22
7. Pembelajaran Konvensional
Menurut Djamarah dalam Yuli, 2010 mendeskripsikan bahwa pembelajaran konvensional adalah metode pembelajaran tradisional atau
disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik
dalam proses belajar dan pembelajaran. Dalam pembelajaran, sejarah metode konvensional ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan serta
pembagian tugas dan latihan. Pembelajaran konvensional pada umumnya memiliki kekhasan tertentu misalnya lebih mengutamakan hapalan dari pada
pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil dari pada proses, dan pengajaran berpusat pada guru. Dengan demikian
terlihat bahwa pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai
23
mengaplikasikannya kepada situasi kehidupan nyata. Lebih lanjut dinyatakan bahwa pembelajaran konvensional memiliki
ciri-ciri, yaitu: 1 pembelajaran berpusat pada guru, 2 terjadi passive learning, 3 interaksi di antara siswa kurang, dan 4
tidak ada kelompok-kelompok kooperatif.
Sumber belajar dalam pembelajaran konvensional lebih banyak berupa informasi verbal yang diperoleh dari buku dan penjelasan guru atau ahli.
Sumber-sumber inilah yang sangat mempengaruhi proses belajar siswa. Dalam praktiknya siswa dituntut untuk menunjukkan kemampuan menghafal
dan menguasai potongan-potongan informasi sebagai prasyarat untuk mempelajari keterampilan-keterampilan yang lebih kompleks. Artinya bahwa
siswa yang telah mempelajari pengetahuan dasar tertentu, maka siswa diharapakan akan dapat menggabungkan sub-sub pengetahuan tersebut untuk
menampilkan prilaku hasil belajar yang lebih kompleks.
8. Aktivitas Belajar Siswa
Untuk mencapai keberhasilan dalam mengajar, seorang guru antara lain harus mengetahui
asas-asas didakdik
dasar-dasar mengajar dan
melaksanakan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Salah satu unsur-unsur dalam dasar-dasar mengajar adalah keaktifan belajar siswa. Agar proses
belajar menjadi aktif, menurut Siberman 2006: 9 siswa harus mengerjakan banyak sekali tugas, mereka harus menggunakan otak, mengkaji gagasan,
memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif berarti suasana belajar harus menyenangkan, bersemangat, dan penuh
gairah. Siswa dapat beraktivitas dengan sebaik-baiknya selama proses pembelajaran, di dalam kelompoknya maupun dalam pembelajaran klasikal.
24
Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting karena tanpa aktivitas, pembelajaran itu tidak mungkin akan
berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran,
bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.
Rohani 2004:6 memaparkan bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktifitas fisik
merupakan keaktifan siswa dari anggota badan, membuat sesuatu, bermain, ataupun bekerja. Peserta didik yang mempunyai aktivitas psikis adalah siswa
yang jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau berfungsi dalam rangka pengajaran. Lebih lanjut Paul dalam Rohani 2004:9 menyimpulkan
bahwa: Terdapat bermacam-macam kegiatan peserta didik yang
meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa, antara lain sebagai berikut: 1 Visual activities, yang termasuk di
dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; 2 Oral
activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya dan memberi
saran, mengeluarkan
pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi; 3 Listening activities, sebagai
contoh mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato; 4 Writing activities, seperti misalnya menulis cerita,
karangan, laporan, angket, menyalin; 5 Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram; 6
Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat
konstruksi, model
mereparasi, bermain, berkebun, beternak; 7 Mental activities, sebagai contoh misalnya: menganggapi, mengingat,
memecahkan soal,
menganalisa, melihat
hubungan, mengambil keputusan; 8 Emotional activities, seperti
misalnya: menaruh
minat, merasa
bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, berani, tenang, dan gugup.
25
Aktivitas-aktivitas tersebut tidaklah terpisah satu sama lain. Dalam setiap aktivitas motoris terkandung aktivitas mental disertai oleh perasaan
tertentu, dan seterusnya. Pada setiap pembelajaran terdapat berbagai aktivitas yang dapat diupayakan. Dengan demikian, keaktifan siswa selama belajar
dapat juga diamati dari keaktifan siswa saat bertanya, keberanian siswa mempresentasikan hasil kerjanya, keberanian siswa dalam memberikan
tanggapan atau pendapat, ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas, dan juga dapat diamati dari kerja sama siswa dalam kelompok.
9. Penerapan Flash Macromedia dalam Pembelajaran