasan telah memecah struktur tiga dimensi dari protein, terutama ikatan disulfida menjadi subunit-subunit polipeptida secara individual. Wijaya Rohman 2001 memaparkan bahwa SDS juga membungkus rantai protein yang tidak terikat dengan muatan negatif yang sama membentuk kompleks SDS- protein. Kompleks SDS-protein mempunyai densitas muatan yang identik dan bergerak pada gel hanya berdasarkan ukura yang lebih rendah diband kerapatan partikel gel yan subunit protein dari berbo 13. Gambar 13. Profil prote et al. 2006 d Intensitas pita-pita yang terdeteksi. Intensi menghasilkan visualisasi bobot molekul tertentu. B Lebar kurva menandakan kurva, luas daerah di baw protein yang dicari. Setiap sampel curd pita direpresentasikan ole tersebut divisualisasikan k analisis terperinci menge Lampiran 10. Gambar 15 perubahan konsentrasi ko perubahan kadar subunit p yang dapat dilihat pada G curd adalah subunit asam proporsi protein 11S7S a ran protein. Kompleks SDS-protein yang lebih besar ndingkan dengan kompleks yang lebih kecil. Hal ter ang menghambat mobilitas protein. Berurut-turut dari bobot molekul terbesar sampai terkecil, seperti yang ditu tein curd hasil SDS-PAGE diidentifikasi berdasarkan 6 dan Yasir et al. 2006 ita yang terdapat pada gel protein menandakan konse sitas pita tersebut diolah dengan menggunakan progra si seperti pada Gambar 14. Puncak kurva menandakan Bobot molekulnya diverisfikasi sesuai dengan bobot m an ketebalan pita yang tampak. Dan dengan garis dasar wah kurva yang dibatasi oleh garis dasar dihitung seba rd memberikan jenis dan konsentrasi subunit protein ya leh luas area dibawah kurva setiap puncak. Data hasi n ke dalam grafik pada Gambar 15-Gambar 18 selanju genai bobot molekul dan kadar masing-masing subu 15 secara khusus memperlihatkan perubahan kadar sub koagulan yang terdiri dari subunit α’ + α dan subu it protein 11S ditampilkan oleh Gambar 16 dan Gambar Gambar 16 dan Lampiran 10, subunit protein terbany am dari glisinin globulin 11S. Dan Gambar 18 m akibat perubahan konsentrasi koagulan. 40 ar mempunyai mobilitas tersebut disebabkan oleh ari atas ke bawah adalah itunjukkan pada Gambar an hasil penelitian Poysa nsentrasi subunit protein gram Image J © sehingga n subunit protein dengan t molekul marker standar. ar yang sama pada setiap bagai konsentrasi subunit yang berbeda. Ketebalan asil pembacaan luas area jutnya. Sedangkan hasil bunit dapat dilihat pada subunit protein 7S akibat bunit basa. Sedangkan ar 17. Berdasarkan data nyak dari semua sampel menampilkan perubahan 41 Gambar 14. Pembacaan tebal pita dengan Image J ©

4.2.3 Pengaruh Parameter Proses