Berdasarkan hasil uji homogenitas diperoleh
2 hitumg
9.41
2 tabel
11.07 yang berarti bahwa ketujuh kelas tersebut mempunyai varians yang relatif sama.
Dilihat dari hasil uji anava diperoleh F
hitung
sebesar 2.08 F
tabel
2.25 yang berarti keenam kelas tersebut mempunyai rata-rata yang relatif sama. Berdasarkan
kedua analisis tersebut menunjukkan bahwa populasi tersebut homogen.
3.1.2 Sampel
Pada penelitian ini digunakan teknik random sampling, yaitu sampel yang diambil secara acak.
Penentuan sampel diambil dengan cara diundi dari enam kelas sampel tersebut terdiri dari satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Sampel dalam
penelitian ini diambil dua dari enam kelas siswa SMP 2 Kaliwungu Kudus kelas VIII tahun ajaran 20102011. Diperoleh kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen
dan kelas VIII-E sebagai kelas kontrol.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan yaitu:
1 Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel
penyebab Arikunto, 1998: 101. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan
metode demonstrasi dan pembelajaran ceramah dan diskusi pada pengajaran fisika di SMP.
2 Variabel terikat adalah akibat atau variabel yang dipengaruhi Arikunto,
1998: 93. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah pemahaman konsep fisika siswa SMP kelas VIII semester II.
3 Variabel yang dikendalikan. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dikendalikan adalah materi pelajaran berasal dari guru yang sama, kurikulum yang digunakan guru untuk mengajar dan sumber belajar siswa.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto 1998: 225 definisi metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Keberhasilan
pengumpulan data sangat dipengaruhi oleh metode pengumpulan data, karena data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis dan pembahasan.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1 Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
agenda dan sebagainya Arikunto, 1998: 236. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang banyaknya siswa yang akan menjadi sampel
penelitian dan juga daftar nama-nama siswa yang akan menjadi responden dalam uji coba instrumen. Selain itu, metode ini juga digunakan untuk mendapatkan data
nilai ulangan akhir semester I kelas VIII. Data nilai tersebut kemudian dianalisis dalam rangka menarik simpulan apakah populasinya homogen atau tidak.
3.3.2 Tes
Metode tes ini dipergunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes ini terdiri dari dua macam tes yaitu pre test dan post test. Bentuk tesnya adalah tes
obyektif berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Dalam penyusunan perangkat tes langkah-langkah yang ditempuh sebagai
berikut. 1
Materi yang akan diteskan dibatasi pada pokok bahasan cahaya. 2
Menyusun jumlah soal uji coba sebanyak 40 butir soal obyektif pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban.
Pilihan soal obyektif ini dengan pertimbangan sebagai berikut: 1
Dapat mewakili isi dan keluasan materi. 2
Dapat dinilai secara obyektif oleh siapapun. 3
Kunci jawaban telah tersedia secara pasti sehingga mudah dikoreksi. Sebelum tes digunakan untuk memperoleh data dari sampel sebagai objek
penelitian terlebih dahulu diadakan uji coba tes pada kelas di luar kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3.3.3 Lembar Pengamatan Observasi
Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai gambaran proses pembelajaran yang dilaksanakan,
yaitu melihat dan mengukur aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3.4 Analisis Hasil Pengujian Instrumen
Untuk mendapatkan instrumen yang baik, terlebih dahulu dilakukan uji coba tes untuk mengetahui validitas dan reliabilitasnya. Dari hasil uji coba itu
kemudian dianalisis untuk mengetahui daya pembeda, tarafindeks kesukaran, validitas dan reliabilitas tes.
3.4.1 Analisis Validitas
Menurut Arikunto 2007: 79, instrumen penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas item soal
digunakan rumus korelasi biserial sebagai berikut :
q p
St Mt
Mp r
bis
keterangan: Mp = rata-rata skor siswa yang pada butir soal menjawab benar.
Mt = rata-rata skor seluruh siswa St = simpangan baku skor total
p = proporsi siswa
q = 1
– p p
=
siswa seluruh
jumlah benar
menjawab yang
siswa banyaknya
Dari hasil perhitungan, soal yang memenuhi kriteria valid dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Ringkasan Validitas Soal Uji Coba No Kriteria
No soal Jumlah
1. Valid
1; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 13; 14; 15; 16; 17; 18; 20; 22; 23; 25; 26; 27; 28; 29;
30; 32; 34; 35; 36;37;38;39;40 31
77.5 2.
Tidak valid
2; 3; 4; 12; 19; 21; 24; 31 9
22.5
3.4.2 Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa kelas atas dan kelas bawah. Soal ini dikatakan baik apabila daya pembeda
soal makin besar. Dalam menentukan daya pembeda soal atau indek diskriminasi D, peserta dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas atas dan kelas bawah Arikunto,
2006: 213. Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah:
D =
B A
P P
Dengan P
A
=
A A
J B
P
B B
B
J B
Keterangan : D
= Daya beda soal indeks diskriminasi P
A
= Proporsi siswa kelas atas yang menjawab benar P
B
= Proporsi siswa kelas bawah yang menjawab benar J
A
= Banyaknya siswa kelas atas J
B
= Banyaknya siswa kelas bawah
B
A
= Banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar B
B
= Banyaknya siswa kelas atas yang menjawab benar Kriteria soal-soal yang dapat dipakai sebagai instrumen berdasarkan daya
pembedanya diklasifikasikan sebagai berikut : 0,00 ≤ D 0,20 maka daya pembedanya kurang
0,20 ≤ D 0,40 maka daya pembedanya cukup 0,40 ≤ D 0,70 maka daya pembedanya baik
0,70 ≤ D ≤ 1,00 maka daya pembedanya baik sekali bila D negatif, semua tidak baik, jadi butir soal yang mempunyai nilai D negatif,
sebaiknya dibuang. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, soal yang memenuhi yang
kriteria daya beda dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Ringkasan Daya Beda Soal Uji Coba
No Kriteria
No soal Jumlah
1. Baik
15; 16; 20; 33; 35; 36; 37; 38; 39
9 22.5
2. Cukup
1; 3; 4; 5; 6; 8; 9; 10; 11; 12; 14; 17; 18; 22; 23;24; 25; 26;
27; 28; 30; 31; 32; 34; 40 25
62.5 3.
Jelek 2; 7; 13; 19; 21; 29
6 15
3.4.3 Analisis Taraf Kesukaran
Rumus yang digunakan adalah : P =
JS B
Keterangan : P
= Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah:
0,00 30
, P
maka dikategorikan soal sukar 0,30
70 ,
P maka dikategorikan soal sedang
0,70 00
, 1
P maka dikategorikan soal mudah
Dengan demikian tes yang baik mempunyai perbandingan yang proporsional antara soal yang mudah, sedang dan sukar Arikunto, 2006: 208.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, soal yang memenuhi yang kriteria tingkat kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Ringkasan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba No
Kriteria No soal
Jumlah 1.
Sukar 7; 8; 22; 23; 26; 36; 37; 40
8 20
2. Sedang
1; 2; 3; 4; 5; 6; 9; 10; 11; 12; 13; 15; 16; 18; 19; 20; 21;
24; 25; 27; 28; 29; 30; 31; 32; 33; 34; 35; 38; 39
30 75
3. Mudah
14; 17; 2
5
3.4.4 Analisis Reliabilitas
Suatu tes dikatakan relibel apabila tes tersebut dapat dipercaya dan konsisten ajeg. Untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Kuder and
Richardson K-R 21 seperti yang tercantum dalam Arikunto 2007: 101 sebagai berikut :
2 2
11
1 S
pq S
k k
r
Keterangan : r
11
= Reliabilitas instrumen k
= Banyaknya butir soal ∑pq = Jumlah dari pq
S
2
= Varians total Nilai r
11
yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan 5. Jika nilai r
11
≥ r
tabel
maka instrumen tersebut reliabel.
Harga
11
r
yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan aturan penetapan reabilitas sebagai berikut:
20 ,
00 ,
11
r
= reliabilitas sangat rendah
40 ,
20 ,
11
r
= reliabilitas rendah
60 ,
40 ,
11
r
= reliabilitas sedang
80 ,
60 ,
11
r
= reliabilitas tinggi
00 ,
1 80
,
11
r
= reliabilitas sangat tinggi Soal dapat dipakai sebagai instrumen penelitian apabila telah memenuhi
validitas, daya beda, dan tingkat kesukaran soal sesuai dengan kriteria yang dapat dipakai serta reliabilitasnya baik.
