16
] z
, y
R ,
y ,
x R
min[ max
z ,
x ]
R R
[
Y y
∈
≥ o
Klir dan Bo Yuan, 1995. Tahap ini bertujuan untuk melakukan pewilayahan hujan di Pantura
Banten, Pantura Jawa Barat Subang-Karawang dan Kabupaten Garut menggunakan teknik gerombol
fuzzy, serta menyajikan hasil pewilayahan tersebut dalam peta wilayah hujan . Peta wilayah hujan kemudian ditumpang-
tepatkan dengan peta sebaran sawah untuk menentukan stasiun-stasiun pewakil di masing-masing wilayah hujan dominan yang merupakan sentra
produksi padi.
2.2. Bahan dan Metode
2.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil studi kasus di sentra produksi padi di Pantura Banten Kabupaten Serang dan sekitarnya dan Pantura Jawa Barat
Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang, serta sebagai pembanding dilakukan juga di wilayah bukan sentra produksi padi, yaitu Kabupaten Garut
Provinsi Jawa Barat Gambar 6.
2.2.2. Bahan Penelitian
Bahan-bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian pada tahapan kegiatan ini, antara lain:
1 Data harian curah hujan bulanan dari 62 stasiun curah hujan di
Pantura Banten, 75 stasiun curah hujan di Pantura Jawa Barat Karawang dan Subang dan 14 stasiun curah hujan di Kabupaten
Garut hasil pengamatan selama periode 1979-2007 umumnya lebih dari 10 tahun pengamatan.
17
2 Peta-peta pendukung, meliputi peta sebaran stasiun hujan, peta
administrasi, peta topografikontur dan peta sebaran sawah di wilayah penelitian
Gambar 6. Denah umum lokasi studi.
2.2.3. Penghitungan Curah Hujan Rata-rata
Pada tahap ini dilakukan penghitungan nilai rata-rata curah hujan bulanan dari setiap stasiun yang mewakili rata-rata kondisi tahun Normal,
tahun El-Nino dan tahun La-Nina, berdasarkan historis kejadian El-Nino dan La-Nina selama periode 1979-2007 yang merujuk pada kondisi indikator nilai
anomali suhu permukaan laut anomali SST pada zona Nino-3,4. Berdasarkan data curah hujan bulanan tersebut, kemudian dikaji bagaimana
kondisi rata-rata curah hujan musiman pada kondisi normal, dan pada saat terjadi anomali iklim El-Nino dan La-Nina.
18
Batasan kondisi tahun Normal, tahun La-Nina dan tahun El-Nino mengikuti kriteria yang dikemukakan Tim Puslittanak 1996
dalam Pramudia 2002 dimana satu periode dikatakan Normal apabila indikator anomali suhu
permukaan laut pada zone Nino-3,4 berada pada kisaran antara -0,5 dan 0,5
o
C, dikatakan El-Nino apabila anomali suhu permukaan laut pada zone Nino- 3,4 lebih kecil dari -0,5
o
C, dikatakan La-Nina apabila anomali suhu permukaan laut pada zone Nino-3,4 lebih besar dari 0,5
o
C.
2.2.4. Analisis Pewilayahan Hujan