Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah Kota Bogor

Dana transfer yang diperoleh Kota Bogor merupakan komponen pendapatan daerah yang mengalami peningkatan sangat pesat. Pada tahun 2001, dana transfer yang diperoleh Kota Bogor sebesar 161.025,02 juta rupiah sedangkan dana transfer yang diperoleh pada tahun 2000 hanya sebesar 51.092,90 juta rupiah. Peningkatan dana transfer ini berkaitan dengan diselenggarakannya desentralisasi fiskal. Pelaksanaan desentralisasi fiskal menyebabkan beban pengeluaran pemerintah daerah semakin meningkat. Fenomena ini terjadi karena adanya pelimpahan pegawai dari Departemen dan kantor wilayah yang beralih status menjadi pegawai Pemerintah Kota Bogor akibat adanya kebijakan pemerintah pusat dan pemberlakuan desentralisasi fiskal serta adanya kebijakan kenaikan gaji pegawai negeri sipil PNS melalui Keppres Nomor 64 Tahun 2001 tentang gaji pokok PNS. Pelimpahan pegawai ini menyebabkan pengeluaran pemerintah daerah meningkat pesat, oleh karena itu pemerintah pusat meningkatkan alokasi dana perimbangan dana alokasi umum kepada pemerintah daerah. Peningkatan dana transfer ini lah yang menyebabkan total pendapatan daerah pada masa desentralisasi fiskal meningkat tajam.

5.2.2. Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah Kota Bogor

Pendapatan utama yang sering kali menjadi parameter untuk menentukan derajat desentralisasi fiskal yang dimiliki oleh suatu daerah adalah pendapatan yang diperoleh pemerintah daerah, yaitu pendapatan yang diterima yang berasal dari sumber-sumber yang dikelola oleh pemerintah daerah itu sendiri. Pendapatan Asli Daerah PAD dan dana bagi hasil merupakan faktor penting bagi kemampuan daerah dalam melaksanakan pemerintahan daerah. Tingkat kemampuan daerah tercermin dari kontribusi pendapatan daerah sendiri PAD dan dana bagi hasil terhadap total pendapatan daerah. Besarnya nilai rasio pendapatan daerah sendiri menunjukkan tingkat kemandirian keuangan daerah. Sepanjang tahun 1993 hingga tahun 2007, kontribusi pendapatan daerah sendiri terhadap total pendapatan daerah berkisar antara 26,36 persen hingga 51,54 persen. Sumber : BPS Kota Bogor, 1993-2007 diolah Gambar 5.14. Tingkat Kemampuan Keuangan Daerah Kota Bogor Pendapatan daerah Kota Bogor sebagian besar berasal dari dana transfer. Sejak tahun 1997, kontribusi dana transfer terhadap total pendapatan daerah relatif lebih besar dan meningkat setiap tahunnya, yaitu berkisar antara 29,33 persen hingga 69,17 persen Gambar 5.14. Peningkatan rasio dana transfer tertinggi terjadi pada tahun 2001. Sepanjang tahun 2001 hingga 2007, kontribusi dana transfer terhadap pendapatan daerah mengalami penurunan. Pada studi kasus kota Bogor ini, walaupun pemerintah Kota Bogor telah berhasil meningkatkan PAD dan dana bagi hasil, namun beban pemerintah daerah akibat desentralisasi fiskal meningkat sangat pesat sehingga kontribusi pendapatan 10 20 30 40 50 60 70 80 R_LOSHR R_TRSF daerah sendiri terhadap APBD pada era desentralisasi fiskal relatif lebih rendah. Selang tertinggi antara rasio pendapatan daerah sendiri dan rasio dana transfer terjadi pada tahun 2001. Hal ini terjadi karena dana transfer yang diperoleh Kota Bogor meningkat tajam akibat pelimpahan pegawai. Sejak tahun 2002 hingga 2007 selang antara kedua rasio tersebut semakin kecil. Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi pendapatan daerah sendiri terhadap total pendapatan daerah meningkat sedangkan kontribusi dana transfer relatif menurun. Artinya pada masa desentralisasi fiskal, tingkat kemampuan keuangan daerah Kota Bogor cenderung meningkat.

5.2.3. Potensi Keuangan Daerah