Jenis Penelitian Metode Analisis Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan salah satu langkah dalam suatu penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan harus tepat agar hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Dalam metode penelitian, ditetapkan langkah-langkah untuk mengumpulkan data yang diperlukan, menganalisis data, dan menyimpulkan. Langkah-langkah yang digunakan antara lain menentukan jenis penelitian, menetapkan variabel yang akan diteliti, menentukan populasi dan sampel, menetapkan metode dan alat pengumpul data, perhitungan validitas dan reliabilitas serta teknik analisis data. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Sesuai d engan judul pada penelitian ini yaitu “Profil Kompetensi Kepribadian Konselor Menurut Persepsi Siswa Di SMA Negeri Se- Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 20122013 ”, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Pelaksanaan metode deskriptif ini dikarenakan dalam penelitian yang akan dilaksanakan tidak terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi mencakup pada analisis dan interpretasi data itu. Menurut Azwar 2005:7, “penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai bidang tertentu. Menurut Singarimbun 2006:4, berpendapat “penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran secara cermat terhadap fenomena sosial tertentu”. “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu” Arikunto, 2006:3. Berdasarkan pendapat diatas, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memaparkan secara cermat terhadap fenomena sosial yang terjadi. Oleh karena itu peneliti berusaha menggambarkan secara sistematis, akurat dan objektif atas hasil penelitian mengenai Profil Kompetensi Kepribadian Konselor Menurut Persepsi Siswa Di SMA Negeri Se- Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 20122013. 3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Identifikasi Variabel Variabel merupakan salah satu komponen penting dalam suatu penelitian. “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” Arikunto 2006:118. Sama halnya dengan apa yang dikemukakan Sugiyono 2009:60 bahwa “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tenta ng hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”. Variabel dalam penelitian ini yaitu profil kompetensi kepribadian konselor menurut persepsi siswa.

3.2.2 Jenis Variabel

Dalam penelitian ini, sesuai dengan judul skripsi yaitu “profil kompetensi kepribadian konse lor menurut persepsi siswa”, maka hanya terdapat satu variabel penelitian atau variabel tunggal.

3.2.3 Hubungan Antarvariabel

Variabel dalam penelitian ini berupa variabel tunggal yaitu “profil kompetensi kepribadian konselor menurut persepsi siswa”, sehingga tidak terdapat hubungan antarvariabel baik variabel yang mempengaruhi maupun variabel yang dipengaruhi.

3.2.4 Definisi Operasional Variabel

Azwar 2005:74 mengartikan definisi operasional sebagai “suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik dari variabel tersebut yang diamati”. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah “profil kompetensi kepribadian konselor menurut siswa”. persepsi siswa tentang profil kompetensi kepribadian konselor adalah proses penginterpretasian siswa terhadap kompetensi atau kemampuan kepribadian konselor yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Penginterpretasian tersebut melibatkan pengalaman siswa yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian konselor yang akhirnya akan disimpulkan dan ditafsirkan oleh siswa. Penginterpretasian ini akan membentuk konsep tentang profil kompetensi kepribadian konselor.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto 2006:130, menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono 2009:117, “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Dari beberapa pengertian tentang populasi, aka dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti atau diselidiki dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMA Negeri se- Kabupaten Pemalang. Tabel 3.1 Daftar SMA Negeri Se-Kabupaten Pemalang Wilayah Nama Sekolah Alamat Sekolah Wilayah Selatan SMA Negeri 1 Bantar Bolang Ds. Kaliruyung Bantar Bolang Pemalang SMA Negeri 1 Moga Jl. Camping higt Banyumudal Moga SMA Terbuka Moga Jl. Camping higt Banyumudal Moga SMA Negeri 1 Randudongkal Jl. Lapangan Olahraga Randudongkal Pemalang SMA Negeri 1 Belik Jl. Raya Desa Gunungtiga Belik Pemalang Wilayah Tengah SMA Negeri 1 Pemalang Jl. Jend. Gatot Subroto Pemalang SMA Negeri 2 Pemalang Jl. Jend. Sudirman No. 14 Pemalang SMA Negeri 3 Pemalang Jl. Mohtar No. 2 Pemalang Wilayah Timur SMA Negeri 1 Petarukan Jl. Desa Sirangkang Petarukan Pemalang SMA Negeri 1 Comal Jl. Jend. A. Yani No 77 Comal Pemalang SMA Negeri 1 Ulujami Jl. Akasia No. 7 Pamutih, Ulujami Pemalang SMA Negeri 1 Bodeh Desa Babakan, Bodeh Pemalang Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pemalang

