Ciri-ciri Pemukiman Kumuh Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si 3. Nurman Achmad, S. Sos, M. Soc,Sc

merupakan gambaran umum yang dikaitkan dengan eksistensi rumah kumuh, Ngakan Putu Sueca : 2004. Mengingatkan rumah layak huni adalah isu hak asasi manusia. Karena itu, semua pemimpin dunia berpandangan perlu mengatasi masalah perumahan ini terutama dengan pembangunan perumahan yang terjangkau low cost housing. a. Dalam pengertian yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan struktural, melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan. Rumah dapat dimengerti sebagai tempat perlindungan untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal yang layak dan sehat bagi setiap manusia, yaitu: b. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok jasmani manusia. c. Rumah harus memenuhi kebutuhan pokok rohani manusi. d. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar. http:id.wikipedia.orgwikikawasan-kumuh , diakses tanggal 03022011.

2.8 Ciri-ciri Pemukiman Kumuh

1. Ciri-ciri pemukiman kumuh seperti yang diungkapkan oleh Parsudi Suparlan : 1984 adalah : 2. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau tidak memadai. Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta penggunaan ruang-ruanganya mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin. Universitas Sumatera Utara 3. 4. Adanya tingkat frekuensi dan kepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan ekonomi penghuninya. a. Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidup secara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas, yaitu terwujud sebagai : b. Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karena itu dapat digolongkan sebagai hunian liar. c. Satuan komuniti tunggal yangmerupakan bagian dari sebuah RT atau sebuah RW. 5. Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RT atau RW atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan hunian liar. 6. Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen, warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan atas kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut. Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang bekerja di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian tambahan di sektor informil. Menurut Departemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah Depkimpraswil www.ciptakarya.pu.go.id, diakses 10102010, permukiman kumuh slum dapat diklasifikasikan ke dalam dua klasifikasi yaitu : 1. Fisik : a. Berpenghuni padat 500 orangHa b. Tata letak bangunan kondisinya buruk dan tidak memadai c. Konstruksi bangunan kondisinya buruk dan tidak memadai d. Ventilasi tidak ada, kalau ada kondisinya buruk dan tidak memadai e. Kepadatan bangunan kondisinya buruk dan tidak memadai f. Keadaan jalan kondisinya buruk dan tidak memadai g. Drainase tidak ada dan kalau ada kondisinya buruk dan tidak memadai h. Persediaan air bersih tidak tersedia, kalau tersedia kualitasnya kurang baik dan terbatas, tidakkurang lancar. i. Pembuangan limbah manusia dan sampah tidak tersedia, kalau tersedia kondisinya buruk atau tidak memadai. 2. Non Fisik : a. Tingkat kehidupan Sosial ekonomi rendah b. Pendidikan didominasi SLTP ke bawah c. Mata pencaharian bertumpu pada sektor informal d. Disiplin warga rendah Universitas Sumatera Utara e. Dll. 1. Karakteristik Permukiman kumuh Berdasarkan penelitian para ahli permukiman kumuh memiliki karakteristik atau ciri khas sebagai berikut; 2. Dihuni oleh penduduk dengan penghasilan rendah dengan porsi pengeluaran untuk makan dan minum yang relative besar. 3. Pendidikan kepala keluarga pada umumnya rendah. 4. Pemakaian air bersih juga masih relatife sedikit. 5. Pembuangan sampah tidak tertata rapi, dan cenderung ada kesan berserakan. 6. Cara penduduk pembuangan membuang tinja dan kotoran lain tidak sehat. 1. Drainase kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi genangan air, berbau busuk dan kotor. Bangunan berhimpitan dan seadanya karena pada umumnya tidak berstatus penempatan atau pemilihan lahan yang jelas. Adi Prasetyo : 2009 diakses tanggal 23012011. 2. Disamping itu terdapat pula pendapat lain yang menyebutkan karakteristik yang merupakan ciri-ciri dari permukiman kumuh yaitu : 3. Permukiman kumuh tersebut dihuni oleh penduduk yang padat dan berjubel, karena adanya pertambahan penduduk yang alamiah maupun migrasi yang tinggi dari desa. 4. Permukiman kumuh tersebut dihuni oleh warga yang berpenghasilan rendah atau berproduksi subsistem, yang hidup di bawah garis kemiskinan. 5. Perumahan di permukiman tersebut berkualitas rendah atau masuk substandard housing condition, yaitu dalam kategori rumah darurat bangunan rumah yang terbuat dari bahan-bahan tradisional, seperti : bambu, kayu, ilalang, dan bahan- bahan cepat hancur lainnya. 6. Kondisi kebersihan dan sanitasi rendah. 7. Langkanya pelayanan kota urban service, seperti : air bersih, fasilitas MCK, sistem pembuangan kotoran dan sampah serta perlindungan dari kebakaran. 8. Pertumbuhan tidak terencana sehingga penampilan fisiknya pun tidak teratur dan terurus. 9. Secara sosial terisolir dari permukiman lapisan masyarakat lainya. Permukiman tersebut pada umumnya berlokasi disekitar pusat kota dan seringkali tak jelas pula status hukum tanah yang di tempati Adi Prasetyo : 2009 diakses tanggal 23012011. Universitas Sumatera Utara 1. Kondisi rumah beserta lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial menurut Parsudi Suparlan : 1984. dengan kriteria antara lain7 : Luas lantai perkapita, di kota kurang dari 4 m2 sedangkan di desa kurang 2. dari 10 m2. 3. Jenis atap rumah terbuat dari daun dan lainnya. 4. Jenis dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang belum diproses. Jenis lantai tanahTidak mempunyai fasilitas tempat untuk Mandi, Cuci, Kakus MCK.

2. 9 Faktor Penyebab Pertumbuhan Kawasan Permukiman Kumuh

1. Dalam perkembangannya perumahan permukiman di pusat kota ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Constantinos A. Doxiadis disebutkan bahwa perkembangan perumahan permukiman development of human settlement dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: 2. Growth of density Pertambahan jumlah penduduk : Dengan adanya pertambahan jumlah penduduk yaitu dari kelahiran dan adanya pertambahan jumlah keluarga, maka akan membawa masalah baru. Secara manusiawi mereka ingin menempati rumah milik mereka sendiri. Dengan demikian semakin bertambahlah jumlah hunian yang ada di kawasan permukiman tersebut yang menyebabkan pertumbuhan perumahan permukiman. Urbanization Urbanisasi : Dengan adanya daya tarik pusat kota maka akan menyebabkan arus migrasi desa ke kota maupun dari luar kota ke pusat kota. Kaum urbanis yang bekerja di pusat kota ataupun masyarakat yang membuka usaha di pusat kota, tentu saja memilih untuk tinggal di permukiman di sekitar Universitas Sumatera Utara