Pertumbuhan Ekonomi Tenaga Kerja

2.1.2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan yang berkesinambungan dari suatu kondisi perekonomian menuju keadaan yang lebih baik. Teori pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai penjelasan mengenai faktor-faktor yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka panjang dan penjelasan mengenai faktor-faktor tersebut berinteraksi satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Todaro et all, 2006. Dalam penelitian ini, konsep pertumbuhan bukanlah gambaran ekonomi suatu daerah pada satu waktu tetapi merupakan suatu proses berkesinambungan sehingga indikator yang digunakan adalah PDRB perkapita sejak tahun 1993 hingga 2009. Secara garis besar PDRB dikelompokkan menjadi beberapa sektor, yaitu: 1. Sektor primer yaitu sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam seperti tanah dan deposit di dalamnya, yaitu sektor pertanian, pertambangan, dan penggalian. 2. Sektor sekunder yaitu sektor yang mengolah bahan baku baik yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder sendiri menjadi barang lain yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Sektor ini mencakup sektor industri pengolahan, listrik, gas, air bersih, dan sektor kontruksi. 3. Sektor tersier atau dikenal sebagai sektor jasa yaitu sektor-sektor yang tidak memproduksi secara fisik melainkan dalam bentuk jasa yaitu sektor perdagangan, hotel, restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa lainnya

2.1.3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja dapat dibedakan menjadi dua yaitu pekerja dan penganggur. Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang memang sedang bekerja, dan orang yang mempunyai pekerjaan namun untuk sementara waktu tidak bekerja. Sedangkan pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan. Dumairy, 1996. Pengangguran merupakan masalah makroekonomi dan selalu menjadi tugas yang harus diselesaikan oleh setiap pemerintahan. Pada dasarnya pengangguran dapat diartikan sebagai penduduk usia produktif yang tidak mendapatkan kesempatan kerja. Dari segi produktivitas, penduduk usia kerja yang paling optimal menghasilkan output produksi adalah penduduk pada rentang umur 15-64 tahun. BPS, 2009.

2.1.4. Kemiskinan

Dokumen yang terkait

Dampak desentralisasi fiskal terhadap kemiskinan dan ketahanan pangan di wilayah Provinsi Jawa Barat

1 26 281

Dampak kebijakan fiskal terhadap perubahan struktur output dan tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat

1 47 459

Dampak desentralisasi fiskal terhadap distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan

0 9 436

Dampak desentralisasi fiskal terhadap kinerja keuangan daerah dan kemiskinan di Kabupaten Kota Provinsi Jawa Barat

4 23 106

Dampak desentralisasi fiskal terhadap kemiskinan dan ketahanan pangan di wilayah Provinsi Jawa Barat

0 16 563

Dampak desentralisasi fiskal terhadap distribusi pendapatan dan tingkat kemiskinan

3 27 226

PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL, PENGELUARAN PEMERINTAH, DAN PDRB TERHADAP KEMISKINAN PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL, PENGELUARAN PEMERINTAH, DAN PDRB TERHADAP KEMISKINAN Studi Kasus Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2002-2013.

0 3 12

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMISKINAN, TENAGA KERJA DANDESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Tenaga Kerja Dan Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Eks-Karesidenan Surakarta Tahun 2006-2

0 2 13

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMISKINAN, TENAGA KERJADAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN Analisis Pengaruh Tingkat Kemiskinan, Tenaga Kerja Dan Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Eks-Karesidenan Surakarta Tahun 2006-2010.

0 2 16

Analisis Pengaruh Desentralisasi Fiskal Terhadap Tingkat Kemiskinan di Sumatera Barat.

0 0 6