BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan salah satu langkah dalam suatu penelitian. Oleh karena itu, metode penelitian yang digunakan harus tepat agar hasil
penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Dalam metode penelitian, ditetapkan langkah-langkah untuk mengumpulkan data yang diperlukan, menganalisis data,
dan menyimpulkan. Langkah-langkah yang digunakan antara lain menentukan jenis penelitian, menetapkan variabel yang akan diteliti, menentukan populasi dan
sampel, menetapkan metode dan alat pengumpul data, perhitungan validitas dan reliabilitas serta teknik analisis data. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan
sebagai berikut.
3.1 Jenis Penelitian
Sesuai d engan judul pada penelitian ini yaitu “Profil Kompetensi
Kepribadian Konselor Menurut Persepsi Siswa Di SMA Negeri Se- Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 20122013
”, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena. Pelaksanaan metode deskriptif ini dikarenakan dalam penelitian yang
akan dilaksanakan tidak terbatas pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi mencakup pada analisis dan interpretasi data itu.
Menurut Azwar 2005:7, “penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai
bidang tertentu. Menurut Singarimbun 2006:4, berpendapat “penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran secara cermat terhadap fenomena sosial
tertentu”. “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau
wilayah tertentu” Arikunto, 2006:3. Berdasarkan pendapat diatas, penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk memaparkan secara cermat terhadap fenomena sosial yang terjadi. Oleh karena itu peneliti berusaha menggambarkan secara sistematis,
akurat dan objektif atas hasil penelitian mengenai Profil Kompetensi Kepribadian Konselor Menurut Persepsi Siswa Di SMA Negeri Se- Kabupaten Pemalang
Tahun Ajaran 20122013.
3.2 Variabel Penelitian 3.2.1 Identifikasi Variabel
Variabel merupakan salah satu komponen penting dalam suatu penelitian. “Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian” Arikunto 2006:118. Sama halnya dengan apa yang dikemukakan Sugiyono 2009:60
bahwa “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tenta ng hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya”.
Variabel dalam penelitian ini yaitu profil kompetensi kepribadian konselor menurut persepsi siswa.
3.2.2 Jenis Variabel
Dalam penelitian ini, sesuai dengan judul skripsi yaitu “profil kompetensi kepribadian konse
lor menurut persepsi siswa”, maka hanya terdapat satu variabel penelitian atau variabel tunggal.
3.2.3 Hubungan Antarvariabel
Variabel dalam penelitian ini berupa variabel tunggal yaitu “profil kompetensi kepribadian konselor menurut persepsi siswa”, sehingga tidak
terdapat hubungan antarvariabel baik variabel yang mempengaruhi maupun variabel yang dipengaruhi.
3.2.4 Definisi Operasional Variabel
Azwar 2005:74 mengartikan definisi operasional sebagai “suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik dari
variabel tersebut yang diamati”. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah “profil kompetensi kepribadian konselor menurut siswa”. persepsi siswa
tentang profil kompetensi kepribadian konselor adalah proses penginterpretasian siswa terhadap kompetensi atau kemampuan kepribadian konselor yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Penginterpretasian tersebut melibatkan pengalaman siswa yang berkaitan dengan kompetensi kepribadian konselor yang akhirnya akan disimpulkan dan
ditafsirkan oleh siswa. Penginterpretasian ini akan membentuk konsep tentang profil kompetensi kepribadian konselor.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Arikunto 2006:130, menyatakan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono 2009:117,
“populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Dari beberapa pengertian tentang populasi, aka dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian yang akan diteliti atau diselidiki dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SMA Negeri se- Kabupaten
Pemalang.
