berfikir peserta didik kepada tahap berfikir yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya.
2.1.4. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui
keterampilan proses. Secara umum pembelajaran kooperatif lebih diarahkan kepada guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta
menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk memebantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud Suprijono, 2012: 54.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial karena peserta didik dituntut bekerja sama dan terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan kegiatan
belajar untuk menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru. Pengertian model pembelajaran kooperatif juga dikemukakan oleh Cooper
et al., sebagaimana dikutip oleh Holzer Andruet 2000:5, mengatakan bahwa “Cooperative Learning is a structured learning strategy in which small groups of
students work toward a common goal”. Sedangkan menurut Suherman et
al.2003:260, kerja kelompok kooperatif artinya bekerja secara bersama-sama untuk mencapai hasil yang lebih baik. Pembelajaran kooperatif mencakup suatu
kelompok kecil peserta didik yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mengerjakan
sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk berinteraksi, belajar bersama-sama peserta didik yang berbeda latar
belakangnya dan tidak hanya sekedar belajar secara kelompok. Menurut Slavin sebagaiman dikutip oleh Thobroni dan Arif 2011: 288, pembelajaran kooperatif
memiliki enam karakteristik utama, yaitu: adanya tujuan kelompok, adanya tanggung jawab perseorangan, adanya kesempatan yang sama untuk menuju
sukses, adanya persaingan kelompok, adanya penugasan khusus, dan adanya proses penyesuaian diri terhadap kepentingan pribadi.
Numbered Heads Together NHT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan Arends, 2007:
16. Pembelajaran ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Model ini untuk
melibatkan lebih banyak peserta didik dalam mereview berbagai materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran dan memeriksa pemahaman peserta didik tentang
isi pelajaran Ibrahim, 2001: 28. Pada proses mereview materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok tanpa memberi tahu terlebih dahulu.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut.
1 Numbering
Guru membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-5 orang dan memberi nomor sehingga setiap peserta didik pada masing-masing
kelompok memiliki nomor berbeda. Dengan penomoran peserta didik menjadi lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan Siregar,
2012.
2 Questioning
Setelah kelompok tersebut, guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik yang harus dijawab oleh tiap kelompok. Pertanyaan dapat
bervariasi, dapat amat spesifik, dan dalam bentuk kalimat tanya. 3
HeadsTogether Guru memberi kesempatan peserta didik untuk menyatukan pemikirannya
guna menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukam oleh guru. Setelah menemukan jawaban, setiap kelompok harus memastikan bahwa
semua anggota kelompoknya mengetahui dan dapat menjelaskan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Pada tahap ini peserta didik lebih terarah
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dengan bekerja sama Siregar, 2012.
4 Answering
Guru memanggil salah satu nomor dan peserta didik dari masing-masing kelompok mendapatkan nomor tersebut mengangkat tangannya dan
memberikan jawaban didepan kelas. Berdasarkan jawaban itu, guru melakukan konfirmasi sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban
pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh, pada tahap ini setiap anggota kelompok akan saling membantu guna keberhasilan dan nama
baik serta penghargaan kelompok Siregar, 2012. Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran NHT disajikan pada tabel 2.1 Sari, 2012.
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Kelebihan Kekurangan
1 Setiap anggota kelompok harus
mengetahui hasil diskusi yang merupakan
jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan guru
sehingga setiap peserta didik selalu
dalam keadaan siap,
2 Setiap peserta didik mempunyai
nomor yang
berbeda dengan
peserta didik yang lain,
3 Setiap peserta didik mempunyai
kesempatan dalam menjawab soal
yang diberikan oleh guru,
4 Perserta didik dituntut untuk
bekerja sama dalam kelompok- kelompok kecil untuk memecahkan
masalah,
5 Guru
memperhatikan secara
langsung proses diskusi yang
terjadi,
6 Memudahkan
peserta didik
memahami konsep matematika dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari, dan
7 Dapat diterapkan untuk semua
mata pelajaran dan tingkatan kelas.
1 Diperlukan biaya lebih dan waktu
yang lama
untuk membuat
perangkat pembelajaran,
2 Tidak cocok untuk diterapkan pada
kelas dengan jumlah siswa yang banyak
karena guru
akan mengalami
kesulitan untuk
membimbing tiap kelompok dan membutuhkan waktu yang lama,
dan
3 Peserta
didik yang
pandai mempunyai kemungkinan tidak
mau membantu temannya yang
mengalami kesulitan.
2.1.5. Mouse Mischief