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto 2006:131 mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” Sugiyono 2009:118. Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya tentang pengertian sampel, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti dan mewakili populasi. Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengambilan sampel. Teknik pertama yang digunakan adalah cluster random sampling dalam pembagian sekolah berdasarkan wilayah, dengan alasan bahwa objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas yaitu semua SMA Negeri di Kabupaten Pemalang yang jarak antara satu sekolah dengan sekolah lainnya bisa mencapai puluhan kilometer. Dalam penentuan sampel ini, peneliti mengambil sampel setengah dari populasi dikarenakan semakin banyak sampel maka data yang didapat akan lebih baik dan akurat. Berdasarkan hal inilah, maka peneliti mengambil sekolah-sekolah yang mewakili wilayah bagian selatan, bagian tengah dan bagian timur daerah Kabupaten Pemalang sebanyak tujuh sekolah. Teknik selanjutnya adalah populasi sampel, dalam pengambilan sampel siswa yang memahami tentang kompetensi kepribadian konselor adalah teknik random sampling . Pada pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling ini, diambil sampel sebanyak 20 dari populasi. Tabel 3.2 Daftar Jumlah Populasi dan Sampel Siswa SMA Negeri se- Kabupaten Pemalang No Nama Sekolah Wilayah Jumlah Populasi Siswa Sampel Siswa 1. SMA Negeri 1 Bantar Bolang Selaian 160 32 2. SMANegeri 1 Randudongkal Selatan 175 35 3. SMA Negeri 1 Pemalang Tengah 165 33 4. SMA Negeri 2 Pemalang Tengah 180 36 5. SMA Negeri 3 Pemalang Tengah 160 32 6. SMA Negeri 1 Petarukan Timur 185 37 7. SMA Negeri 1 Comal Timur 200 40 Jumlah 1285 245 Sumber: Masing-masing SMA Negeri Se- Kabupaten Pemalang

3.4 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan reliabel dengan menggunakan metode dan instrumen yang tepat. Arikunto 2006:149 mengemukakan bahwa “didalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai motode pengumpulan data”.

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket. Nazir 2003:203 mengemukakan bahwa “angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan setiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis”. Sedangkan menurut Arikunto 2006:140, “angket adalah sejumlah pertanyan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia k etahui”. Peneliti menggunakan angket karena angket merupakan salah satu alat pengumpul data yang tepat dan sesuai terutama dalam mengungkap atau memperoleh data tentang profil kompetensi kepribadian konselor menurut persepsi siswa. Angket dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangnya. Dipandang dari cara menjawabnya, ada angket terbuka dan tertutup. Sedangkan dari bentuknya, angket dibedakan menjadi angket pilihan ganda, isian, check list dan rating scale. Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup dengan bentuk check list. Angket tertutup artinya jawaban sudah disediakan dan responden tinggal memilih. Alasan pemilihan menggunakan angket tertutup dengan bentuk check list ini didasarkan atas asumsi yang dikemukakan Hadi 2000:157 y aitu “1 subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya, 2 apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan daoat dipercaya, dan 3 interpretasi subjek tentang pertanyaan yang diajukan adalah sama dengan apa yang dimaksud peneliti”. Ada beberapa keuntungan menggunakan angket menurut Arikunto 2006:152 sebagai berikut. a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti. b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden. d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab. e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama. Arikunto 2006:153 mengemukakan bahwa selain keuntungan, ada juga kelemahan dari penggunaan angket, antara lain: a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya. b. Seringkali sukar dicari validitasnya. c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atu tidak jujur. d. Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan angket tersebut maka peneliti berusaha untuk menekan sekecil mungkin kelemahan-kelemahan tersebut, antara lain: a. Memberikan petunjuk-petunjuk dengan singkat dan lengkap untu menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengisian angket agar responden dapat memberikan jawaban yang jujur. b. Memberikan penjelasan sebelum menyebarkan angket sehingga responden bersedia mengisi angket tanpa adanya perasaan terpaksa. c. Mengamati dan meneiti kembali jawaban yang telah diisi oleh responden agar tidak ada pertanyaan yang terlewati atau belum dijawab.

