di Kampung Mongol Ciheuleut dan kelas belajar membaca, menulis, dan berhitung yang diadakan setiap hari minggu di Warung Jambu.
Kelas minat bakat yang terdapat di Rumah Merah Putih yaitu kelas tari, kelas menyanyi, kelas lukis, kelas keterampilan, dan kelas
futsal. Di dalam kelas minat bakat inilah anak-anak asuh komunitas Rumah Merah Putih diajarkan oleh para pengajar atau yang disebut
kakak-kakak tentor yang ahli dibidangnya masing-masing. Dengan adanya kakak-kakak tentor ini, anak asuh komunitas Rumah Merah
Putih dapat mengembangkan bakatnya yang nantinya diharapkan dapat terwujudnya cita-cita mereka.
Kini, anak-anak asuh yang sudah mengikuti kegiatan rutin setiap minggunya kurang lebih 50 anak asuh dari gabungan anak asuh
di Kampung Mongol dan di Warung Jambu dengan komposisi anak asuh berusia dari 4 tahun hingga 15 tahun.
c. Profil Komunitas Rumah Merah Putih
Setiap suatu komunitas pasti memiliki visi dan misi untuk tercapainya tujuan yang diharapkan. Adapun visi dan misi komunitas
Rumah Merah Putih sebagai berikut: Visi
Menjadi komunitas yang peduli terhadap pendidikan anak marjinal berbasis pengembangan karakter
Misi 1 Membangun gerakan peduli pendidikan
2 Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memenuhi hak pendidikan anak
3 Mendukung pendidikan formal anak marjinal 4 Menumbuhkan semangat dan motivasi anak dalam belajar
5 Mengembangkan potensi anak didik Rumah Merah Putih
Beberapa program yang telah dilaksanakan oleh Rumah Merah Putih diantaranya :
1 Program Kakak Asuh; merupakan program dimana pengurus Rumah Merah Putih sebagai fasilitator menghimpun dana dari
kakak di luar Rumah Merah Putih yang bersedia untuk membiayai sekolah dari anak didik Rumah Merah Putih. Adapun mekanisme
dari program ini, yaitu dengan menghubungi salah satu pengurus Rumah Merah Putih yaitu Novita Sari sebagai penanggung jawab
program, lalu kami mengadakan kesepakatan dengan pihak kakak asuh. Program ini telah mendapatkan amanah dari 4 orang kakak
asuh. 2 Program RMP Peduli Akte; program dimana pengurus Rumah
Merah Putih sebagai fasilitator menghimpun kelengkapan berkas anak didik Rumah Merah Putih untuk dibuat akte kelahiran.
Program ini telah menghimpun berkas sebanyak 20 anak didik Rumah Merah Putih.
3 Program belajar rutin Kelas Minat Bakat; program ini dilakukan rutin setiap hari Kamis dan Sabtu di Kampung Mongol Ciheleut.
4 Program Jalanan Berbagi JalBer; program tahunan dalam rangka mengisi bulan Ramadhan. Program ini dalam bentuk bakti sosial
atau kunjungan ke panti di sekitar Bogor. Adapun struktur kepengurusan komunitas Rumah Merah Putih
sebagai berikut:
Gambar 2.1 Bagan Struktur Kepengurusan Komunitas Rumah Merah Putih
2. Bakat dan Minat
a. Pengertian Bakat
Setiap orang memang dilahirkan dengan berbagai bakat yang berbeda-beda. Bakat adalah kemampuan yang merupakan sesuatu yang
“inherent” dalam diri seseorang, dibawa sejak lahir dan terakait dengan struktur otak. Biasanya kemampuan itu dikaitkan dengan
intelegensi.
8
Cattel, mengembangkan pengertian intelegensi sebagai “kombinasi sifat-sifat manusia yang mencakup kemampuan untuk
pemahaman terhadap hubungan yang kompleks; semua proses yang terlibat dalam berpikir abstrak; kemampuan penyesuaian dalam
pemecahan masalah” dan “kemampuan untuk memperoleh
8
Conny Semiawan, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Jakarta: PT Gramedia, 1997, hal. 11
Ketua Novita Sari
Sekretaris Naada Raachmawati
Bendahara Aulia Anggita Sari
Anggota Ismail Maqqi
Anggota Andrie Efendi
Anggota Nurul Pratiwi
Anggota Ratih Septiyanti
Anggota Amanda Yunita
Founder Aulia Rizqi Nur Abidi S.Tp. Indah Khoiriyah S.Si
kemampuan baru”. Ini berarti manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk meningkatkan diri sendiri, dengan menggunakan
kemampuannya seoptimal mungkin dalam struktur yang dimilikinya.
9
Bakat merupakan suatu kemampuan khusus yang dimiliki oleh setiap individu yang memerlukan rangsangan atau latihan agar bakat
yang dimilikinya dapat berkembang dengan baik. Apabila seseorang sudah dapat diketahui bakat yang dimilikinya maka dengan mudah
dapat diamati karena kemampuan bakat yang dimilikinya berkembang dengan pesat seperti kemampuan di bidang seni, olah raga, atau
keterampilan. Sebaliknya bakat tidak akan berkembang jika lingkungan tidak memberikan kesempatan, dalam arti tidak ada
rangsangan dan latihan yang baik. Dalam hal pengembangan bakat ini, makna pendidikan menjadi sangat penting artinya.
Pada sekolah tingkat dasar bakat belum begitu terlihat dalam tahun-tahun permulaan dibanding tahun-tahun selanjutnya. Barulah
pada tingkat sekolah menengah atau perguruan tinggi, program pendidikan perlu memperhatikan dan mengupayakan proses belajar
mengajar yang mampu merangsang pengembangan bakat. Karena hasil test inteligensi lebih banyak berhubungan dengan keberhasilan atau
kemampuan bidang akademik, perencanaan pendidikan harus lebih memperhatikan kemampuan akademik dari pada kemampuan khusus
seseorang.
10
Menurut Guilford, “mengemukakan bahwa bakat itu mencakup tiga dimensi psikologis, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor,
dan dimensi intelektual”.
11
Dimensi perseptual meliputi kemampuan persepsi, yang mencakup: kepekaan pengindraan; perhatian; orientasi terhadap waktu;
9
Cattel, Perspektif Pendidikan Anak Berbakat, Jakarta: PT Gramedia,1971 hal. 11-13
10
Enung Fatimah, Psikologi Perkembangan Perkembangan Peserta Didik, Bandung: CV Pustaka Setia, 2010, hal. 34.
11
Sumadi S, Psikologi Perkembangan Perkembangan Peserta Didik, Bandung: CV Pustaka Setia, 1991, hal. 169.