Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Berakhlak Mulia dan

mengandung arti bahwa konselor memiliki kepribadian yang konsisten dan toleran terhadap siswa yang beragama lain dengan konselor untuk beribadah sesuai keyakinan yang dianut siswa dalam pemberian layanan. Lebih jelasnya, hasil analisis indikator konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini: Diagram 4.7. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Konsisten Dalam Menjalankan Kehidupan Beragama dan Toleran Terhadap Pemeluk Agama Lain

4.1.3.3 Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Berakhlak Mulia dan

Berbudi Pekerti Luhur Berikut ini hasil analisis deskriptif persentase pada indikator berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur. Tabel 4.8 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Berakhlak Mulia dan Berbudi Pekerti Luhur No. Indikator Kriteria 1. 2. 3. Mengayomi siswanya dengan memandang masalah yang sedang dialami siswa Bertanggung jawab sepenuhnya dalam membantu siswa binaan untuk menyelesaikan masalahnya Bersikap sopan dalam memberikan layanan 87.14 77.86 81.53 Sangat Baik Baik Baik 87,14 77,86 81,53 85,31 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik 4. BK misal, bertutur kata yang baik, mengatur posisi duduk yang tidak terlalu jauh tetapi juga tidak terlalu dekat dengan siswa Konselor melupakan atau memperhatikan etika dalam proses pemberian layanan kepada siswa 85.31 Sangat Baik Pada keterangan tabel di atas bahwa indikator yang mempunyai nilai tertinggi adalah konselor mengayomi siswanya dengan memandang masalah yang sedang dialami siswa tergolong sangat baik, artinya konselor dapat mengayomi siswanya dengan memandang masalah yang dialami siswa, dan yang terendah adalah konselor bertanggung jawab sepenuhnya dalam membantu siswa binaan untuk menyelesaikan masalahnya dilakukan dengan baik, artinya konselor bertanggung jawab penuh terhadap siswa binaannya dalam membantu mengatasi masalah yang dihadapi siswanya. Hal ini mengandung arti bahwa konselor memiliki kepribadian berakhlak mulia dan berbudi pekerti yang luhur. Lebih jelasnya, hasil analisis indikator berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini: Diagram 4.8. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Berakhlak Mulia dan Berbudi Pekerti Luhur 76,84 84,39 82,55 75,00 76,73 66,63 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik 3.1.3.4 Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Mengaplikasikan Pandangan Positif dan Dinamis Tentang Manusia Sebagai Makhluk Spiritual, Bermoral, Sosial, Individual, dan Berpotensi Berikut ini hasil analisis deskriptif persentase pada indikator mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi. Tabel 4.9 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Mengaplikasikan Pandangan Positif dan Dinamis Tentang Manusia Sebagai Makhluk Spiritual, Bermoral, Sosial, Individual, dan Berpotensi No. Indikator Kriteria 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menganggap siswa yang datang ke ruang BK adalah siswa yang tidak mampu menyelesaikan masalahnya Percaya bahwa munculnya masalah pada siswa asuh merupakan sebuah proses pendewasaan bagi siswanya Tetap memandang positif pada siswa, meskipun siswa tersebut masih berada dalam kondisi tertekan karena sedang menghadapi suatu masalah Meyakini bahwa semua siswa adalah individu yang baik Memandang bahwa munculnya masalah adalah karena kesalahan yang dilakukan siswa Menyimpulkan sesuatu yang mencurigakan tanpa mendengar penjelasan dari siswa 76.84 84.39 82.55 75.00 76.73 66.63 Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Pada keterangan tabel di atas bahwa indikator yang mempunyai nilai tertinggi adalah konselor percaya bahwa munculnya masalah pada siswa asuh merupakan sebuah proses pendewasaan bagi siswanya dilakukan dengan baik, artinya konselor memandang masalah yang muncul pada siswa merupakan proses pendewasaan bagi siswanya, dan yang terendah adalah konselor menyimpulkan sesuatu yang mencurigakan tanpa mendengar penjelasan dari siswa dilakukan dengan cukup baik, artinya konselor tidak langsung menyimpulkan sesuatu yang mencurigakan tanpa mendengar penjelasan dari siswa. Sehingga dapat dideskripsikan bahwa konselor mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi termasuk dalam kriteria baik dengan prosentase 77,02. Hal ini mengandung arti bahwa konselor memiliki pandangan yang positif dan dinamis bahwa individu siswa merupakan makhluk yang spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi. Lebih jelasnya, hasil analisis indikator mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini: Diagram 4.9. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Mengaplikasikan Pandangan Positif dan Dinamis Tentang Manusia Sebagai Makhluk Spiritual, Bermoral, Sosial, Individual, dan Berpotensi 73,98 73,98 87,96 82,45 73,16 72,96 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik 3.1.3.5 Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Mengargai dan Mengembangkan Potensi Positif Individu Pada Umumnya dan Konseli Pada Khususnya Berikut ini hasil analisis deskriptif persentase pada indikator menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya. Tabel 4.10 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Mengargai dan Mengembangkan Potensi Positif Individu Pada Umumnya dan Konseli Pada Khususnya No. Indikator Kriteria 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menunjukkan sikap menerima pada siswa bermasalah Memahami bahwa kebutuhan siswa berbeda-beda Memberikan kepercayaan penuh kepada siswa asuh untuk mampu menyelesaikan masalahnya Memandang siswa bermasalah sebagai individu yang memiliki “Kehidupan Efektif Sehari- hari” KES buruk Menyemangati siswa dalam menyelesaikan masalahnya Menyamaratakan usaha konselor pemberian bantuan dalam