Metode Pengambilan Data 1. Studi Pustaka dan Survei Pendahuluan
lingkungan Flora
Fauna Hidrologi
Tanah Gangguan terhadap flora
Perubahan struktur dan komposisi jenis
Gangguan terhadap fauna
Perubahan struktur dan komposisi jenis
Ketersediaan air Pembukaan lahan
Lapang, dokumen
Lapang, dokumen
Dokumen Dokumen
Penelaahan lapang,
analisis data Penelaahan
lapang, analisis data
Analisis data Analisis data
C.3. Prosedur Kerja Penelitian
1. Studi pustaka dan survei pendahuluan.
2. Pengambilan data diperoleh melalui penelaahan lapang, analisis data dan
wawancara dengan pemerintah daerah, pengelola kawasan TWA Kawah Kamojang, pengelola Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang, PT.
Indonesia Power, tokoh masyarakat, masyarakat dan pengunjung. Pengisian kuesioner dilakukan juga kepada pengunjung.
3. Analisis terhadap data yang diperoleh melalui skoring, deskriptif dan
SWOT. 4.
Pembuatan rencana strategi pengelolaan TWA Kawah Kamojang.
D. Metode Pengambilan Data D.1. Studi Pustaka dan Survei Pendahuluan
Metode ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi
umum lokasi penelitian. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, dan menelaah buku-buku, majalah-majalah, brosur-
brosur, dokumen-dokumen yang terkait dengan tujuan penelitian Singarimbun dan Effendi, 1995.
Data yang diperoleh melalui studi pustaka diverifikasi di lapangan. Data ini diperoleh dari kantor-kantor yang berhubungan dengan penelitian seperti
Perum Perhutani KPH Bandung Selatan, Balai Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Jawa Barat II, Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang, PT.
Indonesia Power, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut, Badan Pusat Statistik BPS Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut, Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut serta pustaka-pustaka yang menunjang penelitian ini.
D.2. Wawancara Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi antara pengumpul
data dengan responden. Kegiatan wawancara dilakukan secara langsung melalui wawancara terpandu dan penyebaran kuesioner kepada pengunjung. Wawancara
langsung secara terpandu dan penyebaran kuesioner dilakukan kepada : •
Pemerintah Daerah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut
Data yang dikumpulkan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yaitu, kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai pariwisata alam Lampiran 11.
• Pengelola Kawasan TWA Kawah Kamojang Perum Perhutani KPH Bandung Selatan dan BKSDA Jawa Barat II
Data yang dikumpulkan meliputi kondisi biologi kawasan flora dan fauna, luasan gerak pengunjung di TWA Kawah Kamojang, keamanan
kawasan, asal daerah pengunjung, ketersediaan air bersih ketercukupan, lokasi sumber air, kemudahan mengalirkannya, pengelolaan status
pengelolaan, dana anggaran, sumber dana dan sistem pergantian pimpinan, jumlah petugas, status petugas, tingkat pendidikan petugas dan kegiatan
pokok, perawatan sarana dan prasarana jenis dan frekuensi serta pelayanan bentuk pelayanan dan kemampuan petugas dan kebijakan-
kebijakan pengelolaan yang berlaku serta kebijakan pinjam pakai lahan Lampiran 11.
• Pengelola Pertamina Area Panas Bumi EP Kamojang dan PT. Indonesia Power
Data yang dikumpulkan meliputi kebijakan dalam peranannya terhadap kegiatan pengelolaan dan pengembangan TWA Kawah Kamojang.
Lampiran 11. • Tokoh masyarakat dan masyarakat
Wawancara tersebut dilaksanakan melalui wawancara terpandu kepada beberapa tokoh masyarakat, sedangkan untuk jumlah responden dari
masyarakat yang dipilih untuk kegiatan wawancara ± 30 orang dengan
ketentuan dilakukan pada masyarakat yang mempunyai kontribusi terbesar pada kawasan TWA Kawah Kamojang. Pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling, dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan sesuai dengan tujuan penelitian. Wawancara
tersebut dilakukan untuk mengetahui sejarah kawasan, sikap masyarakat atau dukungan masyarakat terhadap kegiatan dan pengelolaan wisata di
TWA Kawah Kamojang, jenis dan sifat mata pencaharian dan kebudayaan adat-istiadat, kesenian, upacara adat dan kerajinan khas daerah setempat
dan saran serta harapan Lampiran 11.