Tabel 3.1 Daftar SMA Negeri Se-Kabupaten Pemalang
Wilayah Nama Sekolah
Alamat Sekolah
Wilayah Selatan
SMA Negeri 1 Bantar Bolang Ds. Kaliruyung
Bantar Bolang
Pemalang SMA Negeri 1 Moga
Jl. Camping higt Banyumudal Moga SMA Terbuka Moga
Jl. Camping higt Banyumudal Moga SMA Negeri 1 Randudongkal Jl. Lapangan Olahraga Randudongkal
Pemalang SMA Negeri 1 Belik
Jl. Raya Desa Gunungtiga Belik Pemalang
Wilayah Tengah
SMA Negeri 1 Pemalang Jl. Jend. Gatot Subroto Pemalang
SMA Negeri 2 Pemalang Jl. Jend. Sudirman No. 14 Pemalang
SMA Negeri 3 Pemalang Jl. Mohtar No. 2 Pemalang
Wilayah Timur SMA Negeri 1 Petarukan
Jl. Desa
Sirangkang Petarukan
Pemalang SMA Negeri 1 Comal
Jl. Jend. A. Yani No 77 Comal Pemalang
SMA Negeri 1 Ulujami Jl. Akasia No. 7 Pamutih, Ulujami
Pemalang SMA Negeri 1 Bodeh
Desa Babakan, Bodeh Pemalang
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Pemalang
3.3.2 Sampel
Menurut Arikunto 2006:131 mengemukakan bahwa “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.“Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi” Sugiyono 2009:118. Dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya tentang pengertian sampel, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti dan mewakili populasi.
Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengambilan sampel. Teknik pertama yang digunakan adalah cluster random sampling dalam
pembagian sekolah berdasarkan wilayah, dengan alasan bahwa objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas yaitu semua SMA Negeri di Kabupaten
Pemalang yang jarak antara satu sekolah dengan sekolah lainnya bisa mencapai puluhan kilometer. Dalam penentuan sampel ini, peneliti mengambil sampel
setengah dari populasi dikarenakan semakin banyak sampel maka data yang didapat akan lebih baik dan akurat. Berdasarkan hal inilah, maka peneliti
mengambil sekolah-sekolah yang mewakili wilayah bagian selatan, bagian tengah dan bagian timur daerah Kabupaten Pemalang sebanyak tujuh sekolah.
Teknik selanjutnya adalah populasi sampel, dalam pengambilan sampel siswa yang memahami tentang kompetensi kepribadian konselor adalah teknik
random sampling . Pada pengambilan sampel menggunakan teknik random
sampling ini, diambil sampel sebanyak 20 dari populasi.
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Populasi dan Sampel Siswa SMA Negeri se-
Kabupaten Pemalang No
Nama Sekolah Wilayah
Jumlah Populasi
Siswa Sampel
Siswa
1. SMA Negeri 1 Bantar Bolang
Selaian 160
32 2.
SMANegeri 1 Randudongkal Selatan
175 35
3. SMA Negeri 1 Pemalang
Tengah 165
33 4.
SMA Negeri 2 Pemalang Tengah
180 36
5. SMA Negeri 3 Pemalang
Tengah 160
32 6.
SMA Negeri 1 Petarukan Timur
185 37
7. SMA Negeri 1 Comal
Timur 200
40 Jumlah
1285 245
Sumber: Masing-masing
SMA Negeri
Se- Kabupaten
Pemalang
3.4 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat dan reliabel dengan menggunakan metode dan instrumen yang
tepat. Arikunto 2006:149 mengemukakan bahwa “didalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai motode pengumpulan data”.
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket. Nazir 2003:203 mengemukakan bahwa “angket atau
kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dan setiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang
mempunyai makna dalam menguji hipotesis”. Sedangkan menurut Arikunto 2006:140, “angket adalah sejumlah pertanyan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia k
etahui”. Peneliti menggunakan angket karena angket merupakan salah satu alat
pengumpul data yang tepat dan sesuai terutama dalam mengungkap atau memperoleh data tentang profil kompetensi kepribadian konselor menurut
persepsi siswa. Angket dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dari sudut pandangnya. Dipandang dari cara menjawabnya, ada angket terbuka dan tertutup.
