kekayaan daerah dalam APBD, tetapi bisa saja pemda sewenang-wenang melakukan ekspansi usaha BUMD dengan menggunakan dana APBD. Hal inilah
yang dapat menyebabkan kebangkrutan keuangan daerah, termasuk krisis anggaran daerah. Oleh karena itu, pengelolaan keuangan BUMD harus terpisah
dan dilakukan secara professional sebagaimana perusahaan swasta lainnya Saragih, 2003.
2.4.2. Dana Transfer
Dana transfer merupakan sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintahan daerah dalam
mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah, yaitu terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik. Dana transfer terdiri
dari dana otsus, dana penyesuaian dan dana perimbangan. Dalam UU Nomor 33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah dijelaskan bahwa dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus.
2.4.2.1. Dana Bagi Hasil
Dana bagi hasil merupakan alokasi yang pada dasarnya memperhatikan potensi daerah penghasil. Dana bagi hasil merupakan bagian dari dana
perimbangan dimana sumber penerimaannya berasal dari pajak dan sumber daya alam. Dana bagi hasil yang diperoleh pemerintah daerah berasal dari pemerintah
pusat dan propinsi. Dana bagi hasil yang bersumber dari pemerintah pusat terdiri
atas : Pajak Bumi dan Bangunan PBB, Bea Perolehan atas hak tanah dan bangunan dan penerimaan Sumber Daya Alam. Selain itu, dana bagi hasil yang
berasal dari propinsi terdiri atas : pajak kendaraan bermotor PKB atau bea balik nama kendaraan bermotor BBNKB, pajak bahan bakar kendaraan bermotor
PBBKB serta pajak pemanfaatan air bawah tanah dan pajak pemanfaatan air permukaan.
2.4.2.2. Dana Alokasi Umum
Alokasi dana pusat ke daerah dalam bentuk dana alokasi umum ini merupakan transfer yang bersifat block grants. Di samping itu, kebijakan DAU
merupakan instrumen penyeimbang fiskal antar daerah karena tidak semua daerah mempunyai struktur dan kemampuan fiskal yang sama. Oleh karena itu, dana
alokasi umum berfungsi sebagai faktor pemerataan fiskal antara daerah-daerah serta memperkecil kesenjangan kemampuan fiskal atau keuangan antar daerah
Saragih, 2003. Dana alokasi umum adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-daerah untuk
membiayai kebutuhan pengeluarannya dalam rangka pelaksanaan desentralisasi Bratakusumah dan Solihin, 2004.
2.4.2.3. Dana Alokasi Khusus
Dana alokasi khusus adalah dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan kepada daerah untuk membantu membiayai kebutuhan tertentu dan
bertujuan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan khusus daerah. Pengalokasian
dana alokasi khusus memperhatikan ketersediaan dana dalam APBN, yang berarti bahwa besaran dana alokasi khusus tidak dapat dipastikan setiap tahunnya. Dana
alokasi khusus digunakan khusus untuk membiayai investasi pengadaan danatau peningkatan danatau perbaikan prasarana dan sarana fisik dengan umur ekonomis
yang panjang. Pengelolaan dana alokasi khusus kepada daerah ditetapkan oleh Menteri
Keuangan selama memperhatikan pertimbangan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Menteri teknis terkait dan instansi yang membidangi
perencanaan pembangunan nasional. Pemeriksaan atas penggunaan dana alokasi khusus oleh daerah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku Bratakusumah dan Solihin, 2004.
2.4.3. Pinjaman Daerah