Analisis Potensi Penurunan Produksi Padi

105 penduduk jiwa, KonsNorm = konsumsi normatif padi per kapita tonjiwa. Nilai- nilai Indeks-Ketersediaan diklasifikasikan sebagaimana disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Klasifikasi Indeks-Ketersediaan padi. Indeks Ketersediaan Stk Kategori Skor 0,50 0,5 – 0,85 0,86 – 1,15 1,16 – 2,00 2,00 Sangat Defisit Defisit Cukup Surplus Sangat Surplus 1 2 3 4 5

4.2.3. Analisis Potensi Penurunan Produksi Padi

Analisis potensi penurunan produksi tanaman padi dilakukan dengan pendekatan model neraca air tanaman. Persamaan umum neraca air yang digunakan adalah: CH + Irr = ETA + Δ KAT + Li dimana CH = curah hujan pada satu periode tertentu mm, Irr = penambahan air melalui irigasi mm, ETA = evapotranspirasi aktual yang nilainya tidak lebih dari evapotranspirasi potensial ETP mm, Δ KAT = perubahan kandungan air tanah mm, merupakan fungsi dari akumulasi kehilangan air potensial accumulated potential water loss, APWL, Li = kelebihan air yang terbuang baik melalui perkolasi maupun drainase atau kekurangan air yang mengakibatkan adanya penurunan kandungan air tanah maupun epavotranspirasi potensial mm. Perhitungan neraca air dilakukan menggunakan sistem tatabuku bookkeeping yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan analisis. 106 Dalam analisis neraca air diperlukan nilai-nilai curah hujan sepuluh harian, sementara itu nilai-nilai prediksi curah hujan yang tersedia adalah nilai- nilai bulanan. Sehingga untuk menyediakan nilai-nilai curah hujan sepuluh harian dilakukan dahulu analisis hubungan antara nilai curah hujan sepuluh harian dengan curah hujan bulanan. Hal ini dimaksudkan untuk mengkonversi nilai-nilai prediksi curah hujan dalam selang waktu bulanan menjadi nilai-nilai prediksi curah hujan dalam selang waktu sepuluh harian. Evapotranspirasi potensial tanaman dihitung menggunakan metode Thorntwaite 1974 dalam Sosrodarsono dan Takeda, 1977 atau Penman- Monteith 1976 dalam Doorenboss dan Pruitt, 1996 tergantung pada data pendukung yang tersedia. Pada saat curah hujan lebih besar dari evapotranspirasi potensial CH-ETP0 maka evapotranspirasi tanaman akan mencapai maksimum sehingga nilai evapotranspirasi aktual sama dengan evapotranspirasi potensial ETA = ETP. Sebaliknya, pada saat curah hujan lebih rendah dari evapotranspirasi potensial CH-ETP0 maka akan terjadi kekurangan air untuk evapotranspirasi sehingga evapotranspirasi aktual lebih kecil dari evapotranspirasi potensial. Pada kondisi tersebut akan terjadi kehilangan air potensial, dimana akumulasi kehilangan air potensial accumulated potential water losses, APWL adalah akumulasi dari nilai CH-ETP negatif dari suatu periode yang berurutan. Besarnya kandungan air di dalam tanah memiliki hubungan eksponensial dengan nilai APWL. KAT = TLP + WHC k APWL dimana KAT = ketersediaan air di dalam tanah mm, TLP = besarnya kadar air tanah pada kondisi titik layu permanen mm, WHC = kapasitas simpan air tanah maksimum, nilainya sama dengan selisih kadar air tanah antara kondisi kapasitas lapang dengan titik layu permanen mm, dan k = tetapan yang 107 besarnya adalah 1,000412351-1,073807306WHC Pramudia, 1989. Besarnya evapotranspirasi aktual sama dengan besarnya curah hujan dikurangi perubahan kandungan air tanah ETA = CH – ΔKAT. Pendugaan penurunan produksi tanaman sejalan dengan besarnya kekurangan air yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan air untuk evapotranspirasi potensial. Besarnya koefisien produksi tanaman dan pengurangan produksi tanaman dari potensi maksimumnya adalah sebagai berikut: 100 ETP ETA y ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = 100 ETP ETA 1 100 ETP ETA ETP y 1 ky ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = − = dimana ky = koefisien penurunan produksi tanaman, y = koefisien produksi tanaman, ETA = evapotranspirasi aktual tanaman mm, dan ETP = evapotranspirasi potensial tanaman mm Doorenbos dan Kassam, 1979. Nilai-nilai Koefisien Penurunan Produksi Padi yang dihasilkan dari neraca air tanah sepuluh harian kemudian dikonversi menjadi nilai rata-rata bulanan, dan kemudian diklasifikasi sebagaimana disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Klasifikasi koefisien penurunan produksi padi. Koefisien Penurunan Produksi Padi ky Kategori Skorindeks 0,50 – 1,00 0,30 – 0,50 0,15 – 0,30 0,05 – 0,15 0,00 – 0,05 Sangat Rentan Rentan Sedang Resisten Sangat Resisten 1 2 3 4 5 108

4.2.4. Analisis Prediksi Potensi Kecukupan Beras