memerlukan dukungan sumber daya pendukung, baik ruang dan lingkungan,
alam, kelembagaan dan finansial maupun sumber daya lainnya secara memadai. d.
Pengelolaan lingkungan hidup diartikan sebagai usaha sadar dan berencana
untuk mengurangi dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup sampai pada tingkat yang minimum dan untuk mendapatkan manfaat yang optimum dari
lingkungan hidup untuk mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan. Pengelolaan lingkungan hidup sering didefinisikan sebagai upaya terpadu untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup.
e.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
3.4 Definisi Operasional
1. Meliputi a aspek ekonomi : untuk pemenuhan kebutuhan dasar, pendayagunaan
komponen lokal demi memajukan pendapatan lokaldaerah setempat, efiensi bangunan. b aspek sosial : kenyamanan pengguna bangunan, akses dalam
bangunan toilet, lampu dan partisipasi, segala hal yang berkaitan dengan kesehatan, pendidikan dan keselamatan. c aspek ekologi ; keseimbangan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan yang sehat seperti penggunaan air bersih, drainase, persampahan, MCK.
2. Tempat tinggal yang kumuh, pendapatan yang rendah, lingkungan yang tidak
sehat, kotor, becek, sanitasi yang buruk, bangunan yang semrawut, sumur yang tercemar, kepadatan bangunan dan hunian yang tinggi.
3. Penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan
dan pengendalian lingkungan hidup. 4.
Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar ; sandang, papan, pangan.
3.5 Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian Moleong, 2001: 90. Mengingat informasi
dalam penelitian ini cukup luas ruang lingkupnya mencakup seluruh masyarakat di Gampong Pusong Baru dan Pusong Lama Kecamatan Banda Sakti Kota
Lhokseumawe, maka ditentukan yang akan dijadikan informan. Klasifikasi informan yang diambil mempunyai kapasitas dan kompetensi terhadap permasalahan penelitian
adalah sebagai berikut : 1.
Tokoh AdatGampong Pusong Lama dan Pusong Baru : Keuchik, Sekretaris Keuchik, Kepala Urusan Umum, Kepala Urusan PembangunanEkonomi, Kepala
Urusan Kesejahteraan, Kepala Dusun.
Universitas Sumatera Utara
2. Kepala Bidang Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Lhokseumawe 1 orang
3. Kasubag perencanaan kegiatan dokumentasi dan informasi Bappeda Kota
Lhokseumawe 1 orang 4.
Kabid Ekonomi dan Insfrastruktur Bappeda Kota Lhokseumawe 1 orang 5.
Kasubbid Pekerjaan Umum, SDA, SDL dan Pertambangan Bappeda Kota Lhokseumawe 1 orang
6. Kabid Program Pencegahan Pemberantasan Penyakit P2P pada Dinas
Kesehatan Lhokseumawe 1orang Proses penentuan informan adalah dengan tehnik purvosive sampling yaitu
berdasarkan pada ciri atau sifat yang ada dalam populasi yang sudah di ketahui sebelumnya.
Ciri-ciri khusus purposive sampling menurut Iskandar, 2009 : 115 adalah: 1.
Bersifat sementara sebagai pedoman awal terjun ke lapangan, setelah sampai kelapangan boleh saja berubah sesuai dengan keadaan.
2. Sesuai dengan petunjuk yang didapatkan dari informan-informan yang telah
diwawancarai. 3.
Siapa yang akan dikejar sebagai informan harus disesuaikan dengan petunjuk informan sebelumnya dan sesuai dengan kebutuhan penelitian, unit informan
yang di pilih makin lama makin terarah sejalan dengan terarahnya fokus penelitian.
Universitas Sumatera Utara
4. Pengembangan informan dilakukan terus sampai informan mengarah ke titik
jenuh. Licon dan Guba 1985 dalam Iskandar, 2009 : 115.
3.6 Populasi dan Sampel