bentuk skripsi. Penggunaan metode kualitatif ini akan menghasilkan data yang bersifat deskriptif analistik.
G. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dibagi atas lima bab untuk mempermudah penulisan dan penjabaran dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan,
tinjauan kepustakaan, metode penulisan yang berkaitan dengan pembahasan akibat hukum atas konsolidasi bumn persero terhadap
pemegang saham minoritas . BAB II
PENGATURAN MENGENAI KONSOLIDASI BUMN PERSERO DI INDONESIA
Pada bab ini yang menjadi pembahasan adalah tinjauan umum BUMN, pendirian BUMN di Indonesia, pengertian konsolidasi
peleburan, tujuan konsolidasi peleburan, tata cara konsolidasi peleburan BUMN Persero.
BAB III KEDUDUKAN PEMEGANG SAHAM MINORITAS DALAM
BUMN Pada bab ini yang menjadi pembahasan adalah pengertian
pemegang saham, jenis-jenis pemegang saham, hak dan kewajiban pemegang saham minoritas dalam BUMN persero.
BAB IV AKIBAT HUKUM ATAS KONSOLIDASI BUMN PERSERO
TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS Pada bab ini yang menjadi pembahasan adalah kepemilikan saham
oleh pemegang saham minoritas setelah dilaksanakannya konsolidasi BUMN, perlindungan hukum terhadap pemegang
saham minoritas berdasarkan peraturan di Indonesia, perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas berdasarkan prinsip
Good Corporate Governance. BAB V
PENUTUP Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran menyangkut
permasalahan yang ada dalam penulisan ini.
BAB II PENGATURAN MENGENAI KONSOLIDASI BUMN PERSERO DI
INDONESIA
A. Pengertian, Jenis, dan Bentuk BUMN
Pada saat menyusun UUD 1945, para perintis kemerdekaan menyadari bahwa Indonesia sebagai kolektivitas politik masih belum memiliki modal yang
cukup untuk melaksanakan pembangunan ekonomi.Dimana Indonesia hanya memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia, sementara faktor produksi
yang lain, seperti modal dan teknologi, belum terserdia.Atas dasr kenyataan inilah kemudian dirumuskan landasan hukum tentang asas keadilan di bidang ekonomi
dan kesejahteraan sebagaimana tertera dalam Pasal 33 UUD 1945.Dan berawal dari Pasal 33 ini, dirumuskanlah strategi politik ekonomi Indonesia.Dalam strategi
ini Negara mengambil peran penting di bidang ekonomi untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan pemenuhan kebutuhan masyarakat dengan mendirikan
Badan Usaha Milik Negara BUMN melalui nasionalisasi perusahaaan- perusahaan eks pemerintah Belanda.
19
Secara jelas Pasal 33 UUD 1945 mengatur bahwa Negara akan mengambil peran dalam kegiatan ekonomi, oleh karena itu selama Pasal 33 UUD 1945 masih
tercantum dalam konsitusi maka selama itu pula pemerintah akan terlibat dalam
19
Rianti Nugroho dan Randy R. Wrihatnolo, Manajemen Privatisasi BUMN Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008, hlm. 1.
perekonomian Indonesia. Keterlibatan pemerintah dalam perekonomian di Indonesia dapat dilihat dari keberadaan Badan Usaha Milik Negara BUMN.
20
1. Indinesische Bedrijvenwet Staatsblad Tahun 1927 Nomor 417 sebagaimana
telah beberapa kali diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1955 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 850, Badan Usaha Milik Negaradiatur dalam UU BUMN Lembaran Negara
Nomor 70 tahun 2003 yang diundangkan serta mulai berlaku pada 19 Juni 2003. Kehadiran undang-undang ini menggantikan undang-undang sebelumnya yang
sudah dinyatakan dicabut tidak berlaku lagi, yaitu :
2. Undang-Undang Nomor 19 Prp Tahun 1960 tentang Perusahaan Negara
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1989
3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969 Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2890 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara menjadi Undang- Undang Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 40,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904.
