8
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Tinjauan Kurikulum KTSP
Abad XXI dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi. Perubahan yang sangat cepat dan dramatis dalam bidang ini merupakan fakta
dalam kehidupan siswa. Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang sains merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam
menyesuaikan diri dengan perubahan dan memasuki teknologi, termasuk teknologi informasi. KTSP yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004
KBK adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing- masing satuan pendidikan atau sekolah Muslich, 2009:10.
Terkait dengan penyusunan KTSP, BSNP telah membuat panduan penyusunan KTSP. Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi pendidikan
tingkat dasar hingga menengah dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
Berdasarkan panduan yang telah dibuat oleh BSNP. Ada tujuh prinsip pengembangan KTSP yaitu sebagai berikut : 1 berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, 2 beragam dan terpadu, 3 tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, 4
relevan dengan kebutuhan kehidupan, 5 menyeluruh dan berkesinambungan, 6 belajar sepanjang hayat, dan 7 seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah Muslich, 2009 : 11. Selain itu, KTSP disusun dengan
memperhatikan acuan operasional. Salah satu diantaranya yaitu peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemampuan peserta didik. Hal ini mengandung arti kurikulum harus disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan
intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan dari peserta didik itu sendiri.
2.2 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Moskowitz dan Orgel, sebagaimana dikutip Darsono 2000:3 pada dasarnya belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil langsung dari
pengalaman dan bukan akibat hubungan-hubungan dalam sistem syaraf yang dibawa sejak lahir. Belajar sebagai proses yang menimbulkan atau merubah
perilaku melalui latihan atau pengalaman, dikemukakan oleh Whittaker sebagaimana dikutip Darsono 2000: 4. Belajar adalah suatu aktivitas mental atau
psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
nilai-nilai sikap. Belajar mempunyai ciri-ciri tersendiri. Ciri-ciri belajar adalah sifat atau
keadaan yang khas dimiliki oleh perbuatan belajar. Dengan demikian ciri-ciri belajar ini akan membedakannya dengan perbuatan yang bukan belajar. Beberapa
ciri belajar yang perlu dikemukakan adalah: 1
Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan. Tujuan dipakai sebagai arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolok ukur keberhasilan
belajar.
2 Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan pada orang
lain. Jadi belajar bersifat individual. 3
Belajar merupakan proses interaksi antara individu dan lingkungan. Berarti individu harus aktif bila dihadapkan pada suatu lingkungan tertentu.
Keaktifan ini dapat terwujud karena individu memiliki berbagai potensi untuk belajar. Misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi dll.
4 Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar.
Perubahan tersebut bersifat integral, artinya perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lain
Darsono, 2000: 30 – 31.
Sesuai dengan pengertian belajar secara umum, yaitu bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadi perubahan tingkah laku.
Maka pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik
Darsono, 2000: 24. Sesuai dengan ciri-ciri belajar, maka ciri-ciri pembelajaran dapat
dikemukakan sebagai berikut: 1 pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis, 2 pembelajaran dapat menumbuhkan perhatian
dan motivasi siswa dalam belajar, 3 pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa, 4 pembelajaran dapat
menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik, dan 5 pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.
Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran, baik secara fisik maupun psikologis Darsono, 2000: 25.
2.3 Pemahaman Konsep