Pengunjung 1. Keadaan Pengunjung Alternatif strategi pengelolaan Taman Wisata Alam kawah Kamojang, Kabupaten Bandung, Propinsi Jawa Barat

Tabel 35. Jarak, waktu perjalanan dan biaya perjalanan daerah asal pengunjung TWA Kawah Kamojang No Daerah Asal Pengunjung TWAKK Jarak ke TWAKK km 1 Waktu Perjalanan Biaya Perjalanan Pulang-Pergi Rp 1 KamojangIbun, Bandung 0,5 30 menit - 2 Paseh, Bandung 2 1 jam 6.000 3 Majalaya, Bandung 8 1 jam 15 menit 9.000 4 Ciparay, Bandung 15 1 jam 30 menit 13.000 5 Samarang, Garut 15 1 jam 15 menit 6.000 6 Cicalengka, Bandung 18 2 jam 15 menit 13.000 7 Rancaekek, Bandung 18 2 jam 15 menit 15.000 8 Baleendah, Bandung 20 2 jam 15 menit 14.000 9 Garut Kota 26 2 jam 10.000 10 Dayeuh Kolot, Bandung 28 2 jam 30 menit 15.000 11 Tarogong, Garut 23 2 jam 10.000 12 Cilawu, Garut 34 2 jam 30 menit 14.000 13 Kadungora, Garut 37 2 jam 30 menit 14.000 Sumber : 1 BPS Kabupaten Bandung 2004 dan BPS Kabupaten Garut 2004 Dilihat dari asal pengunjung TWA Kawah Kamojang, jumlah penduduk, jarak, waktu perjalanan dan biaya perjalanan, potensi pasar wisata TWA Kawah Kamojang lebih bersifat pasar wisata lokal. Pasar wisata lokal TWA Kawah Kamojang yang berpotensi yaitu daerah Kamojang, Paseh, Majalaya, Ciparay, Samarang, Garut Kota dan Cicalengka. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk potensi pasar nasional, yaitu untuk daerah Bandung, Garut, Tasikmalaya dan Jakarta. E. Pengunjung E.1. Keadaan Pengunjung Dari data pengunjung dari tahun 2000 sampai bulan September tahun 2005 untuk setiap bulannya dapat dilihat pada Tabel 36. Tabel 36. Jumlah pengunjung per bulan TWA Kawah Kamojang dari tahun 2000 – Bulan September tahun 2005 Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des Jml Kenaikan 2000 4.375 403 625 716 486 814 596 446 430 638 388 1.322 11.238 2001 2.904 363 603 569 739 502 885 781 558 806 548 6.199 15.493 37,86 2002 958 498 842 1.239 1.163 500 1.628 947 730 1.032 574 5.449 15.560 0,43 2003 905 642 708 1.005 978 762 1.284 1.307 1.092 948 1.516 3.028 14.175 - 8,90 2004 1.114 666 965 1.024 1.303 1.042 1.406 1.146 838 630 3.437 526 14.097 -0,55 2005 1.037 564 704 671 1.227 1.187 1.249 1.285 950 Sumber : KPH Bandung Selatan 2005 Keadaan pengunjung TWA Kawah Kamojang kenaikan jumlah pengunjungnya sangat kecil yaitu rata-rata 7,21 per tahun. Dari tahun 2002 jumlah pengunjung cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena kurangnya promosi, obyek wisata dalam radius 50 km ke arah Garut terdapat tiga obyek wisata sejenis sehingga dapat merupakan persaingan dan fasilitas yang dimiliki TWA Kawah Kamojang tidak mengalami pengembangan. Menurut Soekadijo 2000, penurunan pengunjung dapat disebabkan karena suatu produk mempunyai umur tertentu. Produk yang semula menarik makin lama makin turun mutunya dan menjadi kurang menarik, oleh karena itu harus selalu dijaga mutunya. Promosi baru dilaksanakan di tingkat lokal yaitu dengan mengadakan kunjungan langsung oleh pengelola Perum Perhutani ke sekolah dan perguruan tinggi di daerah Bandung dan Garut. Tahun ini pihak Perum Perhutani tidak melakukan kegiatan promosi ke sekolah dan perguruan tinggi, sehingga untuk jumlah kunjungan tahun 2005 pihak pengelola sangat pesimis. Agar lebih meningkat jumlah kunjungan wisata ke TWA Kawah Kamojang perlu meningkatkan promosi baik melalui selebaran, media cetak, media elektronika maupun mengikuti pameran-pameran wisata. Adanya obyek wisata sejenis dengan TWA Kawah Kamojang dalam radius 50 km, hal ini dapat menjadi saingan. Oleh karena itu, TWA Kawah Kamojang perlu ditingkatkan dari segi pengelolaan, pengembangan sarana dan prasarana serta kegiatan wisata, pelayanan dan perawatan. E.2. Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung merupakan karakteristik wisatawan yang mengunjungi TWA Kawah Kamojang meliputi umur, jenis kelamin, asal, pendidikan dan pekerjaan. Karakteristik pengunjung TWA Kawah Kamojang dapat dilihat pada Tabel 37. Tabel 37. Karakteristik pengunjung TWA Kawah Kamojang No Karakteristik Persentase 1 Umur tahun a. 13 – 25 b. 26 – 35 c. 36 – 45 d. 46 62 23 9 6 2 Jenis kelamin a. Pria b. Wanita 73 27 3 Asaltempat tinggal a. Bandung b. Garut c. Di luar Bandung dan Garut 71 24 5 4 Pendidikan terakhir a. SD b. SLTP c. SMU d. DiplomaSarjana 7 11 63 19 5 Pekerjaan a. PNSSwasta b. Wiraswasta c. ABRIPOLRI d. Tani e. Mahasiswapelajar 34 23 7 8 28 Dari Tabel 37 dapat disimpulkan bahwa karakteristik pengunjung TWA Kawah Kamojang pada umumnya berumur antara 13 – 25 tahun, berjenis kelamin pria, berasal dari Bandung, tingkat pendidikan SMU dan pekerjaannya PNSswasta. E.3. Motif Pengunjung Pengunjung yang mengadakan perjalanan mempunyai motif perjalanan atau motif wisata. Motif pengunjung merupakan latar belakang pengunjung untuk melakukan kunjungan ke suatu tempat dengan daya tarik atau atraksi wisata yang dimiliki tempat tersebut. Motif wisata secara tidak langsung menunjukkan potensi yang dimiliki oleh TWA Kawah Kamojang. Menurut Soekadijo 2000, motif perjalanan atau motif wisata adalah hasrat pembawaan dalam bentuk yang kongkrit, berupa keperluan atau dorongan atau alasan tertentu. Dari Tabel 38 dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pengunjung adalah untuk menikmati keindahan alam. Tujuan-tujuan lainnya adalah untuk penelitian dan pengobatan, contohnya mandi uap di Kawah Hujan dan berendam air panas. Tabel 38. Motif pengunjung TWA Kawah Kamojang No Kriteria Persentase 1 Tujuan a. Menikmati keindahan alam b. Pengobatan c. Mengisi waktu luang d. Kepercayan e. Penelitian f. Lainnya 70 14 6 3 1 6 2 Obyek yang disukai

a. Kawah

b. Pepohonan c. Air panas d. Panorama alam 58 21 12 9 3 Kegiatan yang disukai a. Mandi uap b. Berendam air panas c. Menikmati pemandangan d. Lintas alam e. Berkemah f. Pendidikan g. Pendakian h. Photografi i. Lainnya 32 23 22 15 4 1 1 1 1 E.4. Penilaian Pengunjung Pelayanan Pelayanan terhadap pengunjung pada umumnya cukup memuaskan Tabel 39, yaitu berupa keramahan, kemampuan komunikasi, kerapihan berpakaian berseragam, mampu berbahasa daerah dan Indonesia dengan baik. Pelayanan yang diberikan petugas dipengaruhi oleh tingkat pendidikan petugas karena menyangkut pengetahuan dan penguasaan materi. Tabel 39. Pelayanan pengelola terhadap pengunjung TWA Kawah Kamojang No Kepuasan Pengunjung Persentase 1 Sangat memuaskan 13 2 Cukup memuaskan 46 3 Biasa saja 36 4 Kurang memuaskan 2 5 Tidak menjawab 3 E.5. Penilaian Pengunjung Terhadap Keberadaan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power Di dalam kawasan TWA Kawah Kamojang ada penggunaan kawasan oleh pihak lain yaitu oleh Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang Gambar 20. Sedangkan jarak ± 2 km dari obyek wisata terdapat industri listrik panas bumi PT. Indonesia Power Gambar 21. Pada umumnya pengunjung tidak merasa terganggu dengan keberadaan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power dalam kegiatan wisata, malah dengan keberadaanya dapat menunjang kegiatan wisata. Tetapi ada juga sebagian kecil pengunjung yang merasa terganggu dengan alasan polusi dan kebisingan. Pendapat pengunjung terhadap keberadaan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power dapat dilihat pada Tabel 40. Tabel 40. Penilaian pengunjung terhadap keberadaan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power No Pendapat Pengunjung Persentase 1 Tidak terganggu 89 2 Terganggu, karena : a. Polusi b. Kebisingan 4 3 3 Tidak menjawab 4 Peranan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power terhadap kegiatan wisata menurut pengunjung, yaitu dapat lebih menambah wawasan pengetahuan, terutama bagi para pelajar sebagai wisata pendidikan dan teknologi. Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang membantu dalam pembuatan jalan menuju kawasan obyek wisata TWA, sehingga mempermudah pengunjung mencapai lokasi. Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power membantu dalam penyebaran informasi tentang kawasan karena karyawan kedua instansi tersebut berasal dari berbagai kota. Selain membantu dalam pembuatan jalan, pihak Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Gambar 20. Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang Gambar 21. PT. Indonesia Power Indonesia Power membantu dalam pengadaan sarana dan prasarana di dalam kawasan TWA Kawah Kamojang, seperti penyediaan jembatan pengamanan, tempat duduk, papan nama obyek, papan interpretasi dan pagar pengaman, sehingga akan membantu kelancaran dan kenyamanan kegiatan wisata. b a Gambar 22. Sarana dan prasarana pengadaan pengguna kawasan pihak lain : a jembatan pengaman pengadaan Pertamina dan b kursi pengadaan Pertamina E.6. Harapan dan Saran Pengunjung Pengunjung TWA Kawah Kamojang mengharapkan dan menyarankan dalam hal pengelolaan sebesar 46 , yaitu dalam hal kerjasama pengelolaan 10 , keamanan 8 , kelestarian 7 , pengaturan pengunjung 7 , retribusi 7 dan asuransi 7 . Pengembangan sebesar 31 , yaitu pengembangan sarana dan prasarana 21 dan pengembangan secara keseluruhan 10 . Sedangkan untuk pelayanan 14 dan perawatan sebesar 9 . Tabel 41. Harapan dan saran pengunjung TWA Kawah Kamojang No Harapan dan Saran Persentase 1 Pengelolaan : a. Kerjasama pengelolaan TWAKK b. Keamanan c. Kelestarian d. Aturan pengunjung e. Retribusi f. Asuransi 10 8 7 7 7 7 2 Pengembangan : a. Sarana dan prasarana b. TWAKK secara umum 21 10 3 Pelayanan 14 4 Perawatan 9 Pengelolaan yang diharapkan dan disarankan pengunjung yaitu dalam hal kerjasama pengelolaan TWA Kawah Kamojang sebaiknya bekerjasama dengan Pemerintah Daerah yaitu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Selama ini pengelolaan TWA Kawah Kamojang dipegang oleh Perum Perhutani dan Kelompok Pencinta Wisata Karang Taruna Kamojang, kerjasama dengan Pemerintah Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan masih sangat minim. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan berperan hanya sebatas sebagai pemberi penyuluhan dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Bappeda hanya memberikan informasi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW mengenai luasan penggunaan lahan yang digunakan sebagai obyek wisata, bahkan dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah RIPDA Kabupaten Bandung, TWA Kawah Kamojang belum ada perencanaan pengembangannnya. Pengelolaan keamanan yaitu penjagaan keamanan TWA Kawah Kamojang tidak hanya dilakukan oleh Polisi Hutan Polhut tetapi adanya kerjasama dengan Polisi Republik Indonesia POLRI dan pengamanan kelestarian lingkungan ditingkatkan dengan melakukan patroli rutin agar penebangan liar dan perburuan liar dapat dicegah. Pada kenyataannnya Perum Perhutani sering mengadakan kerjasama dengan POLRI dan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ABRI tetapi hanya dalam pengamanan pengunjung pada hari-hari besar nasional dan hari libur. Papan tata tertib perlu ditempatkan pada lokasi mudah terlihat, sehingga dalam pengaturan pengunjung tidak menyulitkan petugas. Di lapangan hanya terdapat tiga buah papan peringatan, yaitu papan peringatan kebersihan Gambar 23 a, papan larangan kendaraan bermotor masuk Gambar 23 b dan papan aturan memasuki Bumi Perkemahan Kamojang Gambar 23 c. Penempatan papan peringatan kebersihan dan papan kendaraan bermotor dilarang masuk ditempatkan di tempat yang kurang jelas terlihat pengunjung sehingga masih banyak pengunjung yang membawa kendaraan bermotor sampai mengelilingi jalur wisata, sehingga mengganggu pengunjung yang berjalan kaki di jalur wisata yang cukup untuk pejalan kaki saja Gambar 24. Begitu juga dikatakan Ko 2001, pengelola obyek wisata di Indonesia pada umumnya tidak peka terhadap polusi suara lingkungan wisata alam. Seperti diperkenankannya kendaraan bermotor memasuki kawasan inti kunjungan obyek wisata. Zona inti kunjungan harus bebas total dari kendaraan maupun suara-suara tidak alamiah. Tidak boleh ada suara kendaraan bermotor, musik, nyanyian atau orang yang menyiarkan pengumuman. Tanpa pengertian dan dipatuhinya azas zona ini, pencemaran dan pengotoran lingkungan, polusi suara dan debu akan terjadi dengan akibat mundurnya kualitas sumberdaya alam, menurunnya daya tarik obyek wisata, berkurangnya jumlah wisatawan akibat kecewa atau merasa terganggu. a b c Gambar 23. Papan aturan di TWA Kawah Kamojang : a papan peringatan kebersihan, b papan larangan kendaraan bermotor masuk jalur wisata dan c papan tata tertib Gambar 24. Kondisi jalur wisata TWA Kawah Kamojang Retribusi dirasakan terlalu mahal, sehingga masyarakat mengharapkan adanya penyesuaian fasilitas yang diberikan sehingga dapat meningkatkan jumlah kunjungan. Pengelolaan asuransi harus jelas, kalau ada yang mengajukan klaim asuransi harus dilayani jangan sampai hanya tertera di dalam karcis saja. Pada kenyataannya Perum Perhutani melayani asuransi kepada pengunjung yang mendapat kecelakaan, seperti kematian pengunjung yang terjadi tahun 2004. Pengembangan yang diharapkan dan disarankan yaitu pengembangan secara umum TWA Kawah Kamojang, baik dalam hal pengelolaan, fasilitas, pelayanan dan perawatan. Tetapi sebagian besar pengunjung mengharapkan pengembangan dalam hal pengembangan sarana dan prasarana, seperti pembenahan dan perbaikan fasilitas yang ada serta sesuaikan dengan kondisi alam yang ada, pengadaan fasilitas hiburan, penginapan, rumah makan, sarana dan prasarana kebersihan, kamar mandi air panas yang lebih baik lagi, papan petunjuk arah menuju lokasi Gambar 25, shelter, warung telekomunikasi wartel, kolam renang air panas, angkutan khusus dari Pangkalan Kamojang menuju TWA Kawah Kamojang, perluasan mushola dan adanya jaringan listrik ke dalam lokasi obyek TWA Kawah Kamojang. Perum Perhutani selaku pihak yang diberi ijin pengusahaan pariwisata alam di TWA Kawah Kamojang sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 284Kpts-II1990, dalam melaksanakan pengusahaan setiap kawasan hutan wisata, Perum Perhutani mempunyai kewajiban untuk membangun sarana dan prasarana pengusahaan hutan wisata sesuai dengan rencana karya yang telah disyahkan. Pada kenyataan di lapangan pengembangan yang dilakukan oleh Perum Perhutani masih belum optimal dan belum sesuai dengan Rencana Karya Lima Tahunan RKLT. Gambar 25. Papan petunjuk arah TWA Kawah Kamojang Pelayanan yang diharapkan dan disarankan pengunjung TWA Kawah Kamojang yaitu peningkatan pelayanan dalam pemberian informasi kepada pengunjung, pelayanan informasi mengenai obyek-obyek wisata di TWA Kawah Kamojang, pelayanan wisata pendidikan lingkungan kepada pelajar dan mahasiswa dan pelayanan pemanduan. Pelayanan pemberian informasi terutama mengenai kawah-kawah atau gejala geologi secara keilmuan, petugas masih belum tahu, seperti proses terbentuknya kawah, pemanfaatan dari panas bumi menjadi tenaga listrik. Sehingga perlu dilakukan kerjasama dengan Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power dalam menginterpretasikan obyek-obyek di TWA Kawah Kamojang. Perawatan yang diharapkan dan disarankan pengunjung TWA Kawah Kamojang yaitu perawatan kebersihan lingkungan dari sampah pengunjung, penghijauan dan perawatan sarana dan prasarana secara rutin jangan sampai menunggu sampai rusak. Sampah-sampah di TWA Kawah Kamojang masih berserakan karena sikap pengunjung yang kurang peduli terhadap lingkungan dan tempat sampah yang ada tidak mencukupi serta penempatannya kurang menyebar. Petugas melakukan kegiatan kebersihan setiap sore, sehingga pada siang hari sampah-sampah masih berserakan terutama di dekat tempat duduk. Lahan di dekat Sungai Cibuliran sudah cukup rawan erosi dan tidak enak dilihat karena sudah gundul, sehingga perlu dilakukan penghijauan. Perawatan sarana dan prasarana tidak dilakukan secara rutin oleh petugas karena proses turunnya dana operasional perawatan tidak langsung turun ke pengelola lapang, sehingga banyak sarana dan prasarana yang kondisinya tidak baik lagi. F. Pengguna Kawasan oleh Pihak Lain F.1. Surat Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan TWA Kawah Kamojang