3.4.3 Penyusunan Instrumen

3.4.3.1 Menyusun kisi-kisi instrumen

Pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu variabel penelitian berdasarkan bangunan teori yang sudah disebutkan dalam bab sebelumnya, kemudian dijabarkan dalam subvariabel, lalu dijabarkan menjadi indikator, deskriptor dan yang terakhir pembuatan item-item pertanyaan. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian Variabel Komponen Indikator Deskriptor Jawaban + - Profil Kompetensi kepribadian Konselor 1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME 1.1 Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME 1.2 Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain 1.3 Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur 2.1 Mengaplikasikan pandangan positif dan dinamis tentang manusia sebagai 1.1.1 Konselor mampu menunjukkan kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dihadapan siswa 1.2.1 Konselor mampu menunjukkan konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran terhadap pemeluk agama lain. 1.3.1 Konselor mmpu menunjukkan sikap akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur 2.1.1 Konselor selalu berpandangan positif serta dinamis terhadap siswa sebagai 3, 4, 6 7, 8, 10 14, 15, 16 20, 21, 22 1, 2, 5 9, 11, 12 13, 17, 18 19, 23, 24 2. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai- nilai kemanusiaan, individualitas dan kebebasan memilih makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi 2.2 Menghargai dan mengembangkan potensi positif individu pada umumnya dan kinseli pada khususnya 2.3 Peduli terhadap kemaslahatan manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya 2.4 Menjunjung tinggi harkat sesuai dengan hak asasinya 2.5 Toleran terhadap permasalahan konseli 2.6 Bersikap demokrasi makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan berpotensi 2.2.1 Konselor selalu menghargai dan mengembangkan potensi positif yang dimiliki oleh siswa 2.3.1 Konselor mampu ke peduliannya terhadap siswa memperjelas masalah konseli 2.4.1 Konselor menghargai harkat dan martabat siswa sesuai dengan haknya sebagai siswa 2.5.1 Konselor bersikap toleransi terhadap permasalahan siswa 2.6.1 Konselor selalu bersikap 25, 26, 27 31, 32, 33 37, 38. 39 45, 46, 47 49, 50, 28, 29, 30 34, 35, 36 40, 41, 42 43, 44, 48 51, 53, 3. Menjunjung integritas stabilitas kepribadian yang kuat 4. Menampilkan kinerja berkualitas 3.1 Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten 3.2 Menampilkan emosi yang stabil 3.3 Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan 3.4 Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang menghadapi stres dan frustasi 4.1 Menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif, demokratis terhadap siswa 3.1.1 Konselor bersikap berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan konsisten ketika menghadapi siswa 3.2.1 Konselor selalu menjaga sikap dan perilaku serta nada bicara 3.3.1 Konselor menghormati serta memahami siswa sesuai dengan tugas perkembangannya 3.4.1 Konselor mentolerir sikap siswa yang stres menghadapi masalah 4.1.1 Konselor membantu siswa menghadapi 52 55, 56, 57 62, 64, 65 67, 68, 69 73, 74, 75 79, 80, 84 54 58, 59, 60 61, 63, 66 70, 71, 72 76, 77, 78 81, 82, 83 tinggi inovatif, dan produktif 4.2 Bersemangat, berdisiplin, dan mandiri 4.3 Berpenampilan menarik dan menyenangkan 4.4 Berkomunikasi secara efektif masalah dengan memunculkan solusi yang cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif 4.2.1 Konselor selalu semangat dalam melakukan kegiatan BK 4.3.1 Konselor membantu dirinya dengan berpakaian sopan dan baik dalam bersikap 4.4.1 Konselor berkomunikasi dengan siswa sesuai dengan kapasitasnya 86, 87, 88 91, 93, 95 97, 98, 102 85, 89, 90 92, 94, 96 99, 100, 101

3.4.3.2 Karakteristik jawaban yang dikehendaki

Instrumen yang digunakan adalah angket yang berupa seperangkat pernyataan yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi mengenai “Profil Kompetensi Kepribadian Konselor Menurut Persepsi Siswsa”. Dalam skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titk-tolak untuk menyusun item- item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Menurut Sugiyono 2006:135 jawaban setiap item instrumen yang digunakan skala Likert mempunyai gradasi yang dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain: Selalu S, Sering SR, Kadang-kadang KD, dan Tidak Pernah TP. Instrumen penelitian yang akan digunakan bertujuan menghasilkan data kuantatif yang akurat, sehingga setiap instrumen harus mempunyai skala. Berdasarkan keterangan tersebut, maka jawaban dari angket disusun dalam bentuk tingkatan yang berisi alternatif pilihan jawaban sebagai berikut:Untuk mengukur profil kompetensi kepribadian konselor menuirut siswa, pilihan jawabannya adalah Selalu S, Sering SR, Kadang-kadang KD, dan Tidak Pernah TP. Alasan menggunakan empat alternatif jawaban adalah untuk menghindari atau menghilangkan jawaban ragu-ragu, sehingga objek yang akan memilih jawaban sesuai dengan kondisinya. Jawaban “Selalu” dan “Sering” mengidentifikasikan tingginya intensitas konselor dalam melakukan pernyataan yang terdapat pada s kala psikologis, sedangkan jawaban “Kadang-kadang” dan “Tidak Pernah” mengidentifikasikan tingkat intensitas konselor melakukan pernyataan dalam angket tergolong rendah. Adapun kategori jawaban instrumen penelitian adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Kategori Jawaban Instrumen Penelitian Untuk mengatasi kecenderungan kebanyakan responden memilih jawaban selalu, maka dalam penyusunan butir pernyataan dibuat pernyataan positif dan negatif.

3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan sudah valid serta reliabel atau belum, maka perlu dilakukan uji coba instrumen oleh subjek di luar sampel. Hasil uji coba instrumen akan di analisis untuk diketahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid dan reliabel.

3.5.1 Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto 2006:168. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap variabel yang diteliti secara tepat. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai No. Pernyataan positif No. Pernyataan negative Jawaban Nilai Jawaban Nilai 1. 2. 3. 4. Selalu S Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 4 3 2 1 1. 2. 3. 4. Selalu S Sering SR Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP 1 2 3 4 validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Dalam rangka mencari item-item yang memenuhi syarat validitas, peneliti menggunakan analisis butir atau validitas butir yaitu mengkorelasikan skor per item dengan skor total angket menggunakan rumus Product Moment oleh Pearson, yaitu : Keterangan r xy = koefisien korelasi antar skor item dan skor total validitas N = jumlah skor subjek  X = jumlah skor item  Y = jumlah skor total  XY = jumlah perkalian skor item dan skor total  2 X = jumlah kuadrat skor item  2 Y = jumlah kuadrat skor total Arikunto 2006:170 Untuk mengetahui apakah masing-masing soal dalam skala psikologis yang digunakan valid atau tidak, maka r yang telah diperoleh r hitung dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Apabila r hitung r tabel maka item soal instrumen dikatakan valid, dan apabila r hitung r tabel maka item soal instrumen dikatakan tidak valid.                       2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy

3.5.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu cukup baik Arikunto 2006 :178. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah uji realibilitas internal karena dalam penelitian ini hanya menganalisis data dari satu pengetesan. Sedangkan teknik yang digunakan untuk mencari realibilitas dari instrumen menggunakan rumus Alpha dengan alasan bahwa instrumen yang digunakan skornya bukan 1 atau 0.                 2 2 11 1 1 t b k k r   Keterangan r 11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal  2 b  = jumlah varian butir 2 t  = varian total Arikunto 2006:196 Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan reliabel atau tidak, maka r yang telah diperoleh r hitung dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Apabila r hitung r tabel maka instrumen dikatakan reliabel, dan apabila r hitung r tabel maka item soal instrumen dikatakan tidak reliabel.

3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Berdasarkan hasil pengujian validitas ítem pernyataan angket dengan menggunakan rumus product moment, dapat diketahui bahwa dari 102 item pernyataan yang ditujukan untuk 30 responden siswa diperoleh hasil 22 item yang tidak valid. Ítem-item pernyataan yang tidak valid tersebut antara lain nomor 5, 8, 12, 13, 18, 34, 35, 42, 43, 55, 60, 62, 63, 72, 73, 77, 82, 83, 84, 89, 92, dan 99. Semua ítem pernyataan angket yang tidak valid tersebut dibuang dan tidak digunakan dalam penelitian karena telah terwakili oleh ítem pernyataan lain yang sesuai dengan indikator dalam instrumen.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket yang ditujukan untuk siswa didapat hasil bahwa angket yang digunakan untuk mengukur kompetensi kepribadian konselor tersebut dinyatakan reliabel. Rincian hasil perhitungan reliabilitas angket yang ditujukan untuk siswa antara lain didapat nilai r11 = 0,983 dan r tabel = 0.754, karena r11 r tabel maka angket tersebut dapat dikatakan reliabel. Dengan demikian angket tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

3.7 Metode Analisis Data

Metode analisis data adalah cara yang harus ditempuh untuk menguraikan data menurut unsur-unsur yang ada di dalamnya sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan. Data yang terkumpul perlu diolah untuk diketahui kebenarannya sehingga diperoleh hasil yang meyakinkan. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengemukakan hasil pengukuran data penelitian berupa data kuantitatif yang akan dihitung dengan teknik deskriptif persentase. Teknik analisis data deskriptif persentase dimaksudkan untuk mengetahui status variabel, yaitu mendeskripsikan kemampuan konpetensi kepribadian konselor yang disajikan melalui prosentase. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan : = prosentase n = skor yang diperoleh N = jumlah seluruh skor Langkah-langkah menggunakan rumus deskriptif persentase adalah sebagai berikut; 1. Menghitung skor maksimum dengan cara mengalikan jumlah item dengan skor maksimum, yaitu 80 x 4 = 320 2. Menghitung skor minimum dengan cara mengalikan jumlah item dengan skor minimum, yaitu 80 x 1 = 80 3. Range, yaitu 320 – 80 = 240 4. Panjang kelas interval, range dibagi dengan panjang kelas, dengan panjang kelas = 5, jadi 2405 = 48 5. Menghitung persentase maksimum, yaitu 44 x 100 = 100 6. Menghitung persentase minimum, yaitu 14 x 100 = 25 7. Menghitung rentang persentase, yaitu 100 - 25 = 75 8. Menentukan interval kelas persentase, yaitu 75 : 5 = 15 Berdasarkan panjang kelas interval tersebut maka kategori kemampuan kompetensi kepribadian konselor dapat disusun sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Profil Kompetensi Kepribadian Konselor Interval Kategori 85 ≤ 100 Sangat Baik 70 ≤ 85 Baik 55 ≤ 70 Cukup Baik 40 ≤ 55 Kurang Baik 25 ≤ 40 Tidak Baik Perhitungan persentase bertujuan untuk mengetahui status suatu yang dipersentasekan dan disajikan dalam bentuk kuantitatif agar diketahui gambaran hasil analisis data yang lebih jelas.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan analisis deskriptif persentase hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai “Profil Kompetensi Kepribadian Konselor Menurut Persepsi Siswa Di SMA Negeri Se- Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 20122013.”

4.1 Hasil Penelitian

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus deskriptif persentase, yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hasil penelitian secara umum serta untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan profil kompetensi kepribadian konselor menurut siswa mana yang sudah terpenuhi dengan baik dan yang belum terpenuhi dengan baik. Hasil penelitian ini akan diuraikan menjadi dua bagian yaitu hasil analisis deskriptif persentase data penelitian secara keseluruhan, sub variabel dan tiap-tiap indikator.

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Keseluruhan

Hasil perhitungan analisis deskriptif persentase profil kompetensi kepribadian konselor secara keseluruhan tabel berikut: