Jika dilihat dari sumber dana yang diperoleh, mungkin baru Saksi Yehuwalah yang memiliki sumber dana yang berasal dari penganut – penganutnya sendiri tanpa ada unsur
pemaksaan, tetapi semuanya atas dasar sukarela. Secara keseluruhan, strategi pola penyebaran ajaran Saksi Yehuwa yang telah
dibahas diatas, pada dasarnya selalu dievaluasi untuk menyesuaikan dengan dinamika sosial yang ada. Biasanya Saksi Yehuwa selalu cermat dan teliti mengenai keadaan sosial
yang terjadi saat ini. Mereka berusaha membahasnya sedetail mungkin agar orang yang mereka jumpai merasa tertarik untuk berdiskusi dengan Saksi – Saksi Yehuwa. Selain itu,
Saksi Yehuwa juga mengevaluasi mengenai tehnik mengabarkan ajaran Saksi Yehuwa dari rumah ke rumah.
Seperti yang dikatakan oleh informan Bapak Kumpul Sembiring : “Kami sadar akan kesalahan yang Saksi Yehuwa lakukan mengenai cara
kedatangan kami dari rumah ke rumah, yaitu kami terlalu bersifat memaksa terhadap orang yang kami kunjungi padahal mereka sudah mempunyai
keyakinan sendiri. Hal inilah yang membuat ajaran Saksi Yehuwa sempat dibekukan dari tahun 1976 – 2001. Sekarang, kami telah belajar dari
kesalahan yang dulu.” Wawancara, Sabtu, 9 Juni 2007
4.3.5.5. Tanda atau Lambang Yang Menjadi Ciri Khas Saksi Yehuwa
Setiap institusi bahkan institusi agama sekalipun memiliki tanda atau lambang yang menjadi ciri khas bagi suatu institusi tersebut. Misalnya saja, agama Kristen Protestan
dengan salibnya, agma Kristen Katolik dengan Bunda Marianya, agama Islam dengan ka’bahnya, dan lain sebagainya. Dengan tanda atau lambang yang dimiliki, itu merupakan
suatu pengenal bagi kita orang yang awam.
Universitas Sumatera Utara
Dalam dunia perlambangan ada dua hal yang perlu diketahui. Pertama, sesuatu rohaniah sakral yang hendak dijelaskan. Kedua, benda lambang yang dipakai untuk
menjelaskan. Keseluruhan lambang keagamaan dibuat untuk membudayakan dan memanusiakan orang yang berkepentingan. Pemanusiaan yang lengkap dan sempurna –
menurut keyakinan manusia beragama – dapat diperoleh jika manusia dapat mengatur relasi sebaik – baiknya dengan sesama manusia hubungan horizontal dan hubungannya
dengan “Yang Sakral” atau Tuhan hubungan vertikal. Bagaimana dengan Saksi Yehuwa? Apakah mereka juga memiliki tanda atau
lambang secara fisik sebagai ciri khas dari Saksi Yehuwa sendiri? Di satu sisi, mereka menyebut organisasi mereka sebagai bagian dari agama Kristen. Tapi di sisi lain, Saksi
Yehuwa tidak mengakui adanya salib. Pertimbangan mereka tertulis di Kitab Galatia 3 : 13, yang mengatakan:
“Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: Terkutuklah orang yang digantung
pada kayu salib” Galatia 3 : 13
Saksi Yehuwa hanya mengakui bahwa Yehuwa mati di tiang siksaan dengan cara di pantek. Saksi Yehuwa mengambil kutipan dari Kitab Ulangan 21 : 22
“Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kau gantung dia pada sebuah tiang.” Ulangan
21 : 22
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, Saksi – Saksi Yehuwa memang tidak memiliki tanda atau lambang secara fisik yang menjadi ciri khas pengenal Saksi Yehuwa.
Universitas Sumatera Utara
Informan Juliana menuturkan sebagai berikut : “Tandasimbollambang sama sekali tidak ada karena dilarang. Dasarnya
adalah Hukum Taurat, yaitu jangan ada Allah lain dihadapan-Ku.” Wawancara, Kamis, 3 Mei 2007
Akan tetapi, dari hasil wawancara dengan informan dan referensi buku lainnya, peneliti memperoleh informasidata yang dapat dijadikan sebagai ciri khas dari Saksi
Yehuwa, yakni : 1. Saksi Yehuwa sudah memiliki gedung sebagai tempat perhimpunan mereka ataupun
kegiatan – kegiatan rohani Saksi Yehuwa lainnya yang diberi nama Balai Kerajaan. Salah seorang informan, Bapak Kumpul Sembiring mengatakan :
“…...dulu tempat perhimpunan Saksi Yehuwa hanya di rumah jemaat aja, tapi sekarang, setelah pemerintah kembali memberikan izin terhadap
penyebaran ajaran Saksi Yehuwa, kita sudah mulai membangun gedung sebagai tempat perhimpunan kita dan semuanya memakai nama Balai
Kerajaan……Hingga sekarang sudah ada 25 balai kerajaan di daerah medan ini.”
Wawancara, Sabtu, 9 Juni 2007
2. Saksi Yehuwa memiliki bahan bacaan Sedarlah dan Menara Pengawal. Bahan bacaan tersebut sangat menarik karena dikemas begitu indah dan berisi masalah – masalah
yang hangat dihadapi manusia modern. Selain kedua bahan bacaan tersebut, Saksi Yehuwa juga memiliki traktat – traktat atau buku - buku terbitan Watch Tower yang
berwarna banyak dan disebarluaskan. Semua literatur Saksi Yehuwa tidak ada nama pengarangnya melainkan mereka memakai nama lembagaorganisasi Saksi Yehwua,
yakni Watch Tower Bible And Tract Society Of Pennsylvania. Hal ini diakui oleh informan Bapak Kumpul Sembiring yang mengatakan :
“Semua buku ataupun literatur Saksi Yehuwa tidak ada nama pengarangnya. Berbeda dengan buku di luar Saksi Yehuwa yang selalu
menuliskan nama pengarangnya, seakan ingin menonjolkan diri pribadinya.
Universitas Sumatera Utara
Literatur Saksi Yehuwa hanya menuliskan nama lembagaorganisasi Saksi Yehuwa.”
Wawancara, Sabtu, 9 Juni 2007
3. Secara rohani, Saksi Yehuwa memiliki lambang kasih, yakni saling mengasihi, seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 13 : 34 – 35
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku yang telah mengasihi kamu demikian pula
kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid – murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling
mengasihi.” Yohanes 13 : 34 – 35
Hal ini diakui oleh salah seorang informan Juliana, yang mengatakan : “Lambang Saksi Yehuwa adalah kasih, yakni saling mengasihi, karena
sama seperti Yehuwa yang mengasihi kita.” Wawancara, Kamis, 3 Mei 2007
4. Saksi Yehuwa mendasari Kitab Sucinya dari terjemahan Empatahic Diaglott yang ditulis oleh Benyamin Wilson 1864 seorang tokoh Christadelphian. Diaglott artinya
dua bahasa, cara kerjanya adalah dengan menulis terjemahan di bawah setiap kata bahasa asli Alkitab. Kitab Suci versi Saksi Yehuwa kemudian disebut The New World
Translation NW. Terjemahan Perjanjian Baru diselesaikan pada tahun 1950 dan Perjanjian Lama pada tahun 1960, dan setelah direvisi, maka pada tahun 1961
diterbitkan secara lengkap. Edisi ini direvisi ulang pada tahun 1970 dan 1971 dan kemudian pada tahun 1984. Edisi Bahasa Indonesia The New World Translation
diterbitkan pada tahun 1999 dengan nama Kitab Suci Terjemahan Baru DB. 5. Saksi Yehuwa tidak mengizinkan penganut – penganutnya untuk melakukan transfusi
darah. Saksi Yehuwa tidak akan memakan darah dalam bentuk apa pun dan Saksi Yehuwa tidak akan menerima darah untuk alasan medis. Sebagai pendukung
pernyataan tersebut, Saksi Yehuwa mengutip dari Injil Matius 16 : 25
Universitas Sumatera Utara
“Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya.” Matius 16 : 25
6. Di samping adalah sebuah “gambar menara”. Secara fisik,
Saksi Yehuwa memang tidak mempunyai lambang, tetapi kadang ada beberapa buku yang memakai “gambar menara” tersebut. Gambar tersebut
dipakai dalam majalah Menara Pengawal. Seperti yang dituturkan oleh informan Bapak Kumpul Sembiring :
“Tanda gambar menara tersebut merupakan tanda pengenal untuk orang lain sesama Saksi – Saksi Yehuwa.”
Wawancara, Sabtu, 9 Juni 2007
7. Saksi Yehuwa tidak terlibat dalam urusan politik dunia. Di Indonesia misalnya, Saksi – Saksi Yehuwa tidak ada yang bergerak dan bernaung dalam partai – partai politik di
Indonesia serta Saksi Yehuwa juga tidak ikut dalam pemilihan umum. Informan Bapak Kumpul Sembiring mengatakan hal berikut :
“……kita lihat sekarang, partai – partai politik di Indonesia selalu membuat rakyat menderita, jadi seperti tidak ada kasih antara sesama. Sedangkan
Yehuwa mengajarkan untuk saling mengasihi. Jadi, Saksi Yehuwa tidak ada yang ikut serta dalam partai – partai politik, bahkan dalam Pemilu
sekalipun.” Wawancara, Sabtu, 9 Juni 2007
4.3.6. Manfaat Rohani