BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat dihasilkan beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pengaturan mengenai peleburan konsolidasi BUMN persero di Indonesia
terdapat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Perubahan Bentuk Badan
Hukum Badan Usaha Milik Negara. Namun dalam PP No. 43 Tahun 2005 tersebut tidak terdapat dengan jelas tata laksana peleburan BUMN persero.
Berdasarkan Pasal 11 dari PP No. 43 Tahun 2005 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Perubahan Bentuk Badan Hukum Badan
Usaha Milik Negara, bahwa dalam pelaksanaan penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan BUMN persero berlaku sama prinsip-prinsip yang terdapat
dalam pengaturan mengenai penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan perseroan terbatas. Sehingga hal itu menyebabkan pengaturan mengenai
peleburan BUMN persero di Indonesia terdapat jelas dalam UUPT. 2.
Kedudukan pemegang saham minoritas dalam BUMN persero dapat dilihat melalui hak dari pemegang saham minoritas dalam BUMN yang adalah sama
dengan hak pemegang saham lainnya. Dalam Undang-UndangNomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara tidak dituliskan secara jelas
apa yang menjadi hak-hak dari para pemegang saham dalam BUMN tetapi merujuk kepada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas terdapat beberapa hak-hak daripada pemegang saham, yaitu hak untuk memperoleh saham dari penerbitan saham selanjutnya first right of
refusal, hak untuk memiliki bukti kepemilikan saham, hak untuk menjual dan atau mengalihkan dalam bentuk apapun saham yang dimilkinya, hak untuk
exit atau keluar menjual atau mengalihkan sahamnya kepada pihak lain dari perseroan terbatas dan hak mendahulu untuk ditawarkan dan untuk membeli
saham dari pemegang saham lain yang hendak menjual sahamnya apabila diatur dalam anggaran dasar perseroan, hak untuk menjaminkan saham-saham
tersebut sebagai jaminan utang, hak untuk mengajukan gugatan terhadap Perseroan kepada pengadilan negeri apabila dirugikan, hak untuk meminta
kepada Perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga wajar apabila yang bersangkutan tidak menyetujui tindakan Perseroan, hak untuk memperoleh
dividen, hak untuk memanggil RUPS, hak untuk mendapat keterangan, hak untuk hadir dan bersuara dalam RUPS
3. Akibat hukum atas kepemilikan saham oleh pemegang saham minoritas atas
pelaksanaan peleburankonsolidasi BUMN persero adalah saham pada BUMN yang meleburkan diri beralih kepada saham BUMN yang baru terbentuk.
Dengan demikian setiap pemegang saham yang berada di BUMN persero yang meleburkan diri beralih menjadi pemegang saham di BUMN yang baru
terbentuk. Dalam pelaksanaannya bisa saja merugikan pemegang saham minoritas, oleh sebab itu keberadaan prinsip akuntabilitas, kewajaran, dan
transparansi dalam Good Corporate Governance dapat menjadi perlindungan preventif terhadap pemegang saham minoritas. Dan selanjutnya apabila
pelaksanaan peleburan sudah disetujui RUPS, dan pemegang saham minoritas tidak setuju terhadap pelaksanaan peleburan tersebut, maka UUPT mengatur
bahwa pemegang saham dapat meminta kepada perseroan agar sahamnya dibeli dengan harga wajar Appraisal Rights.
B. Saran