Pengeluaran Pemerintah Komponen Kinerja Ekonomi Daerah

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan panjangnya birokrasi untuk berinvestasi di Kota Bogor. Oleh karena itu, pelaksanaan desentralisasi fiskal tidak berpengaruh nyata terhadap investasi daerah.

5.1.1.3. Pengeluaran Pemerintah

Komponen ketiga dalam analisis kinerja ekonomi Kota Bogor adalah pengeluaran pemerintah. Pengeluaran pemerintah yang dianalisis merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah sehubungan dengan kegiatan operasionalnya. Perkembangan pengeluaran pemerintah sepanjang tahun 1993 hingga 2007 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada awal desentralisasi fiskal, pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Peningkatan pengeluaran pemerintah ini sangat terkait dengan besarnya biaya penyelenggaraan pemerintahan daerah pada masa desentralisasi fiskal. Sumber : BPS Kota Bogor, 1993-2007 diolah. Gambar 5.8. Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Laju pertumbuhan pengeluaran pemerintah sepanjang tahun 1993 hingga 2007 relatif berfluktuasi. Pada tahun 2001, pertumbuhan pengeluaran pemerintah meningkat pesat hingga sebesar 141,00 persen. Pertumbuhan pengeluaran 0.00 50000.00 100000.00 150000.00 200000.00 250000.00 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Jut a R upi ah G pemerintah selama desentralisasi fiskal pun meningkat setiap tahunnya. Rata-rata pertumbuhan pengeluaran pemerintah selama desentralisasi fiskal relatif lebih tinggi yaitu 25,79 persen sedangkan sebelum desentralisasi fiskal hanya sebesar 12,29 persen. Tabel 5.5. Pertumbuhan Pengeluaran Pengeluaran Pemerintah Tahun Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah Rata-Rata Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah 1993 44,99 Sebelum Desentralisasi fiskal 12,29 1994 -7,76 1995 4,37 1996 28,13 1997 21,31 1998 -4,78 1999 16,70 2000 -4,66 2001 141,00 Selama Desentralisasi fiskal 25,79 2002 11,24 2003 -1,51 2004 19,91 2005 -8,65 2006 10,99 2007 7,56 Sumber : BPS Kota Bogor, 1993-2007 diolah. Pengeluaran pemerintah yang dimaksudkan dalam pembahasan ini adalah pengeluaran untuk konsumsi. Berbagai variabel diduga mempengaruhi pengeluaran pemerintah daerah, oleh karena itu dirumuskan sebuah model untuk menggambarkan kondisi pengeluaran pemerintah daerah. Pengeluaran pemerintah diduga dipengaruhi oleh PDRB, pendapatan asli daerah, inflasi dan dummy desentralisasi. Berdasarkan hasil regresi model dugaan pengeluaran pemerintah, variabel PDRB dan dummy desentralisasi berpengaruh signifikan terhadap pengeluaran pemerintah. Tabel 5.6. Model Dugaan Pengeluaran Pemerintah Daerah Kota Bogor Variabel PDRB berpengaruh positif terhadap pengeluaran pemerintah dengan nilai dugaan parameter sebesar 0,028399. Artinya, jika PDRB meningkat satu juta rupiah, maka pengeluaran pemerintah pun akan meningkat sebesar 0,028399 juta rupiah. Pernyataan ini diperkuat dengan pola hubungan antara PDRB dan pengeluaran pemerintah yang cenderung positif Gambar 5.9. Variabel dummy desentralisasi secara signifikan mempengaruhi pengeluaran pemerintah pada taraf kepercayaan 5 persen. Variabel dummy desentralisasi yang secara signifikan berpengaruh positif, artinya pengeluaran pemerintah semakin meningkat sejak diberlakukannya desentralisasi fiskal. PDRB G 4000000 3500000 3000000 2500000 2000000 1500000 1000000 225000 200000 175000 150000 125000 100000 75000 50000 Scatterplot of G vs PDRB Sumber : BPS Kota Bogor, 1993-2007 diolah. Gambar 5.9. Pola Hubungan antara PDRB dan Pengeluaran Pemerintah G Variabel pendapatan asli daerah dan inflasi tidak berpengaruh nyata terhadap pengeluaran pemerintah daerah. Peningkatan PAD tidak berpengaruh Variabel Penjelas Parameter Dugaan T-hitung Peluang α Intersep -7617,882 -0,398 0,699 PDRB 0,028399 3,926 0,003 Pendapatan asli daerah -0,078807 -0,184 0,858 Inflasi -33,27183 -0,126 0,902 Dummy desentralisasi 100198,8 9,002 0,000 R 2 =0,977 R 2 -adj=0,967 F-hitung=104,9620,000 DW=1,582 terhadap pengeluaran pemerintah. Hal ini diduga terjadi karena keputusan pengeluaran pemerintah lebih dipengaruhi oleh kebutuhan daerah. Semakin meningkat kondisi perekonomian daerah maka kebutuhan daerah pun akan semakin meningkat. Oleh karena itu, pengeluaran pemerintah secara nyata dipengaruhi oleh PDRB Kota Bogor. Pernyataan ini didukung oleh pola hubungan antara pendapatan asli daerah dan pengeluaran pemerintah yang cenderung tidak berpola dan acak Gambar 5.10 sedangkan pola hubungan antara PDRB dan pengeluaran pemerintah cenderung positif Gambar 5.9. LOR G 45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 225000 200000 175000 150000 125000 100000 75000 50000 Scatterplot of G vs LOR Sumber : BPS Kota Bogor, 1993-2007 diolah. Gambar 5.10. Pola Hubungan antara Pendapatan Asli Daerah LOR dan Pengeluaran Pemerintah G Selain itu, variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap pengeluaran pemerintah. Hal ini diduga terjadi karena pengeluaran pemerintah daerah sebagian besar digunakan untuk pengeluaran rutin, terutama pengeluaran belanja pegawai. Oleh karena itu, walaupun inflasi daerah mengalami peningkatan atau penurunan, pengeluaran pemerintah akan tetap dilakukan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah.

5.2. Pendapatan Daerah Kota Bogor