21
Badan Usaha Milik Negara adalah persekutuan yang berbadan hukum yang didirikan dan dimiliki oleh negara.Dalam hal ini, perusahaan negara adalah
semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modal seluruhnya merupakan
20
Ibid, hlm. 1-2.
21
Mulhadi, Hukum Perusahaan: Bentuk-Bentuk Badan Usaha di Indonesia Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hlm.150-151.
kekayaan Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain dalam undang- undang.Dengan demikian, perusahaan negara adalah badan hukum yang dengan
kekayaan dan modalnya merupakan kekayaan sendiri kekayaan negara yang dipisahkan dan tidak terbagi-bagi dalam saham-saham.
22
Perbedaan antara BUMN dengan badan hukum lainnya sebagaimana yang dikemukakan dalam pengertian, adalah:
Pasal 1 angka 1 UU BUMNmenyebutkan bahwa, Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau
sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
23
1. Seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara;
2. Melalui penyertaan modal secara langsung;
3. Berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.
Salah satu letak perbedaan yang sangat jelas antara BUMN dengan Badan Usaha lainnya adalah terletak pada pemodalannya, dimana pemodalan dalam
BUMN seluruh atau sebagian besar dimiliki oleh Negara yang adalah Pemerintah namun berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan. Yang dimaksud dengan
kekayaan negara yang dipisahkan adalah pemisahan kekayaan negara dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk dijadikan penyertaan modal
negara pada BUMN dan untuk melanjutkan sistem pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, namun pelaksanaan pembinaan dan pengelolaannya harus sesuai
22
Elsi Kartika Sari dan Advendi Simangunsong, Op.Cit.,hlm. 81.
23
Johannes Ibrahim, Hukum Organisasi Perusahaan Pola Kemitraan dan Badan Hukum Bandung: Rafika Aditama, 2006, hlm. 71.
dengan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat. Dan pemisahan itu sesuai dengan kedudukannya sebagai badan hukum, yang harus mempunyai kekayaan sendiri
terlepas dari pada kekayaan umum negara.Dengan demikian dapat dikelola terlepas dari pengaruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
24
Modal BUMN yang berasal dari negara tersebut berasal dari beberapa sumber keuangan yaitu sebagai berikut:
25
1. Modal BUMN berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Dalam
hal ini proyek-proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dikelola oleh BUMN dan atau piutang Negara.
2. Cadangan modal yang disetorkan sebagai penambah modal.
3. Keuntungan yang diperoleh dari revaluasi aset.
Setiap penyertaan modal negara dalam rangka pendirian BUMN yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.Dan juga setiap terjadi perubahan penyertaan modal Negara, baik berupa penambahan maupun pengurangan, termasuk perubahan strukutur
kepemilikan negara atas saham persero, ditetapkan dengan peraturan pemerintah.Hal ini dilakukan dengan tujuan mempermudah dalam memonitor dan
penatausahaan kekayaan negara yang tertanam pada BUMN. Namun dalam hal penambahan penyertaan modal negara yang dananya bersumber dari yang lain,
tidak perlu ditetapkan dengan peraturan pemerintah, dalam hal ini cukup keputusan RUPS bagi persero dan menteri bagi perum.
26
24
Mulhadi, Op.Cit., hlm. 164.
25
Engga Prayogi dan RN Superteam, 233 Tanya Jawab Seputar Hukum Bisnis Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2011, hlm. 77-78.
26
Mulhadi, Op.Cit., hlm. 164-165.
Sebagaimana diketahui, bahwa BUMN mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat
27
, BUMN pun memiliki tujuan dalam keberadaannya di Indonesia. Ada 5 lima tujuan pendirian BUMN yang diatur dalam Pasal 2 UU BUMN,
yaitu:
28
1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. BUMN diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat
sekaligus memberi kontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan keuangan negara.
2. Mengerjar keuntungan.
Meskipun maksud dan tujuan persero adalah untuk mengejar keuntungan, namun dalam beberapa hal-hal tertentu untuk meakukan pelayanan umum,
persero dapat dilberikan tugas khusus dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat.Dengan demikian, penugasan pemerintah harus
disertai dengan pembiayaan kompensasi berdasarkan pertimbangan. 3.
Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang
banyak. Dengan maksud dan tujuan seperti ini, setiap hasil usaha dari BUMN, baik
barang atau jasa dapat memenuhi kebutuhan dari masyarakat.
27
Republik Indonesia, Konsideran Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara.
28
Mulhadi, Op.Cit.,hlm. 162-163.
4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh
sektor swasta dan koperasi. Kegiatan perintisan merupakan suatu kegiatan untuk menyediakan barang dan
jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun kegiatan tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi karena secara komersial tidak
menguntungkan.Oleh karena itu, tugas tersebut dapat dilakukan melalui penugasan kepada BUMN. Dalam hal adanya kebutuhan masyarakat luas yang
mendesak, pemerintah dapat pula menugasi suatu BUMN yang mempunyai fungsi pelayanan kemanfaatan umum untuk melaksanakan program kemitraan
dengan penguasa golongan ekonomi lemah. 5.
Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Tujuan daripada keberadaan BUMN di Indonesia ini lebih lengkap dan ideal jika dibandingkan dengan tujuan pendirian Perusahaan Negara yang diatur
pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960, tentang Perusahaan Negara. Dalam Pasal 4 ayat 2 Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 19 tahun 1960, disebutkan bahwa tujuan dari Perusahaan Negara adalah untuk membangun ekonomi nasional sesuai dengan
mengutamakan kebutuhan rakyat dan ketentraman serta kesenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan makmur materiil dan spiritual.
Serta dalam penjelasan Pasal 4 ayat 2 dikatakan bahwa Perusahaan Negara tersebut dalam menunaikan tugasnya selalu memperhatikan daya guna sebesar-
besarnya dengan tidak melupakan tujuan perusahaan untuk ikut serta membangun
ekonomi nasional sesuai dengan ekonomi terpimpin.Maka dapat dilihat dari tujuan BUMN maupun perusahaan Negara yang terdapat dalam kedua undang-
undang tersebut, keduanya merupakan pengimplementasian dari Pasal 33 UUD 1945, dimana keberadaan BUMN ini adalah untuk kesejahteraan rakyat Indonesia,
meskipun tidak dapat dipungkiri dalam perkembangannya saat ini terdapat BUMN yang juga mengejar keuntungan.Dalam UU BUMN terdapat 2 jenis
BUMN, yaitu Perusahaan Umum atau disebut dengan perum dan juga Perusahaan Perseroan atau yang disebut dengan persero.
Keberadaan perum memiliki makna usaha untuk melayani kepentingan umum kepentingan produksi, distribusi dan konsumsi, secara keselurugan dan
sekaligus untuk memupuk keuntungan.
29
Sedangkan keberadaan persero memiliki makna usaha untuk memupuk keuntungan keuntungan dalam arti, karena baiknya pelayanan dan pembinaan
organisasi yang baik, efisien dan ekonomis secara business-zakelijk, cost accounting principles, management effectiveness dan pelayanan umum yang baik
dan memuaskan memperoleh surplus atau laba. Hal ini dapat dilihat dari pengertian
Perum menurut Pasal 1 angka 3 UU BUMN yaitu, Perusahaan Umum, yang
selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
30
29
Ibid, hlm. 160.
30
Ibid.
Hal ini juga dapat kita lihat dari pengertian Persero yang terdapat dalam Pasal 1 angka 2 UU BUMN
yaitu,Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang
seluruh atau paling sedikit 51 lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh negara yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.
B. Pendirian BUMN Persero di Indonesia