3.5 Rancangan Eksperimen
Dalam penelitian ini, terdapat dua kelas yang akan diteliti yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rancangan eksperimen dipilih Randomized control
group pre test-post test design seperti Tabel 3.6. Tabel 3.6 Rancangan eksperimen Randomized control group pre test-post
test design Kelas
Pre test Treatmen
Post test Kelas eksperimen
T
1
X T
2
Kelas Kontrol T
1
Y T
2
Keterangan: X
: penggunaan model kooperatif dengan metode demonstrasi
Y : tanpa penggunaan metode demonstrasi
pembelajaran ceramah dan diskusi T
1
: pre test sebelum pembelajaran pemantulan cahaya T
2
: post test setelah pembelajaran pemantulan cahaya
3.6 Analisis Data Tahap Awal
Tahap awal digunakan untuk mengetahui kondisi populasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel yang meliputi uji homogenitas dan uji
anava.
3.6.1 Uji Homogenitas
Sebelum dilakukan penelitian maka populasi haruslah dalam keadaan homogen sehingga dalam pengambilan sampel dapat digunakan teknik random
sampling. Data yang dipergunakan adalah nilai ulangan akhir semester I.
Kemudian dari data sampel tersebut dilakukan analisis selanjutnya. Pengujian tersebut adalah uji homogenitas varians yang bertujuan untuk menguji kesamaan k
buah K ≥ 2 varians populasi yang berdistribusi normal. Analisis dilakukan untuk pengujian hipotesis Ho = σ12 = σ22=.....= σk2. Dalam menguji homogenitas
sampel dipergunakan uji Bartlett. Untuk memudahkan perhitungan pengujian Bartlett dibuat tabel seperti Tabel 3.7.
Tabel 3.7. Harga untuk uji Bartlett Sampel
Dk 1dk
S
i 2
Log S
i 2
dk log S
i 2
1 2
3
k N
1
-1 N
2
-1 N
3
-1 N
k
-1 1N
1
-1 1N
2
-1 1N
3
-1 1N
k
-1 S
1 2
S
2 2
S
3 2
S
k 2
Log S
1 2
Log S
2 2
Log S
3 2
Log S
k 2
N
1
-1 Log S
1 2
N
2
-1 Log S
2 2
N
3
-1 Log S
3 2
N
k
-1 Log S
k 2
Jumlah -
- -
- -
Langkah-langkah antara lain: 1
Menghitung Variansi gabungan
1 1
2 2
Ni i
S Ni
S
Keterangan : S
2
= Varians gabungan dari kelas sampel N
= Jumlah Siswa 2
Menghitung Koefisien Bartlett B = log S
2
- Ni – 1
3 Menghitung χ
2
data
2
log 1
10 S
Ni B
Ln
Kriteria pengujian tolak hipotesis Ho jika χ
2
≥ χ
2
1- αk- 1, dengan α =
5 dan dk = k- 1.
3.6.2 Uji Kesamaan Varians
Pada penelitian ini untuk mengetahui sampel apakah populasi berasal dari varians yang sama besar disebut varians homogen dan bila tidak dari varians yang
sama disebut varians heterogen. Uji kesamaan varians digunakan untuk menentukan kehomogenan sampel yang diambil dengan teknik random sampling.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
terkecil ian
terbesar ian
F var
var
Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan uji F dengan bantuan tabel analisis varians seperti pada Tabel 3.8, untuk k lebih dari dua.
Tabel 3.8 Tabel persiapan anava Sumber variasi
dk JK
KT F
Rata-rata 1
RY RY+1
Antar kelas k
– 1 AY
A=AY:k-1 F=AD
Dalam Kelas ni - 1
DY D=DY:
ni - 1
Total ni
X
2
Sudjana, 1998: 305 keterangan:
RY =
Y
2
n AY
= Xi
2
ni – RY
JK tot = Xi
2
DY =Jktot
– RY- AY Hasil uji F dikonsultasikan dengan kriteria jika harga F
hitung
F
Tabel
, dengan dk1 = k - 1 berbanding dk2 =
ni - 1 dan = 5 maka dapat
disimpulkan kedua kelas mempunyai varians yang homogen Sudjana, 2002: 250.
