19
dimensi menggunakan tema alam semesta. Pada siklus I bentuk yang dibuat anak cenderung sama dan belum jelas maksudnya, tetapi pada pelaksanaan siklus IV
hasil karya anak lebih bebas, sesuai dengan tema, menunjukkan imajinasi anak, dan 5 Faktor pendukung dari guru dan anak didik nampak antusias dan senang
saat pelaksanaan membentuk menggunakan bahan yang baru adonan tepung dan tanah liat, kemudian faktor penghambat adalah keterbatasan bahan ajar, dan
sekolah belumpernah melakukan kegiatan membentuk menggunakan platisin, adonan tepung, tanah liat. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, jika dilihat
dari variabel, metode penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan kolase dapat digunakan sebagai usaha meningkatkan
keterampilan motorik halus pada peserta didik.
E. Kerangka Berpikir
Tunagrahita ringan, atau yang sering disebut dengan the educable mentally retarded child, debil, atau moron dengan IQ 5055 – 7075, merupakan salah satu
jenis tunagrahita. Kemampuan motorik halus peserta didik tersebut mengalami gangguan yang memerlukan bimbingan dan latihan khusus. Keterampilan motorik
halus perlu diberikan pada peserta didik tunagrahita, salah satu latihan keterampilan motorik halus bagi peserta didik tunagrahita adalah dengan
keterampilan kolase. Kolase merupakan salah satu latihan motorik halus dengan menempel sesuatu benda pada sebuah gambar dalam hal ini benda yang dipakai
dalam penelitian ini adalah dengan manik-manik payet, dan kain flannel. Warna- warni dari bahan-bahan tersebut akan menarik perhatian peserta didik sehingga
peserta didik akan senang melakukannya, sedangkan demikian tanpa
20
disadaripeserta didik telah sekaligus melatih keterampilan motorik halusnya. Latihan keterampilan kolase memiliki kelebihan diantaranya:
1. Keterampilan kolase mudah dan menarik sehingga peserta didik tidak bosan melakukan kegiatan tersebut.
2. Mengajarkan pada peserta didik untuk memanfaatkan barang-barang yang ada di sekitar untuk dijadikan barangkarya yang indah.
3. Bahan dasar yang digunakan mudah didapat. 4. Terjangkau oleh semua lapisan masyarakat karena biaya yang murah.
5. Latihan keterampilan kolase bisa sekaligus melatih keterampilan motorik halusnya.
6. Dengan kegiatan menempel, maka peserta didik dapat sekaligus melatih daya konsentrasinya.
Pengamatan awal di lapangan menunjukkan peserta didik tunagrahita mengalami kesulitan dalam koordinasi motorik halusnya, sehingga hal ini akan
mengganggu atau menghambat perkembangannya terutama pada saat peserta didik menjalani aktivitas sehari-hari. Diperlukan benda nyata untuk membantu
melatih motorik halus peserta didik tunagrahita, maka yang dilakukan peneliti dalam hal ini adalah memilih keterampilan kolase yang menggunakan media
gambar yang ditempeli dengan manik-manik payet ataupun kain flannel yang bewarna-warni. Keterampilan semacam ini biasa disebut dengan kolase.
Latihan motorik halus dengan keterampilan kolase merupakan salah satu jenis latihan motorik halus dengan cara menyusun bahan-bahan yang ditempelkan
pada bidang menjadi sebuah kerajinan yang menarik. Adanya gambar dalam latihan menjadikan peserta didik tertarik untuk melakukan latihan motorik halus,
21
peserta didik tidak mudah bosan, asik dengan kegiatan menempel, dengan demikian otomatis terlatihlah motorik halusnya.
Strategi pembelajaran bagi peserta didik tunagrahita memerlukan suatu metode khusus yang menarik, konkrit, mudah dan sederhana. Hal ini bisa
dilakukan guru dengan menciptakan situasi yang tidak membosankan peserta didik dengan kondisi belajar sambil bermain yang menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi peserta didik tunagrahita, salah satu strategi yang digunakan untuk melatih keterampilan motorik halus peserta didik tunagrahita agar mampu
menggerakkan jari-jari tangannya adalah dengan memberikan latihan keterampilan kolase.
Tindakan yang dilakukan dalam meningkatkan kemampuan motorik halus pada peserta didik dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tes yang
diukur dengan instrumen tes yang sudah ditentukan. Peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan berdasarkan instrumen dan penelitian sambil mencatat hasil
yang diperoleh oleh peserta didik. Kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam latihan ini dimulai dengan kegiatan pelemasan jari-jari tangannya seperti:
memegang, menggenggam, menjumput, mengecat, mengelem dan menempelkan manik-manik payet, kain flanel dan kertas pada bidang gambar yang sudah
disediakan sehingga menjadi sebuah gambar yang menarik. Selanjutnya, dilakukan pencatatan, pengambilan tindakan dan merefleksi hasil kegiatan peserta
didik dalam mengerjakan keterampilan kolase. Proses akhirnya adalah mengambil kesimpulan atas apa yang telah dicapai oleh peserta didik. Pembelajaran untuk
latihan keterampilan motorik halus pada peserta didik tunagrahita ringan BBRSBG “Kartini” Temanggung dapat digambarkan kedalam sebuah skema.
Adapun bentuk skema sebagai berikut: