tembung sebanyak 128.896 jiwa, menyusul Kecamatan Medan Deli sebanyak 128.459 jiwa dan Kecamatan Medan Denai sebanyak 127.404 jiwa. Hal ini dimungkinakan karena
ketiga wilayah kecamatan ini merupakan wilayah permukiman penduduk Kecamatan Medan Tembung dan Mecamatan Medan Denai dan berlokasinya Kawasan Industri
Medan Kecamatan Medan Deli. Wilayah kecamatan yang memiliki penduduk paling sedikit adalah Kecamatan
Medan Baru yaitu sebanyak 41.233 jiwa dan disusul oleh Kecamatan Medan Polonia sebanyak 44.025 jiwa dan Kecamatan Medan Maimun sebanyak 48.585 jiwa, hal ini dapat
dipahami karena ketiga kecamatan ini memiliki wilayah yang tidak begitu luas dan hampir mendekati kejenuhan untuk dapat berkembangnya atau tumbuhnya permukiman –
permukiman baru dalam skala besar.
4.1.3.3. Komposisi Etnik di Kota Medan
Penduduk asli Sumatera Utara adalah suku bangsa Melayu yang berdiam di Pesisir Timur Sumatera Utara. Penduduk pada daerah ini sebahagian besar hidup dari mata
pencaharian sebagai nelayan dan petani. Penduduk lainnya yang berada di daerah pedalaman Sumatera utara, seperti suku bangsa Batak umumnya adalah bermata
pencaharian sebagai petani dan mengusahakan hasil hutan, sedangkan pola mata pencaharian suku lainnya yang merupakan pendatang berkembang sesuai dengan
perkembangan perkebunan – perkebunan yang dibuka pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Untuk menopang perkembangan perkebunan pada masa dibuka oleh pemerintah
Belanda, mereka menjalankan politik “Pintu Terbuka” Open Door Policy bagi pendatang atau perantau dari berbagai daerah di dalam negeri maupun luar negeri. Kebijakan ini
Universitas Sumatera Utara
merangsang berbagai suku bangsa yang ada di sekitar Sumatera Timur seperti Aceh, Batak dan Minangkabau untuk datang merantau ke Sumatera Utara dan kota yang menjadi sarana
utama dari perantau itu adalah Kota Medan. Data Sensus Penduduk 2000 mencakup seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia,
tetapi dalam penyajian ini hanya ditampilkan 12 dua belas suku bangsa yang berdasarkan persentase dominan mendiami wilayah Kota Medan.
Tabel 4.4. Persentase Penduduk Kota Medan Menurut Suku Bangsa Tahun 2000
NO. SUKU BANGSA
PENDUDUK JUMLAH
LAKI – LAKI PEREMPUAN
1 2
3 4
5
1. Jawa
33,02 33,03
33,03 2.
Batak Toba, Batak Tapanuli 19,06
19,35 19,21
3. Cina
10,65 10,66
10,65 4.
Mandailing dan Angkola 9,37
9,36 9,36
5. Minang
8,72 8,48
8,60 6.
Melayu 6,57
6,62 6,59
7. Karo
4,01 4,20
4,20 8.
Aceh 2,92
2,65 2,78
9. Simalungun
0,68 0,70
0,69 10.
Nias 0,80
0,58 0,69
11. Pakpak
0,35 0,34
0,34 12.
Lainnya 3,88
4,03 3,95
Sumber : Sensus Penduduk 2000
Dari tabel 4.4., menunjukkan bahwa pada Sensus Penduduk 2000, penduduk Kota Medan berdasarkan komposisi etnik memperlihatkan, penduduk yang bersuku bangsa Jawa
menjadi suku bangsa yang dominan mendiami wilayah Kota Medan sebesar 33,03 persen. Kemudian disusul oleh suku bangsa Batak TapanuliToba sebesar 19,21 persen, Cina
Universitas Sumatera Utara
sebesar 10,65 persen, suku bangsa MandailingAngkola sebesar 9,36 persen dan suku bangsa Minang sebesar 8,60 persen.
Hal yang menarik untuk dicermati adalah sejak lama suku bangsa Melayu diyakini sebagai sebagai penduduk asli yang mendiami wilayah Kota Medan. Tetapi hasil Sensus
Penduduk 2000 menunjukkan bahwa penduduk bersuku bangsa Melayu menjadi suku bangsa terbesar keenam yang mendiami wilayah Kota Medan.
Kota Medan merupakan tujuan banyak para perantau dari berbagai daerah dan suku bangsa, maka secara lambat laun Kota Medan menjadi kota yang penghuninya beraneka
ragam suku bangsa, budaya dan agama. Keanekaragaman tersebut memperlihatkan suatu keadaan di mana tak ada satu kelompok pun yang menjadi kelompok mayoritas atau
memiliki posisi dominan dalam budaya.
4.1.3.3. Pendidikan