c. Siswa berpikir secara individual.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa beberapa menit untuk memikirkan jawaban dari permasalahan yang disampaikan guru.
Langkah ini dapat dikembangkan dengan meminta siswa untuk menuliskan hasil pemikiranya masing-masing.
d. Setiap siswa mendiskusikan hasil pemikiran masing-masing dengan
pasangan. Guru mengorganisasikan siswa untuk berpasangan dan memberi
kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawaban yang menurut mereka paling benar atau paling meyakinkan. Guru memotivasi siswa
untuk aktif dalam kerja kelompoknya. Pelaksanaan model ini dapat dilengkapi dengan LKS sehingga kumpulan soal latihan atau pertanyaan
yang dikerjakan secara kelompok. e.
Siswa berbagi jawaban dengan seluruh kelas. Siswa mempresentasikan jawaban atau pemecahan masalah secara
individual atau kelompok didepan kelas. f.
Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
hasil pemecahan masalah yang telah mereka diskusikan.
B. Kajian Empiris hasil penelitian relevan
Berdasarkan Skripsi yang dilaksanakan oleh Hernawati tahun 2007 di Tegal dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
learning Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas V SD dalam mata Pelajaran PKn. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD di Tegal melalui
penerapan model pembelajaran Cooperative learning Tipe Think-Pair- Share. Adapun hasil penelitiannya mengambarkan dari hasil kuis siklus I
yang menunjukkan bahwa persentase siswa yang tuntas belajar sebanyak 65,79 , dengan nilai rata-rata 63,21. Walaupun belum mencapai
ketuntasan klasikal namun telah mencapai rata-rata ketuntasan individual dan telah melebihi rata-rata hasil belajar tahun sebelumnya yaitu 58.
Dilihat dari hasil kuis siklus II, terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan hasil kuis siklus I. Sebanyak 30 siswa 78,95 tuntas belajar
dengan nilai rata-rata 64,56. Namum demikian hasil tersebut belum memenuhi tuntas belajar klasikal yaitu 85. Dari analisa terhadap hasil
kuis siklus III terjadi peningkatan hasil belajar bila dibandingkan dengan siklus I dan siklus II. Sebanyak 34 siswa 89,47 tuntas belajar dengan
nilai rata-rata 69,26. Hal berarti telah memenuhi ketuntasan klasikal karena 85 siswa mendapatkan nilai diatas 63 dan rata-rata yang
diperoleh 69,26 melebihi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan yaitu 63.
Dengan perolehan hasil di atas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Cooperative
learning Tipe Think-Pair-Share maka hasil belajar siswa kelas V SD dalam mata pelajaran PKn meningkat.
Berdasarkan Skripsi yang dilaksanakan oleh Isma Nurhidayati tahun 2009 di Jepara dengan judul Penerapan Model Pembelajaran
Kooperaitif Tipe Berpasangan Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Brantaksekarjati
Welahan Jepara. Peneliti bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dan prestasi belajar matematika dengan menggunakan model Think-Pair-Share.
Adapun hasil peneliltianya pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 71,07 dengan ketuntasan belajar 67,9 sedangkan pada siklus II diperoleh nilai
rata-rata 85,4 dengan ketuntasan belajar 89,2. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata sebesar 14,33. Aktivitas siswa juga lebih baik.
Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan siswa pada siklus I adalah 66,25 sedangkan siklus II 85,6. Dengan demikian terjadi peningkatan
persentase aktivitas siswa sebesar 19,35. Dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran tipe Think-Pair-Share dapat
meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan Skripsi yang dilaksanakan oleh Rifa Imami tahun
2011 di Semarang dengan judul Peningkatan Kemampuan Siswa Menentukan Pokok Pikiran Paragraf dengan Teknik Think-Pair-Share di
Kelas IV . Peneliti bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dengan pembelajaran
Think-Pair-Share, meningkatkan
kemampuan siswa
menentukan pokok pikiran paragraf dan meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran. Adapun hasil penelitianya aktivitas siswa pada siklus I
diperoleh persentase 62,84, siklus II 82,5 dan siklus III 87. Ketuntasan belajar mendapat rerata 68,23 dengan persentase 70,6, siklus
II reratanya 72,8 dengan persentase 83,3 dan siklus III reratanya 75 dan
persentasenya 87,5. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia dengan teknik ini dapat meningkatkan aktivitas siswa,
kemampuan siswa dan kinerja guru. Berbagai penelitian telah dilakukan hasilnya menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan setelah diterapkan pembelajaran yang dilakukan peneliti. Namun penelitian terhadap prestasi belajar masih menarik
dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran Think-Pair-Share. Kedudukan penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya adalah
pelengkap. Penelitian ini dimaksudkan untuk melengkapi penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran Think-Pair-Share yang sudah
dilakukan oleh peneliti-peneliti tersebut di atas. Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti tersebut memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dalam penelitian tersebut terletak pada instrumen yang
digunakan sama-sama menggunakan instrumen yang berupa tes dan nontes. Instrumen yang berupa tes diperoleh dari hasil tes siswa, sedangkan
instrumen yang berupa nontes siswa diperoleh dari deskriptif data kualitatif. Perbedaan dalam penelitian ini dengan peneliti-peneliti tersebut
adalah terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, serta kompetensi yang digunakan. Peneliti
mengkaji masalah seberapa besar peningkatan prestasi belajar siswa kelas IVC SDN Tambakaji 04 Semarang. Variabel penelitian yang digunakan
adalah aktivitas guru dalam pelajaran PKn, aktivitas siswa dalam pelajaran
PKn dan prestasi belajar siswa kelas IVC. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IVC SDN Tambakaji 04 Semarang. Penelitian ini mengambil bidang
kajian peningkatan prestasi belajar PKn.
C. Kerangka Berpikir