Informasi Prediksi Kecukupan Beras 2008

137

5.5. Informasi Prediksi Kecukupan Beras 2008

Dengan mengkombinasikan hasil analisis prediksi indeks ketersediaan produksi padi dan potensi penurunan produksi padi maka dapat diprediksi indeks dan status kecukupan beras di Kabupaten Serang, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Subang pada tahun 2008. Informasi kecukupan beras yang telah dianalisis memberikan gambaran bahwa di Kabupaten Serang diperkirakan bahwa produksi padi di lahan sawah, baik sawah beririgasi teknis maupun sawah tadah hujan, selama tahun 2008 akan mencukupi kebutuhan domestik kabupaten. Di Kabupaten Karawang, produksi padi selama tahun 2008 diperkirakan akan mencukupi kebutuhan domestik pada periode Januari-Agustus 2008, dan akan mengalami kekurangan beras selama periode September-Oktober 2008. Kekurangan terjadi disamping karena potensi produksi yang rendah juga akibat adanya potensi penurunan produksi selama musim tanam. Kekurangan beras diperkirakan sekitar 14,4 ton beras. Di Kabupaten Subang, produksi padi selama tahun 2008 diperkirakan akan mencukupi kebutuhan domestik selama periode Februari-April, Agustus dan Desember 2008, dan akan mengalami kekurangan beras selama periode Januari, Mei-Juli dan September-November 2008. Kekurangan terutama diakibatkan oleh adanya potensi penurunan produksi selama musim tanam dan kondisi kekeringan pada awal tanam yang mengakibatkan luas panen dan produksi pada saat panen menjadi rendah. Kekurangan beras diperkirakan sekitar 107,5 ton beras, yang terdiri dari pada catur wulan pertama Januari-April sebanyak 11,1 ton beras, pada catur wulan kedua Mei-Agustus sebanyak 66,6 ton beras, dan pada catur wulan ketiga September-Desember sebanyak 29,8 ton beras. 138 Prediksi kecukupan beras di tingkat kabupaten ditujukan, disamping untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi curah hujan dapat mempengaruhi tingkat kecukupan beras, juga untuk memberikan gambaran bagaimana kondisi ketersediaan beras di tingkat kabupaten dalam beberapa bulan ke depan sehingga apabila terdapat kondisi ketidakkecukupan beras maka dapat diantisipasi secara lebih awal. Beberapa asumsi yang menyertai model- model yang disusun antara lain: a Model produksi padi merupakan fungsi curah hujan selama masa pertumbuhannya sehingga digunakan data curah hujan empat bulan selama pertumbuhan padi untuk menduga produksi padi pada bulan panen. Dengan demikian faktor-faktor lainnya diasumsikan berada dalam kondisi ideal. b Perilaku pasar beras dan pertukaran beras Antar daerah tidak berpengaruh terhadap stok beras di tingkat kabupaten, sehingga pertukaran beras merupakan salah satu langkah yang diambil melalui kebijakan setempat bukan merupakan perilaku pasar yang tidak terkontrol oleh penentu kebijakan.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN