Pengertian Keterampilan Kolase Tinjauan Tentang Keterampilan Kolase
18
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan motorik halus anak kelompok B di TK
Pertiwi Prawatan Jogonalan Klaten. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan persentase kemampuan motorik halus anak sebelum tindakan sampai dengan
siklus III, yaitu sebelum tindakan 45,66, siklus I 47,44, siklus II 68,78, dan siklus III 86,47. Peningkatan kemampuan motorik halus dari sebelum tindakan
sampai dengan siklus III sebesar 40,81 dan ketuntasan kemampuan motorik halus anak sampai dengan akhir siklus III telah mencapai target keberhasilan
dengan nilai rata-rata 3,4 dalam kategori berhasil. Penelitian ketiga berjudul Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Anak
Melalui Permainan Membentuk Menggunkanan Adonan Tepung, Plastisin, dan Tanah Liat pada kelompok A di TK ABA Sukoharjo oleh Novianti Eka Purnama
Sari, NIM 04207241015 Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta, Januari
2009. Metode penelitian yang digunakan adalah PTK dengan empat siklus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan 1 Pelaksanaan pembelajaran membentuk
melalui tahap persiapan bahan dan alat, pelaksanaan kegiatan membentuk, menceritakan hasil karya, meletakkan karya di tempat yang telah disediakan.
Rencana pembelajaran dan persiapan bahan alat dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan, 2 Jumlah anak yang melakukan kegiatan membentuk terhadap
keterampilan motorik halus anak meningkat 6-82. 3 Reaksi anak saat melakukan kegiatan membentuk adalah antusias ketika akan melaksanakan
tindakan, senang memegang bahan, senang membentuk, dan mampu menjelaskan objek yang dibuat. Pada akhir pelaksanaan tindakan sebanyak 12-17 anak telah
menunjukkan reaksi-reaksi tersebut. 4 Hasil karya anak berupa bentuk tiga
19
dimensi menggunakan tema alam semesta. Pada siklus I bentuk yang dibuat anak cenderung sama dan belum jelas maksudnya, tetapi pada pelaksanaan siklus IV
hasil karya anak lebih bebas, sesuai dengan tema, menunjukkan imajinasi anak, dan 5 Faktor pendukung dari guru dan anak didik nampak antusias dan senang
saat pelaksanaan membentuk menggunakan bahan yang baru adonan tepung dan tanah liat, kemudian faktor penghambat adalah keterbatasan bahan ajar, dan
sekolah belumpernah melakukan kegiatan membentuk menggunakan platisin, adonan tepung, tanah liat. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, jika dilihat
dari variabel, metode penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan kolase dapat digunakan sebagai usaha meningkatkan
keterampilan motorik halus pada peserta didik.