Definisi Pemegang Saham Minoritas

BAB III KEDUDUKAN PEMEGANG SAHAM MINORITAS DALAM BUMN

A. Definisi Pemegang Saham Minoritas

Definisi daripada Pemegang saham sendiri tidak diatur secara jelas dalam peraturan perundang-undangan, namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pemegang Saham, atau yang pada disebut dengan “persero” adalah seseorang yang mempunyai hak terhadap perusahaan berkat penyerahan bagian modal sehingga dianggap berbagi di dalam kepemilikan dan pengawasan. 72 Pada umumnya setiap orang yang dapat menjadi pendiri suatu perseron terbatas dapat menjadi pemegang saham perseroan.Yang dimaksud dengan para pendiri adalah mereka yang hadir dihadapan notaris pada saat Akta Pendirian perseroan terbatas ditandatangani. Status hukum para pendiri ini akan berubah menjadi pemegang saham pada saat perseroan terbatas memperoleh status sebagai badan hukum, yaitu pda saat Akta Pendirian perseroan terbatas tersebut mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dengan demikian, pada saat yang bersamaan, yaitu saat perseroan terbatas memperoleh status badan hukum, saham perseroan sebagaibukti pemilikan pemegang saham dan perseroan terbatas memperoleh kedudukannya dalam hukum. 73 Seseorang yang dianggap mampu untuk hadir dalam bertindak sebagai pendiri adalah orang yang dianggap cakap menurut hukum.Dengan demikian, 72 Pemerintah Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1995, hlm. 762. 73 Gunawan Widjaja, Hak Individu dan Kolektif Para Pemegang Saham Jakarta: Forum Sahabat, 2008, hlm. 38-39. setiap orang yang cakap untuk membuat perjanjian yaitu orang dewasa, kecuali yang berada dibawah pengampuan atau karena undang-undang dinyatakan tidak cakap untuk melakukan tindakan hukum. Dan juga dalam hal ini kiranya semua badan hukum yang telah dinyatakan sah sebagai badan hukum oleh Negara Republik Indonesia, dan atau Negara-negara lainnya, dengan meperhatikan ketentuan hukum khusus yang berlaku. 74 Pasal 7 ayat 1 UUPT dikatakan bahwa,Perseroan didirikan oleh 2 dua orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia Berdasarkan peraturan ini dapat dilihat bahwa perseroan harus memiliki kurang lebih dua pendiri, yang mana pendiri itu dikemudian hari menjadi pemegang saham dalam perseroan tersebut. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam suatu perseroan sekurang-kurangnya akan terdapat dua pemegang saham. Dalam hal terdapat pemegang dua saham atau lebih, maka pemegang saham yang memiliki saham yang terbanyak sering kali dinamakan dengan pemegang saham mayoritas, atau majority shareholder. 75 Black’s Law Dictionary, menyebutkan bahwa pengertian majority shareholderadalah ,“A shareholder who own controls or control more than half of corporation’ stocks”. 76 Melihat kepemilikan pemegang saham mayoritas yang mendominasi saham dalam perseroan, maka disamping istilah pemegang saham mayoritas Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa pemegang saham mayoritas adalah pemegang saham yang memilki control lebih dari setengah saham. 74 Gunawan Widjaja, Op.Cit.,hlm. 39. 75 Gunawan Widjaja, Op.Cit.,hlm. 40. 76 Bryan A Garner, Black’s Law Dictionary 8 th edition St. Paul : West Group, 2004, hlm. 1408. dikenal juga penggunaan istilah pemegang saham pengendali, atau controlling shareholder. Pengertian controlling shareholder dalam Black’s Law Dictionary adalah, “A shareholder who is in the position influence the corporation’s activities because the shareholder either owns a majority of outstanding shares or own a smaller percentage but significant number of the remaining shares are widely distributed among many others.” 77 Melihat perjalanan suatu perseroan, pemegang saham mayoritas akan sering dihadapkan dengan pemegang saham minortas. Pemegang saham minoritas menurut Black’s Law Dictionary, adalah, “A shareholder who owns less than half of the total shares outstanding and thus cannot corporation’s management or singlehandedly elect directors.” Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa karena kepemilikan saham oleh pemegang saham mayoritas yang lebih banyak, yang berarti apabila kita mengacu kepada asas one man one vote, maka hak suara pemegang saham mayoritas dalam RUPS dapat dikatakan lebih besar, sehingga keberadaan pemegang saham mayoritas dapat mengendalikan perseroan melalui suaranya dalam RUPS. 78 Peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak memberikan defenisi yang eksplisit mengenai pemegang saham minoritas. Pengertian pemegang saham minoritas hanya terdapat secara implisit di dalam UUPT, seperti yang terdapat Dari pengertian ini berarti bahwa pemegang saham minoritas memiliki kurang dari setengah dari seluruh total jumlah saham. Kepemilikan saham yang demikian menyebabkan pemegang saham minoritas tidak dapat memanajemen atau mengendalikan korporasi atau memilih direksi. 77 Ibid. 78 Ibid. dalam Pasal 79 Ayat 2 a, Pasal 97 Ayat 6, Pasal 113 Ayat 6, Pasal 138 Ayat 3 a, Pasal 144 Ayat 1 yakni bahwa 1 satu orang atau lebih dari pemegang saham yang bersama-sama untuk mewakili 110 satu persepuluh jumlah saham atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. 79 Posisi pemegang saham mayoritas yang begitu menguntungkan membuat pemegang saham minoritas semakin terabaikan keberadaannya.Karena tak jarang dalam hal mengambil keputusan pemegang saham minoritas kalah suaranya sehingga mau tidak mau pemegang saham minoritas mengikuti keputusan dari pemegang saham mayoritas.Disinilah muncul masalah, yaitu suara mayoritas yang Dari penjelasan ini kita dapat melihat bahwa kepemilikan saham oleh pemegang saham minoritas tidaklah lebih dari 10 sepuluh persen, dan itu merupakan komposisi saham yang sangat sedikit dan kurang berpengaruh suaranya dalam RUPS. Sebagaimana diketahui bahwa UUPT memberlakukan prinsip 1 satu saham 1 satu suara one man one vote bagi suatu perseroan terbatas. Dalam Pasal 84 ayat 1 UUPT mengatur bahwa, setiap saham yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali anggaran dasar menentukan lain. Hal ini berarti bahwa pemilik saham mempunyai hak suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.Dengan demikian keberadaan pemegang saham mayoritas yang memiliki komposisi saham lebih banyak memiliki hak bersuara yang lebih besar dibanding dengan pemegang saham minoritas dan terkadang membuat pihak pemegang saham minoritas tidak berdaya menghadapi kekuasaan dan kewenangan dari pemegang saham mayoritas. 79 Ruth Paolin Marbun, Perlindungan Hukum Terhadap Pemegang Saham Minoritas Pada Perusahaan Yang Melakukan Akusisi Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, 2014, hlm. 72-73. sering menang dalam mengambil keputusan sering kali bertolak belakang dengan kehendak dan kepentingan pemegang saham minoritas.Padahal bagaimanapun juga pemegang saham minoritas tetaplah pihak yang mempunyai bagian dalam perusahaan meskipun dalam jumlah kecil yang juga berhak mendapat perlindungan, meskipun tidak harus sampai menjadi pihak yang mengatur perusahaan.Pemegang saham minoritas memang merupakan pihak yang rawan eksploitasi. 80

B. Hak dan Kewajiban Pemegang Saham Minoritas dalam BUMN