rangka mengembangkan potensi tiap-tiap siswa asuhnya 73.98 73.98 87.96 82.45 73.16 72.96 Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Pada keterangan tabel di atas bahwa indikator yang mempunyai nilai tertinggi adalah konselor memberikan kepercayaan penuh kepada siswa asuh untuk mampu menyelesaikan masalahnya dilakukan dengan sangat baik, artinya konselor selalu memberikan kepercayaan penuh kepada siswa untuk mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya, dan yang terendah adalah konselor menyemangati siswa dalam menyelesaikan masalahnya dilakukan dengan sangat baik, artinya konselor selalu memberikan semangat kepada siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Sehingga dapat dideskripsikan bahwa konselor menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya termasuk dalam kriteria baik dengan prosentase 77,41. Hal ini mengandung arti bahwa konselor menghargai dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa-siswanya. Lebih jelasnya, hasil analisis indikator menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada khususnya tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini: Diagram 4.10. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Menghargai dan Mengembangkan Potensi Positif Individu Pada Umumnya dan Konseli Pada Khususnya 73,98 73,98 87,96 82,45 73,16 72,96 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik 3.1.3.6 Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Peduli Terhadap Kemaslahatan Manusia Pada Umumnya dan Konseli Pada Khususnya Berikut ini hasil analisis deskriptif persentase pada indikator peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya. Tabel 4.11 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Peduli Terhadap Kemaslahatan Manusia Pada Umumnya dan Konseli Pada Khususnya No. Indikator Kriteria 1. 2. 3. 4. Melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan siswa Memanggil siswa yang memiliki prosentase kebutuhan tinggi pada suatu bidang layanan Menanyakan guru mapel tentang bagaimana kondisi siswa asuhnya saat mengikuti kegiatan pembelajaran Menyerahkan pengambilan keputusan sepenuhnya kepada siswa tanpa memberikan bantuan beberapa solusi masalahnya 81.63 76.84 57.45 77.76 Baik Baik Cukup Baik Baik Pada keterangan tabel di atas bahwa indikator yang mempunyai nilai tertinggi adalah konselor melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan siswa tergolong baik, artinya konselor selalu melakukan analisis terlebih dahulu sebelum memberikan layanan kepada siswa untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan yang terendah adalah konselor menanyakan guru mapel tentang bagaimana kondisi siswa asuhnya saat mengikuti kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cukup baik, konselor selalu menanyakan kepada guru mapel tentang kondisi siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat dideskripsikan bahwa konselor peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya termasuk dalam kriteria baik dengan prosentase 73,42. Hal ini mengandung arti bahwa konselor peduli dengan kemaslahatan siswanya dalam mengatasi masalah yang dihadapi siswanya dan dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling. Lebih jelasnya, hasil analisis indikator peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini: Diagram 4.11. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Peduli Terhadap Kemaslahatan Manusia Pada Umumnya dan Konseli Pada Khususnya 3.1.3.7 Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Menjunjung Tinggi Harkat Sesuai Dengan Hak Asasinya Berikut ini hasil analisis deskriptif persentase pada indikator menjunjung tinggi harkat sesuai hak asasinya. Tabel 4.12 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Menjunjung Tinggi Harkat Sesuai Dengan Hak Asasinya No. Indikator Kriteria 1. 2. 3. Menjaga kepercayaan siswa dengan tidak menceritakan masalahnya kepada pihak lain Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpendapat tentang solusi atas masalahnya Menerima secara utuh dan apa adanya 77.86 75.92 77.86 Baik Baik Baik 81,63 76,84 57,45 77,76 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Baik Baik Cukup Baik Baik 4. 5. siswa yang datang dan meminta bantuan kepada konselor Tidak memfasilitasi kebutuhan siswa yang membutuhkan bantuan dalam menghadapi masalahnya Tidak memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyampaikan masalah siswa dalam pemberian layanan yang bersifat kelompok ataupu individu 78.67 75.82 Baik Baik Pada keterangan tabel di atas bahwa indikator yang mempunyai nilai tertinggi adalah konselor tidak memfasilitasi kebutuhan siswa yang membutuhkan bantuan dalam menghadapi masalahnya dengan baik, artinya konselor berusaha untuk memfasilitasi kebutuhan siswa yang membutuhkan bantuan dalam menghadapi masalahnya, dan yang terendah adalah konselor tidak memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyampaikan masalah siswa dalam pemberian layanan yang bersifat kelompok ataupu individu dilakukan dengan baik, artinya konselor memberikan kebebasan kepada siswa untuk menyampaikan masalah siswa dalam pemberian layanan yang bersifat kelompok ataupu individu. Sehingga dapat dideskripsikan bahwa dalam menjunjung tinggi harkat sesuai hak asasinya termasuk dalam kriteria baik yaitu dengan prosentase 77,22. Hal ini mengandung arti bahwa konselor selalu menjunjung tinggi harkat yang dimiliki individu siswa sesuai dengan hak asasinya dalam memberikan layanan kepada siswa-siswanya. Lebih jelasnya, hasil analisis indikator menjunjung tinggi harkat sesuai hak asasinya tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini: Diagram 4.12. Hasil Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Menjunjung Tinggi Harkat Sesuai Hak Asasinya

3.1.3.8 Analisis Deskriptif Persentase Pada Indikator Toleran Terhadap Permasalahan Konseli