• Pengunjung
Wawancara terhadap pengunjung dilakukan dengan cara wawancara terpandu Lampiran 11 dan penyebaran kuesioner di lokasi obyek wisata
Lampiran 12. Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui karakteristik pengunjung umur, jenis kelamin, asal, pendidikan dan
pekerjaan, motif pengunjung tujuan, obyek yang disukai dan kegiatan rekreasi yang disukai, penilaian pengunjung terhadap pelayanan dan
keberadaan pengguna kawasan oleh pihak lain, harapan dan saran pengunjung, kepekaan sumberdaya alam, jarak dari tempat tinggal ke
TWA Kawah Kamojang, waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi dan biaya perjalanan menuju lokasi. Teknik pengambilan contoh dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Ukuran sample yang dibutuhkan ditetapkan dengan menggunakan formula yang dikembangkan
oleh Slovin 1990 dalam Sugiarto dan Kusmayadi 2000, yaitu :
Keterangan : n
= ukuran sample yang dibutuhkan N
= ukuran populasi pada waktu tertentu, dan e
= batas ketelitian margin error
N n
= 1+Ne
2
14.097 n
= = 99,30 ≈ 100 responden
1+14.09710
2
Besarnya ukuran populasi N digunakan data jumlah pengunjung TWA Kawah Kamojang satu tahun sebelumnya, sedangkan besarnya prosentase
batas ketelitian karena kesalahan e yang digunakan adalah 10 karena untuk mempermudah dalam penghitungan dan hasil yang didapat
mendekatan angka bulat.
D.3. Pengamatanpenelaahan lapang
• Kondisi biologi
Komponen yang diamati Tabel 5. Kondisi biologi diamati di lapangan dan dilengkapi dari dokumen yang sudah ada serta wawancara dengan
pengelola dan masyarakat. • Daya tarik
Komponen daya tarik yang diamati Tabel 6. Daya tarik dapat diamati langsung di lapangan yang meliputi sumberdaya alam yang menonjol,
keunikan, kepekaan sumberdaya alam, jenis kegiatan yang dapat dilakukan, ruang gerak, kebersihan lokasi dan keamanan kawasan.
• Kadar hubungan Komponen dari kadar hubungan yang diamati Tabel 6. Keadaan jalannya
dinilai dari penelaahan lapang. Jumlah kendaraan di sekitar obyek dapat diperoleh dari data statistik BPS Kabupaten Bandung dan Kabupaten
Garut serta informasi pihak Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. Frekuensi kendaraan yang menuju TWA Kawah
Kamojang diperoleh dari pengamatan di lapangan dan ditunjang oleh informasi dokumen dari Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung dan
Kabupaten Garut. • Keadaan penginapan
Komponen yang diamati Tabel 6, yaitu jumlah penginapan dan kamar dalam radius 15 km dari TWA Kawah Kamojang.
• Sarana dan prasarana
Komponen yang diamati Tabel 6, meliputi jenis, jumlah, kondisi dan pihak yang mengadakannya. Sarana dan prasarana ini hanya yang berada
di dalam kawasan TWA Kawah Kamojang.
• Sarana dan prasarana penunjang Komponen yang diamati Tabel 6. Sarana dan prasarana penunjang dapat
diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dalam radius 2 km dari TWA Kawah Kamojang dan pengunjung dengan informasi dari
masyarakat dan petugas di lapangan. • Ketersediaan air bersih
Komponen yang diamati Tabel 6. Ketersediaan air bersih dapat diamati di lapangan dengan melihat ketersediaan, kemudahan untuk
mendapatkannya dari sumber air dan kelayakan dikonsumsi. •
Hubungan dengan obyek wisata lain di sekitar kawasan Komponen yang diamati Tabel 6. Hubungan dengan obyek wisata lain
dipilah menjadi obyek sejenis dan tidak sejenis dari radius 50 km dari TWA Kawah Kamojang. Informasi ini dapat dilihat langsung ke lokasi
dengan tambahan informasi dari dokumen. • Pengelolan, perawatan dan pelayanan
Komponen yang diamati Tabel 7. Keadaan pengelolaan tersebut diperoleh dari diskusi dengan pihak pengelola. Mutu pelayanan dan
kemampuan bahasa petugas dapat dilihat langsung pada waktu petugas melayani pengunjung. Sarana dan prasarana pelayanan dapat dilihat
langsung di lapangan dan informasi dari petugas di lapangan. Sikap masyarakat dapat dilihat langsung di lapangan dan melalui wawancara.
• Potensi pasar Komponen potensi pasar yang diamati Tabel 9. Potensi pasar dilihat
terlebih dahulu dari daerah asal pengunjung dari data pengunjung hasil kuesioner dan wawancara pengelola. Dari daerah asal pengunjung tersebut
dilakukan pengamatan lapang untuk mengetahui waktu dan biaya perjalanan yang dibutuhkan untuk mencapai TWA Kawah Kamojang. Hal
ini dilengkapi dengan data dari dokumen Badan Pusat Statistik BPS kabupaten yang bersangkutan mengenai jumlah penduduk.
• Sarana fisik dan bangunan yang digunakan oleh pihak lain Komponen yang diamati Tabel 11. Sarana fisik dan bangunan yang
berada di dalam kawasan TWA Kawah Kamojang berupa jenis bangunannya.
• Dampak terhadap lingkungan dari pengguna pihak lain Komponen yang diamati Tabel 11. Dampak terhadap lingkungan dapat
dilihat di lapangan seperti gangguan, perubahan struktur dan komposisi jenis flora dan fauna dengan dilengkapi informasi dari dokumen. Dampak
terhadap hidrologi dan tanah dilihat dari dokumen. Dokumen untuk melengkapi data tersebut dari Rencana Pemantauan Lingkungan RPL.
E. Metode Analisis Data E.1. Metode Skoring