Adapun fungsi produk marjinal MPL dan produk marginal modal MPK dalam fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut:
MPL = 1- α AK
α
L
- α
..........................................2.5 MPK = αAK
α-1
L
1- α
............................................2.6 Kenaikan dalam jumlah modal meningkatkan MPL dan mengurangi MPK.
Demikian pula kenaikan dalam jumlah tenaga kerja mengurangi MPL dan meningkatkan MPK. Perkembangan teknologi akan meningkatkan parameter A
membuat produk marjinal kedua faktor produksi naik secara proporsional. Mankiw, 2003.
2.2. Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Desentralisasi Fiskal
Pada dasarnya kebijakan desentralisasi fiskal dirancang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui efisiensi alokasi sumber daya. Hal
ini karena pemerintah daerah lebih mengenal potensi keuangan daerahnya dibandingkan pemerintah pusat. Selain itu, pemerintah daerah lebih mengetahui
kebutuhan masyarakatnya sehingga diharapkan dapat memberikan pelayanan dan penyediaan barang-barang publik dengan optimal.
Esensi mengenai
hubungan antara
pertumbuhan ekonomi
dan desentralisasi fiskal setidaknya mempunyai tiga pertimbangan. Pertama,
pertumbuhan dilihat sebagai sesuatu yang objektif dari desentralisasi fiskal dan efisiensi dalam alokasi sumberdaya sektor publik. Kedua, secara eksplisit bahwa
pemerintah berusaha untuk mengadopsi berbagai kebijakan untuk mendorong ke arah peningkatan dalam pendapatan per kapita. Ketiga, pertumbuhan per kapita
relatif lebih mudah untuk diukur dan diinterpretasikan dibanding indikator- indikator lainnya. Suparno, 2010.
2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Retnosari 2006 menganalisis mengenai pengaruh ketimpangan distribusi pendapatan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Barat. Penelitian ini hanya
melihat dampak dari distribusi pendapatan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam kurun waktu 2002-2004 dan metode yang digunakan adalah metode regresi
tunggal OLS Ordinary Least Square sehingga hasil yang didapat hanya mampu menjelaskan hubungan searah.
Studi yang dilakukan Hasugian 2006 mengenai dampak desentralisasi fiskal terhadap kinerja keuangan daerah dan kemiskinan di Kabupaten dan Kota
Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa tingkat kemandirian daerah semakin rendah setelah implementasi kebijakan desentralisasi fiskal. Penelitian ini
menggunakan panel data kabupaten dan kota se-provinsi Jawa Barat untuk tahun 1998-2004 dengan metode deskriptif dan analisis regresi dengan metode
pendugaan Ordinary Least Square OLS terhadap data panel. Penelitian yang dilakukan oleh Irdhania 2009 mengenai dampak
desentralisasi fiskal terhadap kinerja perekonomian dan potensi keuangan di Kabupaten Bogor dengan menggunakan metode simultan pada variabel-variabel
PDRB, Konsumsi, Investasi, dan Pengeluaran pemerintah, menyimpulkan bahwa penerapan desentralisasi fiskal memberikan dampak yang positif pada kinerja
perekonomian Kabupaten Bogor.
Penelitian Suparno 2010 mengenai desentralisasi fiskal dan pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia menggunakan metode regresi panel data
terhadap data seluruh provinsi di Indonesia. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Suparno terdiri dari tiga persamaan yaitu pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, dan
kemiskinan yang masing-masing terpisah dan tidak menghubungkan keterkaitan antar ketiga variabel tersebut. Oleh karena itu, dalam skripsi ini untuk dapat
melihat keterkaitan antar variabel tersebut digunakan metode persamaan simultan.
2.5. Kerangka Pemikiran Konseptual