17
untuk dilakukan, sedangkan rangkaian respon kontinuitas secara berkelanjutan memungkinkan agar memberikan pelatihan secara terus menerus agar terampil
mengerjakan sesuatu contohnya yaitu keterampilan berkendara, keterampilan mengolah bola, keterampilan berbicara dan lain sebagainya, sedangkan
keterampilan kompleksitas yaitu keterampilan yang memberikan pembelajaran yang lebih komplek misalnya bahasa Inggris akan sangat komplek dibanding
dengan bahasa China.
2.2.3. Tahap-Tahap Belajar Keterampilan
Menurut Klausmeier dalam Uno 2012: 17-18 proses belajar keterampilan memiliki beberapa kekhasan sebagai berikut:
1. Peralihan dari kontrol sengaja pada kontrol otomatis. Mula-mula
gerakan terjadi secara perlahan dan tidak beraturan. Gerak ini dikendalikan dan dipandu oleh isyarat verbal biasanya oleh pelatih
serta gambaran visual. Kemudian gerakan menjadi semakin cepat dan beraturan tanpa dipandu pernyataan verbal atau gambaran visual.
2. Gerakan mula-mula samar, tidak jelas, kemudian menjadi semakin jelas
dan nyata, baik dalam kualitas dan kuantitasnya. 3.
Umpan balik menjadi semakin cepat. Dalam gerakan terampil dasar, umumnya dibutuhkan umpan balik yang lama, tetapi dalam. Contoh
juru ketik yang terampil atau pianis kawakan, umpan balik dari teks sebagai pemandu untuk melakukan gerakan jari di atas tuts menjadi
semakin cepat, bahkan tanpa umpan balik dari teks, gerakan tangannya semakin terotomatis.
4. Dalam belajar keterampilan, pola gerakan pun semakin lama semakin
terkoordinasi. 5.
Hasil akhir dari belajar keterampilan adalah kinerja menjadi semakin stabil.
Terdapat tiga tahap dalam mempelajari keterampilan Hamalik, 2009: 174-
175, yaitu : 1.
Tahap Kognitif. Tahap kognitif siswa mencoba untuk mengintelektualisasikan
keterampilan yang akan dilakukan.
18
2. Tahap Fiksasi.
Pola tingkah laku yang betul dilatih sampai tidak terjadi lagi kekeliruan mendasar.
3. Tahap Autonomous.
Tahap ini ditandai oleh peningkatan kecepatan perilaku dalam keterampilan yang benar maknanya untuk memperbaiki ketidak
cermataan, dalam tahapan ini tidak terjadi lagi kekeliruan, usaha untuk menambah kesempurnaan.
Berdasarkan tahapan di atas keterampilan dimulai dari tahapan kognitif, dalam hal ini guru memberikan ketentuan atau prosedur hal yang akan dilakukan
serta memberikan informasi serta pembenaran jika terdapat kekeliruan yang dilakukan siswa. Berikutnya yaitu tahapan fiksasi, dalam pembelajaran pada
tahapan ini memungkinkan siswa untuk belajar secara terus menerus atau continue sehingga tidak terjadi kesalahan yang mendasar. Tahapan yang terakhir yaitu
tahap autonomous, pada tahapan keterampilan ini jarang atau bahkan tidak lagi dijumpai kekurangan dalam belajar keterampilan, seseorang dapat dikatakan
sempurna keterampilannya.
2.3. Tinjauan tentang Metode Pembelajaran