Selain daripada perbedaan ini, sejarah dikenal pula sebagai kajian idigrafis mengutamakan kekhasan atau keunikan sedangkan ilmu-ilmu sosial yang
lain dikenal sebagai kajian nomotetik menarik generalisasi dan menyusun teori Arini dkk, 2009:2.
Sejarah sebagai bidang ilmu sosial, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinya, dan yang dapat dibina pada diri kita masing-masing
terutama pada diri peserta didik. Konsep-konsep dasar itu adalah 1 waktu; 2 dokumen; 3 alur peristiwa; 4 kronologi; 5 peta; 6 tahap-tahap
peradaban; 7 ruang; 8 evolusi; 9 revolusi Silvester Petrus Taneo, 2010: 2-64.
Konsep dan generalisasi dar sejarah antara lain : waktu, tanggal, hari, minggu, bulan, tahun, dasawarsa, dekade, generasi, abad, mellenia, sebelum
masehi, sesudah masehi, hijrah, periode, jaman, prasejarah, modern Arini dkk, 2009:2.
Berdasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan di atas, pada pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa,
pengalaman kolektif mau[un riwayat masa lamapu tersebut. Secara singkat sejarah itu berkenaan dengan peristiwa masa lampau tentang kehidupan
manusia dalam konteks sosialnya.
B. Kajian Empiris
Penelitian ini didasarkan pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Mulyarsih pada siswa kelas V SD Negeri Harjowinangun 01
Tersono Batang pada semester 2 tahun pelajaran 20092010 dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Setelah pemberian perlakuan treatment
selama tiga siklus peningkatan yang dicapai antara lain hasil perolehan nilai belajar IPS telah mencapai rata-rata 82,06 dengan presentase ketuntasan
mencapai 93,33. Ini berarti telah mengalami peningkatan dari siklus I rata- rata 67,73 dengan presentase 67 siklus II 73,2 dengan presentase 80 dan
siklus III 82,06 dengan presentase 93,33. Kriteria ini berarti telah memenuhi kriteria ketuntasan individu sebesar 65 dan kriteria ketuntasan
klasikal sebesar 80 yang telah ditetapkan. Penelitian lain yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
Make A Match yaitu Riyanto 2009 yang di muat dalam jurnal penelitian http:jurnal.pdii.lipi.go.idadminjurnal22095663.pdf
dengan judul
Peningkatan Motivasi Belajar dan Hasil Belajar PKN Melalui Model Pembelajaran “Make A Match Pada siswa kelas VIIC SMP Negeri 1 Ngawen
Kabupaten Blora Tahun 20082009.Pada siklus 1 motivasi siswa dalam menerima
pelajaran diklasifikasikan
sebagai berikut:
34 siswa
menunjukkan motivasi tinggi yang ditandai dengan ketepatan mencari pasangan, adanya kerjasama yang baik dalam mengerjakan tugas, keberanian
dalam mempresentasikan hasil, berargumentasi maupun bertanya, sedangkan siswa yang mempunyai motivasi sedang sebanyak 42,7, dan 23,35
motivasi siswa rendah. Pada siklus 2 motivasi tinggi sebanyak 40, 44 motivasi siswa sedang, dan 16 motivasinya rendah. Peningkatan hasil
belajar siswa dari 55 menjadi 77. Dari data di atas menunjukkan bahwa
adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam menerima pembelajaran.
Penelitian lain yaitu oleh Sri Putri Ayu, Dedi Rohendi, dan Waslaludin dengan judul Penerapan Cooperative Learning Tipe Make A
Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Bandung Dalam Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi yang di
muat dalam jurnal penelitian http:www.find-docs.comjurnal-pembelajaran-
model-make-a-match~3.html . Berdasarkan hasil perhitungan uji Mann
Whitney nilai gain siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka didapat nilai Zhitung sebesar 5,09. Untuk bisa mengambil keputusan, perlu
dibandingkan dengan Ztabel dengan taraf signifikansi _ = 0,05 dengan nilai 1,295. Setelah dibandingkan antara Zhitung dan Ztabel diperoleh bahwa
Zhitung _ Ztabel atau 5,09 _1,295, sehingga menurut kriteria pengambilan keputusan maka H0 ditolak. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa terjadi
peningkatan yang signifikan hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran TIK dengan menggunakan pembelajaran cooperative learning tipe make a
match daripada siswa yang mengikuti pembelajaran TIK dengan pembelajaran biasa.
Dari hasil ketiga penelitian tersebut menunjukkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mampu meningkatkan motivasi, hasil belajar
sehingga menjadi acuan peneliti untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
C. Kerangka Berpikir