Sedangkan dari bentuknya, angket dibedakan menjadi angket pilihan ganda, isian, check list
dan rating scale.
Dalam penelitian ini digunakan angket tertutup dengan bentuk check list. Angket tertutup artinya jawaban sudah disediakan dan responden tinggal memilih.
Alasan pemilihan menggunakan angket tertutup dengan bentuk check list ini didasarkan atas asumsi yang dikemukakan Hadi 2000:157 y
aitu “1 subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya, 2 apa yang dinyatakan subjek
kepada peneliti adalah benar dan daoat dipercaya, dan 3 interpretasi subjek tentang pertanyaan yang diajukan adalah sama dengan apa yang dimaksud
peneliti”. Ada beberapa keuntungan menggunakan angket menurut Arikunto
2006:152 sebagai berikut. a.
Tidak memerlukan hadirnya peneliti. b.
Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden. c.
Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.
d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu
menjawab. e.
Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.
Arikunto 2006:153 mengemukakan bahwa selain keuntungan, ada juga kelemahan dari penggunaan angket, antara lain:
a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang
terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya. b.
Seringkali sukar dicari validitasnya.
c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atu tidak jujur. d.
Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos. e.
Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan angket tersebut maka peneliti berusaha untuk menekan sekecil mungkin kelemahan-kelemahan tersebut, antara
lain: a.
Memberikan petunjuk-petunjuk dengan singkat dan lengkap untu menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan pengisian angket agar responden
dapat memberikan jawaban yang jujur. b.
Memberikan penjelasan sebelum menyebarkan angket sehingga responden bersedia mengisi angket tanpa adanya perasaan terpaksa.
c. Mengamati dan meneiti kembali jawaban yang telah diisi oleh responden agar
tidak ada pertanyaan yang terlewati atau belum dijawab.
3.4.3 Penyusunan Instrumen
3.4.3.1 Menyusun kisi-kisi instrumen
Pengembangan instrumen penelitian dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu variabel penelitian berdasarkan bangunan teori yang sudah disebutkan
dalam bab sebelumnya, kemudian dijabarkan dalam subvariabel, lalu dijabarkan menjadi indikator, deskriptor dan yang terakhir pembuatan item-item pertanyaan.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen Penelitian
Variabel Komponen
Indikator Deskriptor
Jawaban +
-
Profil Kompetensi
kepribadian Konselor
1. Beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan
YME 1.1
Menampilkan kepribadian
yang beriman
dan bertaqwa
kepada Tuhan
YME
1.2 Konsisten dalam
menjalankan kehidupan
beragama dan
toleran terhadap pemeluk agama
lain
1.3 Berakhlak mulia
dan berbudi
pekerti luhur
2.1 Mengaplikasikan
pandangan positif
dan dinamis tentang
manusia sebagai 1.1.1
Konselor mampu menunjukkan
kepribadian yang beriman
dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
dihadapan siswa
1.2.1 Konselor mampu
menunjukkan konsisten
dalam menjalankan
kehidupan beragama
dan toleran
terhadap pemeluk
agama lain.
1.3.1 Konselor mmpu
menunjukkan sikap akhlak mulia
dan berbudi
pekerti luhur 2.1.1
Konselor selalu
berpandangan positif
serta dinamis terhadap
siswa sebagai
3, 4, 6
7, 8, 10
14, 15,
16
20, 21,
22 1, 2,
5
9, 11, 12
13, 17,
18
19, 23,
24
2. Menghargai
dan menjunjung
tinggi nilai- nilai
kemanusiaan, individualitas
dan kebebasan
memilih makhluk
spiritual, bermoral, sosial,
individual, dan berpotensi
2.2 Menghargai dan
mengembangkan potensi
positif individu
pada umumnya
dan kinseli
pada khususnya
2.3 Peduli terhadap
kemaslahatan manusia
pada umumnya
dan konseli
pada khususnya
2.4 Menjunjung
tinggi harkat
sesuai dengan
hak asasinya
2.5 Toleran terhadap
permasalahan konseli
2.6 Bersikap
demokrasi makhluk spiritual,
bermoral, sosial, individual,
dan berpotensi
2.2.1 Konselor
selalu menghargai
dan mengembangkan
potensi positif yang dimiliki oleh siswa
2.3.1 Konselor mampu
ke peduliannya
terhadap siswa
memperjelas masalah konseli
2.4.1 Konselor
menghargai harkat dan
martabat siswa
sesuai dengan
haknya sebagai siswa
2.5.1 Konselor bersikap
toleransi terhadap permasalahan
siswa 2.6.1
Konselor selalu
bersikap 25,
26, 27
31, 32,
33
37, 38.
39
45, 46,
47
49, 50,
28, 29,
30
34, 35,
36
40, 41,
42
43, 44,
48
51, 53,
3. Menjunjung
integritas stabilitas
kepribadian yang kuat
4. Menampilkan
kinerja berkualitas
3.1 Menampilkan
kepribadian dan perilaku
yang terpuji seperti
berwibawa, jujur,
sabar, ramah,
dan konsisten
3.2 Menampilkan
emosi yang
stabil
3.3 Peka, bersikap
empati, serta
menghormati keragaman dan
perubahan
3.4 Menampilkan
toleransi tinggi terhadap konseli
yang menghadapi
stres dan frustasi
4.1 Menampilkan
tindakan yang
cerdas, kreatif,
demokratis terhadap siswa
3.1.1 Konselor bersikap
berwibawa, jujur, sabar, ramah, dan
konsisten ketika
menghadapi siswa
3.2.1 Konselor
selalu menjaga sikap dan
perilaku serta nada bicara
3.3.1 Konselor
menghormati serta memahami siswa
sesuai dengan
tugas perkembangannya
3.4.1 Konselor
mentolerir sikap siswa yang stres
menghadapi masalah
4.1.1 Konselor
membantu siswa menghadapi
52
55, 56,
57
62, 64,
65
67, 68,
69
73, 74,
75
79, 80,
84 54
58, 59,
60
61, 63,
66
70, 71,
72
76, 77,
78
81, 82,
83
tinggi inovatif,
dan produktif
4.2 Bersemangat,
berdisiplin, dan mandiri
4.3 Berpenampilan
menarik dan
menyenangkan
4.4 Berkomunikasi
secara efektif masalah dengan
memunculkan solusi
yang cerdas,
kreatif, inovatif,
dan produktif
4.2.1 Konselor selalu
semangat dalam melakukan
kegiatan BK 4.3.1
Konselor membantu
dirinya dengan
berpakaian sopan dan baik dalam
bersikap 4.4.1
Konselor berkomunikasi
dengan siswa
sesuai dengan
kapasitasnya 86,
87, 88
91, 93,
95
97, 98,
102 85,
89, 90
92, 94,
96
99, 100,
101
3.4.3.2 Karakteristik jawaban yang dikehendaki
Instrumen yang digunakan adalah angket yang berupa seperangkat pernyataan yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi mengenai
“Profil Kompetensi Kepribadian Konselor Menurut Persepsi Siswsa”. Dalam skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel,
kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titk-tolak untuk menyusun item- item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Menurut Sugiyono
2006:135 jawaban setiap item instrumen yang digunakan skala Likert mempunyai gradasi yang dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat
berupa kata-kata antara lain: Selalu S, Sering SR, Kadang-kadang KD, dan Tidak Pernah TP.
Instrumen penelitian yang akan digunakan bertujuan menghasilkan data kuantatif yang akurat, sehingga setiap instrumen harus mempunyai skala.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka jawaban dari angket disusun dalam bentuk tingkatan yang berisi alternatif pilihan jawaban sebagai berikut:Untuk mengukur
profil kompetensi kepribadian konselor menuirut siswa, pilihan jawabannya adalah Selalu S, Sering SR, Kadang-kadang KD, dan Tidak Pernah TP.
