Rancangan Penelitian METODE PENELITIAN

63

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang penulis lakukan menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat. Aqib,2010:3 Dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan penelitian tindakan kelas harus dirancang, dilaksanakan dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas sehingga menjadi guru profesional. Dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat tahap penting, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hal tersebut harus direncanakan secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan peneliti. 1. Perencanaan Awal Dalam tahap perencanaan ini meliputi sebagai berikut : a Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah. b Merencanakan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar. c Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. d Menyusun RPP sesuai indicator yang telah ditetapkan dan skenario model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match. e Mempersiapkan alat peraga dan media pembelajaran. f Mempersiapkan instrument untuk menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan. g Menyusun lembar kerja siswa. h Mengembangkan format evaluasi. 2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam PTK, dimaksudkan sebagai aktivitas yang dirancang dengan otomatis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam pembelajaran dan praktek pendidikan dalam kondisi kelas tertentu. Dalam pelaksanaan tindakan peneliti berperan sebagai pengajar dan pengumpul data, baik melalui pengamatan langsung maupun melalui telaah dokumen. Peneliti juga meminta bantuan teman sejawat untuk melakukan pengamatan tentang aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam beberapa siklus dengan materi siklus pertama yaitu usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan materi siklus kedua yaitu perumusan dasar negara, siklus selanjutnya menyesuaikan dan mengacu pada siklus sebelumnya. 3. Observasi Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan Nana Sudjana, 1989:84. Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini melalui observasi langsung. Observasi adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat Nana Sudjana, 1989: 85. Saat pelaksanaan observasi, peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat yang mengampu kelas V sebagai observer. Observasi yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui aktivitas guru dengan menggunakan instrument yang telah disediakan, demikian juga peneliti melakukan observasi melalui hasil yang diberikan pada siswa untuk mengetahui aktivitas dan tingkat keberhasilan pembelajaran. 4. Refleksi Refleksi berarti “pantulan” melakukan refleksi berarti memantulkan atau mengingat kembali kejadian lampau sehingga dapat dijawab mengapa itu terjadi Zainal Aqib, 2006:78. Berdasarkan hasil analisis peneliti melakukan refleksi, yaitu mencoba mengkaji proses pembelajaran yaitu aktivitas guru dan siswa, serta hasil belajar, apakah sudah efektif melihat ketercapaian dalam indikator kinerja pada siklus pertama. Kemudian tim kolaborasi membuat tindak lanjut perbaikan untuk siklus berikutnya mengacu pada silkus sebelumnya. Secara keseluruhan, keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk berikut ini: Gambar 2. Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK Arikunto dkk, 2006:16

B. Perencanaan Tahapan Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terhadap Prestasi Belajar Sosiologi dalam Pokok Bahasan Pengendalian Sosial

0 26 151

Efektivitas pembelajaran kooperatif model make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS: penelitian tindakan kelas di SMP Islam Al-Syukro Ciputat

0 21 119

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH BERBANTUAN FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

0 9 318

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IVB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 21 220

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN MEDIA CD PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VB SDN KALIBANTENG KIDUL 01 SEMARANG

0 2 316

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IVA SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

0 5 407

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG

2 8 309

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING UNTUK MENNINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 01 KOTA SEMARANG.

0 0 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS III DI SD NEGERI POGUNG KIDUL.

0 0 239

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 161 Pekanbaru

0 0 12