3.7 Analisis Tahap Akhir
Setelah perlakuan selesai diberikan, maka diadakan tes II untuk mengambil data hasil belajar kognitif siswa dari kelas yang menggunakan
pembelajaran model kooperatif dengan metode demonstrasi dan kelas yang menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi yang kemudian hasil dari tes II,
kedua kelas tersebut dilakukan analisis tahap akhir untuk menguji hipotesis penelitian. Langkah-langkah untuk analisis tahap akhir yaitu :
3.7.1 Uji Kenormalan Data
Asumsi bahwa populasi berdistribusi normal membantu menyelesaikan persoalan dengan mudah dan lancar, yaitu untuk mengetahui apakah data hasil
penelitian dianalisis dengan memakai statistika parametrik atau non parametrik. Jika populasi berdistribusi normal dan menggunakan instrumen yang terukur
maka dapat diselesaikan dengan parametrik. Oleh karena itu asumsi normalitas perlu dicek keberlakuannnya, agar langkah-langkah selanjutnya dapat
dipertanggungjawabkan Sudjana, 2002: 291. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data. Uji ini menggunakan rumus Chi kuadrat sebagai
berikut:
i i
i
E E
O
2
keterangan: χ
2
= harga Chi kuadrat
O
i
= frekuensi hasil pengamatan Ei = frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian, jika χ
2 hitung
χ
2 tabel
dengan dk = k – 3, maka data
berdistribusi normal Sudjana, 1996: 273.
3.7.2 Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pre Test
Uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak digunakan untuk menguji apakah rata-rata kelas eksperimen dan kontrol mempunyai rata-rata yang sama atau tidak.
Uji hipotesis ini menggunakan rumus t
tes
yang jenis rumusnya ditentukan dari hasil uji kesamaan dua varians, yaitu jika variansinya sama rumus t
tes
yang digunakan adalah rumus:
2 1
2 1
1
1 1
n n
S X
X t
Sudjana 1996 ; 241
keterangan :
_ 1
X
= Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
_ 2
X
= Rata-rata hasil belajar kelas kontrol n
1
= Banyaknya data sampel kelas eksperimen n
2
= Banyaknya data sampel kelas kontrol S = Varians
Dalam uji kesamaan dua rata-rata pre test, hipotesis statistik yang diajukan adalah:
Ho :
Yang berarti nilai rata-rata pre test kelas eksperimen sama dengan nilai rata-rata kelas kontrol.
Ha :
yang berarti ada perbedaan nilai-nilai rata-rata pre test kedua kelas. Hipotesis nol diterima artinya μe = μk, jika t’ dalam kriteria di atas, sedang
Ho ditolak artinya μe μk, jika t’ di luar kriteria di atas.
3.7.3 Uji Perbedaan Dua Rata- rata Data Post Test
Uji perbedaan dua rata-rata uji satu pihak kanan dilakukan untuk mengetahui hasil penelitian, apakah hipotesis kerja diterima atau ditolak.
Dalam uji perbedaan dua rata-rata peningkatan hasil belajar, hipotesis statistik yang diajukan adalah:
Ho :
yang berarti rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata
peningkatan hasil belajar kelas kontrol. a
yang berarti rata-rata peningkatan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata peningkatan
hasil belajar kelas kontrol. Uji hipotesis ini menggunakan rumus t
tes
yang jenis rumusnya ditentukan dari hasil uji kesamaan dua varians, yaitu jika variansinya sama rumus t
tes
yang digunakan adalah sebagai berikut:
2 1
2 1
1
1 1
n n
S X
X t
dengan
2 1
1
2 1
2 2
2 2
1 2
1
n n
S n
S n
S
keterangan:
_ 1
X
= Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen
_ 2
X
= Rata-rata hasil belajar kelas kontrol n
1
= Banyaknya data sampel kelas eksperimen n
2
= Banyaknya data sampel kelas kontrol
2 1
S = Varians kelas eksperimen
2 2
S = varians kelas kontrol Derajat kebebasan untuk tabel distribusi t adalah n
1
+n
2
- 2 dengan peluang 1-
, taraf signifikan Sudjana, 1998: 243. Dalam penelitian ini diambil taraf signifikan
= 5. Dalam uji perbedaan dua rata-rata post test, kriteria pengujiannya sebagai
berikut. 1
Terima Ho jika t
hitung
t
1 – 12 n1+n2 - 2
, hal ini berarti nilai rata-rata post test kelas eksperimen kurang dari atau sama dengan nilai rata-
rata post test kelas kontrol. 2
Tolak Ho jika t
hitung
≥ t
1 – 12 n1+n2 - 2
, hal ini berarti nilai rata-rata post test kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai rata-rata post
test kelas kontrol.
