Persampahan Dokumentasi yaitu data tambahan yang mendukung data utama yang didapatkan

jawaban responden dapat dikategori ketersediaan saluran drainase di Gampong Pusong Baru tidak baik berdasarkan hasil pengukuran kurang dari 40. Tabel 21. Jawaban Responden terhadap Ketersediaan Saluran Drainase No Pusong Lama Ya Tidak Keterangan 1 Darussalam Lr I 1 19 Kategori cukup berdasarkan hasil pengukuran antara 56 sd 75 2 Pancasila Lr II 1 19 3 Rawa Jaya Lr III 1 19 4 Nelayan Lr IV 20 5 Pasi Lr V 20 Jumlah 3 97 100 Persentase 3 97 Sumber : Kuesioner Penelitian, 2011. Dari jawaban responden terhadap ketersediaan saluran drainase dalam tabel diatas menunjukkan yang menjawab “ya” sebanyak 3 orang dengan rasio 3 , dan yang menjawab “tidak” sebanyak 97 orang dengan rasio 97 . Dari hasil jawaban responden dapat dikategori ketersediaan saluran drainase di Gampong Pusong Lama tidak baik berdasarkan hasil pengukuran kurang dari 40.

b. Persampahan

Sampah merupakan suatu masalah yang cukup krusial di Kota Lhokseumawe dan bila kondisi yang ada saat ini dibiarkan terus berlanjut maka akan menimbulkan permasalahan yang lebih besar lagi dimasa mendatang. Permasalahan sampah ini lebih cenderung kepada belum optimalnya pelaksanaan pengumpulan sampah dari Universitas Sumatera Utara masyarakat dan belum dilakukannya upaya-upaya pengolahan sampah secara efisien. Sampah Permukiman, Sampah ini berasal dari rumah tangga. Sampah ini berasal dari aktivitas dapur, sampah pohon di halaman maupun kegiatan rumah tangga lain. Berdasarkan wawancara dengan Keuchik Pusong Baru mengatakan : “Sampah rumah tangga langsung di buang di bawah rumah dan tidak ada bak sampah khusus dan hanya didekat pasar terjangkau petugas kebersihan untuk mengangkut sampah di Pusong Baru” wawancara, 25 Agustus 2011. Hasil wawancara dan observasi penulis menunjukkan bahwa sampah rumah tangga langsung dibuang di bawah rumah warga tidak ada bak sampah khusus untuk penampungan sampah sementara, tidak terjangkau oleh petugas kebersihan untuk mengangkut sampah ke seluruh rumah warga. Menurut penulis masyarakat sudah terbiasa dengan keadaan yang tidak baik ini. Upaya untuk menjaga lingkungan bukan semata-mata dari petugas kebersihan tetapi upaya warga itu sendiri untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, bebas dari persampahan. Berdasarkan wawancara penulis dengan Keuchik Pusong Lama mengatakan : “Tidak ada tempat pembuangan sementara, warga membuang sampah rumah tangga langsung di tumpuk di depan rumah masing- masing. Ada petugas dari BLHK Lhokseumawe seminggu 3 kali untuk mengambil sampah didepan rumah warga. Hanya saja Lr IV dan V tidak terjangkau oleh petugas kebersihan karena terkendala oleh sempitnya jalan masuk” wawancara, 25 Agustus 2011. Berdasarkan wawancara penulis dengan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Lhokseumawe mengatakan : Universitas Sumatera Utara “Untuk mengumpulkan sampah di lingkungan warga di lingkungan warga yang sangat luas mustahil. Akibat keterbatasan kemampuan, sampah di sekitar tidak mungkin dikumpulkan petugas kebersihan. Namun pihaknya telah menyediakan dua unit kontainer sampah tidak jauh dari pemukiman warga. disamping gereja telah kita siapkan dua unit kontainer dan mengharapkan agar warga bisa mengambil sampah dan membuang ketempat tersebut” wawancara, 25 Agustus 2011. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pengumpulan sampah yang ada saat ini adalah mengandalkan truk pengangkut sampah yang mengambil sampah dari rumah ke rumah, dan di tempat pembuangan sampah sementara. hal ini dirasa kurang efektif karena memerlukan armada truk pengangkut yang tidak sedikit untuk dapat menjangkau seluruh wilayah Kota Lhokseumawe termasuk Gampong Pusong. Maka untuk itu BLHK Lhokseumawe membuat tempat penampungan sampah tertutup yang dijadwalkan setiap 2 hari akan diangkut oleh truk pengumpul sampah. Pada jadwal yang ditentukan diharapkan setiap rumah tangga harus mengeluarkan ke tempat sampah dan diletakkan di depan rumah atau di tempat pengumpulan collecting point yang disepakati untuk mempermudah pengambilan oleh truk pengumpul sampah. Kondisi tersebut sangat perlu didukung oleh kesadaran masayarakat untuk dapat membuang sampah pada tempat yang telah di sediakan atau menumpuk di depan rumah dan akan diangkut oleh petugas kebersihan. Namun berdasarkan observasi penulis, warga yang dipinggir jalan aspal sudah sebahagian yang menumpuk sampah didepan rumah dan diangkut oleh petugas, namun Lr IV dan Lr V Universitas Sumatera Utara Pusong Lama masih terlihat sampah yang berhamburan di bawah rumah warga, tanpa ada upaya untuk membakar atau adanya penyediaan tempat penampungan sampah. Tabel 22. Jawaban Responden terhadap Ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara No Pusong Baru Ya Tidak Keterangan 1 Dusun I 20 Kategori tidak baik berdasarkan hasil pengukurannya kurang dari 40 2 Dusun II 20 3 Dusun III 20 4 Dusun IV 20 5 Dusun V 20 Jumlah 100 100 Persentase 1 Sumber : Kuesioner Penelitian, 2011. Dari jawaban responden terhadap ketersediaan tempat pembuangan sampah sementara di Gampong Pusong Baru dari lima dusun dalam tabel diatas menunjukkan yang menjawab “ya” sebanyak 0 orang dengan rasio 0 dan yang menjawab “tidak” sebanyak 100 orang dengan rasio 1 . Dari hasil jawaban responden dapat dikategori tidak baik berdasarkan hasil pengukuran kurang dari 40. Universitas Sumatera Utara Tabel 23. Jawaban Responden terhadap Ketersediaan Tempat Pembuangan Sampah Sementara No Pusong Lama Ya Tidak Keterangan 1 Darussalam Lr I 20 Kategori tidak baik berdasarkan hasil pengukurannya kurang dari 40 2 Pancasila Lr II 20 3 Rawa Jaya Lr III 20 4 Nelayan Lr IV 20 5 Pasi Lr V 20 Jumlah 100 100 Persentase 1 Sumber : Kuesioner Penelitian, 2011. Dari jawaban responden terhadap ketersediaan tempat pembuangan sampah sementara di Gampong Pusong Lama dari lima dusun dalam tabel diatas menunjukkan yang menjawab “ya” sebanyak 0 orang dengan rasio 0 dan yang menjawab “tidak” sebanyak 100 orang dengan rasio 1 . Dari hasil jawaban responden dapat dikategori tidak baik berdasarkan hasil pengukuran kurang dari 40.

c. Air Bersih