Indeks Kecukupan Air dan Analisis Potensi Penurunan Produksi Padi

102

4.1.2. Indeks Kecukupan Air dan Analisis Potensi Penurunan Produksi Padi

Parameter iklim adalah salah satu faktor yang menentukan tingkat kesesuaian lahan. Setiap jenis tanaman memerlukan kisaran parameter iklim tertentu dalam setiap fase pertumbuhannya. Pada keadaan tertentu parameter iklim dapat menjadi faktor pembatas yang cukup serius dalam fase tertentu dari pertumbuhan tanaman dan merupakan faktor pembatas yang sulit dikendalikan Sibuea, 2001. Keberhasilan pengembangan dan budidaya suatu komoditas ditentukan oleh teknologi budidaya serta kesesuaian sumberdaya lahan dan iklim untuk komoditas yang bersangkutan agar tercapai jumlah dan mutu yang diharapkan Estiningtyas, 2001. Seiring dengan berkembangnya permasalahan yang menuntut jawaban spesifik dalam pengelolaan pertanian, pemanfaatan data dan informasi agroklimat saat ini mengarah pada berbagai analisis yang lebih spesifik, misalnya analisis deret hari kering dan analisis resiko kekeringan yang menghasilkan berbagai alternatif pola tanam Suciantini, Apriana, Surmaeni dan Darmijati, 2001, analisis kecukupan air yang dikaitkan dengan potensi penurunan hasil Estiningtyas, 2001, analisis karakteristik hidrologi DAS dan skenario perbaikan ketersediaan air DAS untuk pertanian Heryani, Pawitan dan Irianto, 2001. Analisis indeks kecukupan air dan analisis potensi penurunan produksi tanaman padi dilakukan dengan pendekatan model neraca air tanaman. Pendugaan penurunan produksi tanaman sejalan dengan besarnya kekurangan air yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan air untuk evapotranspirasi potensial. Besarnya koefisien produksi tanaman dan pengurangan produksi tanaman dari potensi maksimumnya adalah sebagai berikut: 100 ETP ETA y ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = 103 100 ETP ETA 1 100 ETP ETA ETP ky ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = dimana y = koefisien produksi tanaman, ky = koefisien penurunan produksi tanaman, ETA = evapotranspirasi aktual tanaman, dan ETP = evapotranspirasi potensial tanaman Doorenbos dan Kassam, 1979. Evapotranspirasi potensial tanaman dihitung menggunakan metode Thorntwaite 1974 dalam Sosrodarsono dan Takeda, 1977 atau Penman 1948 dalam Doorenboss dan Pruitt, 1977 tergantung pada data pendukung yang tersedia. Pada saat curah hujan lebih besar dari evapotranspirasi potensial CH- ETP0 maka evapotranspirasi tanaman akan mencapai maksimum sehingga nilai evapotranspirasi aktual sama dengan evapotranspirasi potensial ETA = ETP. Sebaliknya, pada saat curah hujan lebih rendah dari evapotranspirasi potensial CH-ETP0 maka akan terjadi kekurangan air untuk evapotranspirasi sehingga evapotranspirasi aktual lebih kecil dari evapotranspirasi potensial. Pada kondisi tersebut akan terjadi kehilangan air potensial, dimana akumulasi kehilangan air potensial accumulated potential water losses, APWL adalah akumulasi dari nilai CH-ETP negatif dari suatu periode yang berurutan.

4.2. Bahan dan Metode