Alasan menggunakan empat alternatif jawaban adalah untuk menghindari atau menghilangkan jawaban ragu-ragu, sehingga objek yang akan memilih jawaban
sesuai dengan kondisinya. Jawaban “Selalu” dan “Sering” mengidentifikasikan tingginya intensitas konselor dalam melakukan pernyataan yang terdapat pada
s kala psikologis, sedangkan jawaban “Kadang-kadang” dan “Tidak Pernah”
mengidentifikasikan tingkat intensitas konselor melakukan pernyataan dalam angket tergolong rendah. Adapun kategori jawaban instrumen penelitian adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori Jawaban Instrumen Penelitian
Untuk mengatasi kecenderungan kebanyakan responden memilih jawaban selalu, maka dalam penyusunan butir pernyataan dibuat pernyataan positif dan
negatif.
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan sudah valid serta reliabel atau belum, maka perlu dilakukan uji coba instrumen oleh subjek di luar sampel.
Hasil uji coba instrumen akan di analisis untuk diketahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan yaitu valid
dan reliabel.
3.5.1 Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen Arikunto 2006:168. Suatu instrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkap variabel yang diteliti secara tepat. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
No. Pernyataan positif
No. Pernyataan negative
Jawaban Nilai
Jawaban Nilai
1. 2.
3. 4.
Selalu S Sering SR
Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP
4 3
2 1
1. 2.
3. 4.
Selalu S Sering SR
Kadang-kadang KD Tidak Pernah TP
1 2
3 4
validitas yang tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Dalam rangka mencari item-item yang memenuhi syarat validitas, peneliti menggunakan analisis butir atau validitas butir yaitu mengkorelasikan skor per
item dengan skor total angket menggunakan rumus Product Moment oleh Pearson, yaitu :
Keterangan
r
xy
= koefisien korelasi antar skor item dan skor total validitas N
= jumlah skor subjek
X = jumlah skor item
Y = jumlah skor total
XY = jumlah perkalian skor item dan skor total
2
X = jumlah kuadrat skor item
2
Y = jumlah kuadrat skor total Arikunto 2006:170
Untuk mengetahui apakah masing-masing soal dalam skala psikologis yang digunakan valid atau tidak, maka r yang telah diperoleh r hitung dikonsultasikan
dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Apabila r hitung r tabel maka item soal instrumen dikatakan valid, dan apabila r hitung r tabel
maka item soal instrumen dikatakan tidak valid.
2 2
2 2
Y Y
N X
X N
Y X
XY N
r
xy
3.5.2 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah suatu instrumen cukup dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu cukup baik Arikunto 2006 :178. Dalam
penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah uji realibilitas internal karena dalam penelitian ini hanya menganalisis data dari satu pengetesan. Sedangkan
teknik yang digunakan untuk mencari realibilitas dari instrumen menggunakan rumus Alpha dengan alasan bahwa instrumen yang digunakan skornya bukan 1
atau 0.
2 2
11
1 1
t b
k k
r
Keterangan
r
11
= reliabilitas instrumen k
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
b
= jumlah varian butir
2
t
= varian total Arikunto 2006:196 Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan reliabel atau tidak,
maka r yang telah diperoleh r hitung dikonsultasikan dengan r tabel product moment
dengan taraf signifikan 5. Apabila r hitung r tabel maka instrumen dikatakan reliabel, dan apabila r hitung r tabel maka item soal instrumen
dikatakan tidak reliabel.
