Kemampuan Pemecahan Masalah Landasan Teori

2.1.6 Kemampuan Pemecahan Masalah

Dijelaskan dalam Peraturan Dirjen Dikdasmen No.506CPP2004 bahwa pemecahan masalah adalah kompetensi strategik yang ditunjukkan peserta didik dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan proses penerimaan masalah sebagai tantangan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mengajarkan peserta didik untuk meyelesaikan masalah-masalah memungkinkan peserta didik itu menjadi lebih analitis di dalam mengambil keputusan di dalam kehidupan Cooney et.al dalam Suherman, 2003:152. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah adalah suatu kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam proses pemecahan masalah. Proses pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan aktif dalam mempelajari, mencari dan menemukan sendiri informasidata untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori atau kesimpulan. Sutawidjaja 1998 menegaskan bahwa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, maka salah satu cara dapat ditempuh adalah membiasakan peserta didik belajar dari situsi masalah yang diberikan oleh guru. Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam belajar matematika. Peserta didik dituntut agar dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang terkadang pemecahannya tidak dapat diperoleh dengan segera. Jika seorang peserta didik dilatih untuk menyelesaikan masalah, maka dia akan mempunyai keterampilan tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganlisis informasi dan menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang diperoleh. Menurut Polya, sebagaimana dikutip oleh Hudojo 2003: 84, terdapat empat langkah untuk menemukan solusi pemecahan masalah, yaitu sebagai berikut. 1 Memahami masalah Tanpa adanya pemahaman terhadap masalah yang diberikan, peserta didik tidak akan mampu menyelesaikan masalah tersebut dengan benar. Setelah peserta didik dapat memahami masalahnya dengan benar, selanjutnya mereka harus dapat menyusun rencana penyelesaian masalah. 2 Merencanakan penyelesaian Kemampuan melakukan langkah kedua ini sangat tergantung pada pengalaman peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Pada umumnya semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan peserta didik lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian suatu masalah. 3 Menyelesaikan masalah sesuai rencana Setelah rencana penyelesaian suatu masalah telah dibuat, baik secara tertulis atau tidak, selanjutnya dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan rencana yang dianggap paling tepat. 4 Melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan Langkah terakhir dari proses penyelesaian masalah adalah melakukan pengecekan atas apa yang telah dilakukan mulai dari langkah pertama sampai langkah yang ketiga. Kemampuan memecahkan masalah tersebut terletak pada ide penyusunan rencana pemecahan masalah dimana pada tahap tersebut peserta didik dituntut kemampuan kreatifitas daya temu dan pengertian yang mendalam terhadap masalah yang dihadapi. Dijelaskan juga pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506CPP2004 Depdiknas, 2004, bahwa pemecahan masalah merupakan kompetensi strategik yang ditunjukkan peserta didik dalam memahami, memilih pendekatan dan strategi pemecahan masalah, dan menyelesaikan model untuk menyelesaikan masalah. Indikator yang menunjukkan pemecahan masalah antara lain adalah sebagai berikut. 1 Menunjukkan pemahaman masalah. 2 Mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah. 3 Menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai bentuk. 4 Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat. 5 Mengembangkan strategi pemecahan masalah. 6 Membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah. 7 Menyelesaikan masalah yang tidak rutin. Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan baik dalam proses pemecahan masalah memungkinkan peserta didik mampu memecahkan masalah yang berkualifikasi tinggi. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran matematika yang harus dikuasi dan dikembangkan peserta didik. Dalam penelitian ini, kemampuan pemecahan masalah yang akan diukur adalah kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal pemecahan masalah pada soal cerita materi kubus dan balok.

2.1.7 Pembelajaran Ekspositori