3.7.4 Uji Peningkatan Pemahaman Konsep
Uji peningkatan hasil belajar bertujuan untuk mengetahui besar peningkatan pemahaman konsep siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah
mendapatkan perlakuan. Peningkatan pemahaman konsep siswa dapat dihitung menggunakan rumus gain ternormalisasi sebagai berikut:
Keterangan:
g : besarnya faktor g
S
pre
: skor rata-rata pre test S
post
: skor rata-rata post test Besarnya faktor-g dikategorikan sebagai berikut:
Tinggi : g 0,7
Sedang : 0,3 g
0,7 Rendah
: g 0,3 Hake, 1998: 64
3.7.5 Uji Signifikansi Gain Ternormalisasi
Uji ini bertujuan untuk menguji perbedaan antara hasil pre test dan post test dari masing-masing kelas sampel atau untuk melihat ada tidaknya
peningkatan hasil belajar yang signifikan. Dalam pengujian ini digunakan hipotesis:
Ho:
yang berarti tidak ada peningkatan yang signifikan. Ha:
yang berarti ada peningkatan yang signifikan. Rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis;
Sugiyono, 2008:119
pre pre
post
S S
S g
100
2 2
1 1
2 2
2 1
2 1
2 1
2 n
s n
s r
n s
n s
x x
t
keterangan: = rata-rata kelas eksperimen
= rata-rata kelas kontrol = simpangan baku kelas eksperimen
= simpangan baku kelas kontrol = varians kelas eksperimen
= varians kelas kontrol = korelasi antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol
Dengan menggunakan uji pihak kanan, apabila t
hitung
t
tabel
, maka dapat dinyatakan bahwa ada peningkatan hasil belajar yang signifikan.
3.8 Lembar Pengamatan Observasi
Data hasil observasi merupakan data pendukung dalam penelitian ini. Data hasil observasi ini disajikan dalam bentuk tabel dengan tujuan untuk
mempermudah dalam membaca data. Kemudian dianalisis untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran fisika, serta aktivitas siswa dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif. Untuk menganalisis hasil observasi aktivitas siswa menggunakan analisis
persentase. Setelah itu, mengubah skor mentah ke dalam bentuk persentase dengan rumus:
∑ Skor yang diperoleh Persentase Skor Rata-rata =
× 100 Skor maks
Kemudian hasil perhitungan disesuaikan dengan taraf keberhasilan
Tabel 3.9 Kriteria Keberhasilan Terhadap Aktivitas Siswa
Persentase Keberhasilan Interpretasi
81 – 100
Sangat Baik 61
– 80 Baik
41 – 60
Cukup 21
– 40 Kurang
21 Sangat Kurang
Arikunto, 2006
42
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Uji Coba Test
Uji coba perangkat tes dilakukan pada anak kelas IX SMP 2 Kaliwungu Kudus, hal ini mengambil pertimbangan bahwa anak kelas IX telah menerima
materi pelajaran dengan proporsi yang sama. Jumlah soal yang diuji cobakan sebanyak 40 butir soal dalam bentuk soal tes obyektif selama 2 jam mata
pelajaran. Setelah dianalisis yang meliputi reliabilitas tes, taraf kesukaran, dan daya pembeda serta validitas butir soal, maka dipilih 30 soal yang memenuhi
kriteria sebagai alat ukur.
4.1.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari sampai dengan 19 Maret 2011 di SMP 2 Kaliwungu Kudus. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan
pada dua kelas yaitu kelas VIII-B dan VIII-E. Kedua kelas ini diberikan materi dan media yang sama. Pada kelas VIII-B yang dijadikan kelas eksperimen diberi
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif bermetode demonstrasi, dan pada kelas VIII-E yang dijadikan kelas kontrol diberi perlakuan
dengan menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi. Pada penelitian ini