3.6 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
3.6.1 Uji Validitas
Berdasarkan hasil pengujian validitas ítem pernyataan angket dengan menggunakan rumus product moment, dapat diketahui bahwa dari 102 item
pernyataan yang ditujukan untuk 30 responden siswa diperoleh hasil 22 item yang tidak valid. Ítem-item pernyataan yang tidak valid tersebut antara lain nomor 5, 8,
12, 13, 18, 34, 35, 42, 43, 55, 60, 62, 63, 72, 73, 77, 82, 83, 84, 89, 92, dan 99. Semua ítem pernyataan angket yang tidak valid tersebut dibuang dan tidak
digunakan dalam penelitian karena telah terwakili oleh ítem pernyataan lain yang sesuai dengan indikator dalam instrumen.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil uji reliabilitas angket yang ditujukan untuk siswa didapat hasil bahwa angket yang digunakan untuk mengukur kompetensi kepribadian
konselor tersebut dinyatakan reliabel. Rincian hasil perhitungan reliabilitas angket yang ditujukan untuk siswa antara lain didapat nilai r11 = 0,983 dan r tabel =
0.754, karena r11 r tabel maka angket tersebut dapat dikatakan reliabel. Dengan demikian angket tersebut dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
3.7 Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah cara yang harus ditempuh untuk menguraikan data menurut unsur-unsur yang ada di dalamnya sehingga mudah dibaca dan
diinterpretasikan. Data yang terkumpul perlu diolah untuk diketahui kebenarannya sehingga diperoleh hasil yang meyakinkan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengemukakan hasil pengukuran data penelitian berupa data kuantitatif yang akan dihitung dengan teknik deskriptif
persentase. Teknik analisis data deskriptif persentase dimaksudkan untuk mengetahui status variabel, yaitu mendeskripsikan kemampuan konpetensi
kepribadian konselor yang disajikan melalui prosentase. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan : = prosentase
n = skor yang diperoleh
N = jumlah seluruh skor
Langkah-langkah menggunakan rumus deskriptif persentase adalah sebagai
berikut; 1.
Menghitung skor maksimum dengan cara mengalikan jumlah item dengan skor maksimum, yaitu 80 x 4 = 320
2. Menghitung skor minimum dengan cara mengalikan jumlah item dengan
skor minimum, yaitu 80 x 1 = 80 3.
Range, yaitu 320 – 80 = 240
4. Panjang kelas interval, range dibagi dengan panjang kelas, dengan panjang
kelas = 5, jadi 2405 = 48 5.
Menghitung persentase maksimum, yaitu 44 x 100 = 100 6.
Menghitung persentase minimum, yaitu 14 x 100 = 25 7.
Menghitung rentang persentase, yaitu 100 - 25 = 75 8.
Menentukan interval kelas persentase, yaitu 75 : 5 = 15 Berdasarkan panjang kelas interval tersebut maka kategori kemampuan
kompetensi kepribadian konselor dapat disusun sebagai berikut:
Tabel 3.5 Kriteria Profil Kompetensi Kepribadian Konselor
Interval Kategori
85 ≤ 100
Sangat Baik
70 ≤ 85
Baik
55 ≤ 70
Cukup Baik
40 ≤ 55
Kurang Baik
25 ≤ 40
Tidak Baik Perhitungan persentase bertujuan untuk mengetahui status suatu yang
dipersentasekan dan disajikan dalam bentuk kuantitatif agar diketahui gambaran hasil analisis data yang lebih jelas.
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan analisis deskriptif persentase hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai “Profil
Kompetensi Kepribadian Konselor Menurut Persepsi Siswa Di SMA Negeri Se- Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 20122013.”
4.1 Hasil Penelitian
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus deskriptif persentase,
yang bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai hasil penelitian secara umum serta untuk menjawab permasalahan yang berkaitan dengan profil
kompetensi kepribadian konselor menurut siswa mana yang sudah terpenuhi dengan baik dan yang belum terpenuhi dengan baik. Hasil penelitian ini akan
diuraikan menjadi dua bagian yaitu hasil analisis deskriptif persentase data penelitian secara keseluruhan, sub variabel dan tiap-tiap indikator.
4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Keseluruhan
Hasil perhitungan analisis deskriptif persentase profil kompetensi kepribadian konselor secara keseluruhan tabel berikut: