Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

5

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah yaitu: Bagaimanakah keterampilan kolase dapat meningkatkan gerak motorik halus pada jari–jari tangan peserta didik tunagrahita ringan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “Kartini” Temanggung?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan gerak motorik halus pada jari–jari tangan melalui keterampilan kolase pada peserta didik tunagrahita ringan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “Kartini” Temanggung.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pendidikan seni sebagai hasil karya ilmiah, diharapkan dapat berguna untuk menambah referensi atau informasi yang berhubungan dengan pendidikan seni yaitu seni rupa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS UNY Penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan menambah wawasan tentang Pendidikan Seni Kolase untuk anak tunagrahita ringan. 6 b. Bagi Peneliti Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan dengan realitas sosial agar dapat mengetahui peranan seni dalam pendidikan luar biasa. c. Bagi peserta didik tunagrahita BBRSBG “Kartini” Temanggung 1 Mendapatkan pengetahuan tentang kolase. 2 Mendapatkan keterampilan dan pengalaman bermakna dalam membuat kolase. 3 Membantu melatih gerak motorik halus pada jari-jari tangan peserta didik tunagrahita. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Tunagrahita

1. Pengertian Tunagrahita

Dalam kehidupan masyarakat kita sering menjumpai sekelompok orang yang memiliki kecerdasan di bawah normal. Istilah untuk menyebut kelompok anak-anak bermacam-macam antara lain; terbelakang mental, sub normalia mental, cacat mental, tunagrahita dan lain-lain. Tunagrahita adalah istilah yang digunakan paling akhir untuk menyebutkan anak yang menyandang tuna mental. Istilah yang digunakan sebelumnya di Indonesia adalah cacat mental, lemah syaraf, lemah otak, lemah mental, terbelakang mental dan lain-lain. Tunagrahita dalam bahasa Inggris sering disebut mentally handicapped, mentally defident, mentally sub normal, mental retarded, intellectual subnormality, dan lain sebagainya. Banyak istilah untuk menyebut sekelompok orang yang memiliki kecerdasan di bawah normal, baik itu istilah dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing sebenarnya mempunyai arti yang sama. Agar lebih jelas pengertian tunagrahita, di bawah ini akan diuraikan batasan pengertian tunagrahita berdasarkan pandangan yang berbeda-beda. Seperti yang dikemukanakan oleh Sutjihati S, 2006: 103 mendefinisikan anak tunagrahita sebagai berikut Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Dalam kepustakaan bahasa asing digunakan istilah-istilah mental retardation, mentally retarded, mental deficiency, mental defective, dan lain-lain. Kondisi kecerdasan anak tunagrahita yang di bawah rata-rata dan ditandai oleh kecerdasan intelegensi dan ketidakmampuan dalam interaksi sosial, 8 sukar mengikuti program pendidikan di sekolah biasa secara klasikal, oleh karena itu anak tunagrahita membutuhkan layanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak tersebut. Sedangkan menurut M. Umardjani dalam Sutjihati S, 2006: 104-105, mengatakan bahwa “Perkembangan motorik anak tunagrahita tidak secepat anak normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesegaran jasmani anak terbelakang mental atau tunagrahita yang memiliki MA Mental Age 3 tahun sampai dengan 12 tahun dalam kategori kurang sekali, sedangkan anak normal pada umur yang sama dengan kategori kurang.” Pendapat lainnya mengenai definisi tunagrahita dikemukakan oleh Muljono A. 1994: 19, yang menyebutkan bahwa “tunagrahita adalah kata lain dari retardasi mental mental retardation, yang arti harfiahnya dari perkataan tuna yang artinya merugi sedangkan grahita artinya pikiran. Tunagrahita ditandai oleh kelemahan dalam berpikir dan bernalar, akibatnya anak memiliki kemampuan dan belajar dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata.” Berdasarkan pendapat- pendapat tersebut, maka dalam hal ini yang dimaksud dengan peserta didik tunagrahita adalah peserta didik yang mengalami perkembangan mental di bawah normal, mengalami hambatan dan gangguan dalam segala hal seperti keterbatasan motorik, sosial, intelegensi, penguasaan bahasa dan sebagainya sehingga memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain.

2. Klasifikasi Tunagrahita

Klasifikasi tunagrahita dapat ditinjau dari beberapa sudut pandang. Berpijak dari konsep tersebut, ada beberapa klasifikasi tunagrahita menurut sudut

Dokumen yang terkait

Status Kesehatan Gingiva Pada Penderita Sindroma Down di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) Temanggung

0 3 1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS SEBAGAI PERSIAPAN MENULIS PERMULAAN MELALUI KETERAMPILAN KOLASE PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 DI SLB NEGERI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

3 39 115

MENINGKATKAN GERAK MOTORIK HALUS PADA JARI – JARI TANGAN MELALUI KETRAMPILAN KOLASE SISWA TUNA GRAHITA RINGAN KELAS II SLB C SHANTI YOGA KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008 2009

0 8 69

(ABSTRAK) TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA GRAHITA “KARTINI” TEMANGGUNG.

0 1 2

Ekspresi Perilaku Seksual Masa Pubertas Pada Remaja Penyandang Tunagrahita (Penelitian Pada Penerima Manfaat di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita “KARTINI” Temanggung).

0 0 1

(ABSTRAK) TES KESEGARAN JASMANI KELAYAN DEBIL BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA GRAHITA “KARTINI” TEMANGGUNG.

0 0 2

“Kebugaran Jasmani Kelayan Tingkat Ringan (Debil) di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Grahita (BBRSBG) “KARTINI” Temanggung”.

0 0 1

DINAMIKA PELAYANAN REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS INTELEKTUAL DI BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA GRAHITA KARTINI TEMANGGUNG TAHUN 1975-2012.

2 3 1

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BATIK ANAK TUNAGRAHITA PROGRAM BIMBINGAN A DI BALAI BESAR REHABILITASI SOSIAL BINA GRAHITA “KARTINI” TEMANGGUNG JAWA TENGAH.

1 2 267

PENINGKATAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PKK KARTINI PADOKAN KIDUL TIRTONIRMOLO KASIHAN BANTUL.

1 6 73