4.2. Profil Saksi Yehuwa
4.2.1. Sejarah Singkat Masuknya Saksi Yehuwa Di Kota Medan
Misionaris Saksi Yehuwa dari Australia, bernama Frank Rice, bulan Juli 1931 mulai mengabarkan injil kerajaan di Batavia. Dan hasil seperti dinubuatkan dalam Yesaya
pasal 60 dan 61, terwujud juga di Kepulauan Indonesia, bahwa banyak orang mendengar dan menerima injil kerajaan surgawi dari Yehuwa. Yang “paling kecil” dari Yesaya 60:22
telah menjadi seribu dalam bulan Mei 1964 1.069 terdiri dari lebih 20 suku yang berasal dari lebih 30 pulau menghasilkan puncak 4.314 pemberita injil.
“Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, Tuhan, akan melaksanakannya
dengan segera pada waktunya.” Yesaya 60:22
Pada tahun 1975, 1.009 orang membaktikan diri kepada Yehuwa dengan baptisan air dan tahun berikutnya, 11.298 saksi dan peminat menghadiri Perjamuan Malam. Selama
50 tahun, misionaris – misionaris dari Saksi – Saksi Yehuwa datang dari banyak negeri dan sangat membantu pekerjaan pemberitaan Kerajaan Allah dan menjadikan murid. Tetapi
seperti diperlihatkan sejarah, orang – orang Indonesia sendiri, pria, wanita dan kaum remaja, yang ambil bagian terbesar dalam pekerjaan baru ini.
Theodorus Ratu, dari Minahasa adalah orang Indonesia pertama yang ikut dalam dinas yang bagus ini. Selama bertahun – tahun ia bekerja dengan Charles Harris, Bill
Hunter dan saudara – saudara lain, melayani di Jawa, Sumatera dan Sulawesi Utara dan turut berlayar bersama misionaris – misionaris Australia dengan kapal Lembaga “Light
Bearer” Pembawa Terang ke banyak kota di pesisir pantai. Ia juga melayani di Singapura dimana ia dibaptis tahun 1936. Sewaktu mengabar di Sibolga, ia ditangkap atas dasar
memiliki bacaan – bacaan terlarang.
Universitas Sumatera Utara
Pada tahun 1940, Cockman mengunjungi Sumatera. Pada tanggal 26 Oktober 1953, pengawas keliling berkunjung ke Palembang untuk menemui Charles Harahap yang telah
dibaptis dan aktif sebelum pendudukan Jepang. Dengan bantuan dua misionaris, sebuah sidang dibentuk di sana dalam bulan Juli 1954.
Sesudah masa selang 14 tahun, tiba saatnya untuk memusatkan perhatian lagi ke Medan. Untuk pertama kalinya sejak tahun 1940, seorang wakil berkunjung ke Medan
tanggal 14 Juli 1954. Sebuah rumah misionaris dibuka dalam bulan April 1955, dan Malthy, Susie serta Marian Stove melayani sebagai misionaris. Menjelang akhir tahun, 15
orang mulai menghadiri perhimpunan di rumah tersebut. Keadaan akhirnya mengharuskan misionaris – misionaris pergi dan baru di tahun 1962, sebuah sidang terbentuk di Medan
dengan bantuan para perintis istimewa. Kemudian, seiring waktu berjalan semakin bertambah pula sidang – sidang Saksi Yehuwa, bahkan saat penyebaran ajaran Saksi
Yehuwa dibekukan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1976, sudah ada 5 lima sidang di Medan, yakni :
1. Sidang Medan Utara 2. Sidang Medan Belawan
3. Sidang Medan Timur 4. Sidang Medan Selatan
5. Sidang Medan Barat Kemudian, sekarang di era reformasi dan setelah pemerintah Indonesia kembali
memberikan izin kepada Saksi Yehuwa untuk menyebarkan ajarannya, komunitas Saksi Yehuwa di Kota Medan semakin bertambah. Sampai tahun 2007, sudah ada 25 sidang
Saksi Yehuwa di Kota Medan, dimana ruang lingkup tiap sidang diatur oleh keadaan alam,
Universitas Sumatera Utara
letak geografis dan tidak terikat oleh batas administrasi pemerintah. Komunitas ke-25 sidang Saksi Yehuwa di Kota Medan tersebut, adalah :
1. Sidang Medan Baru 2. Sidang Medan Babura
3. Sidang Medan Sunggal 4. Sidang Medan Semayang
5. Sidang Medan Cinta Damai 6. Sidang Medan Sei Putih
7. Sidang Medan Helvetia 8. Sidang Medan Marelan
9. Sidang Medan Belawan 10. Sidang Medan Utara
11. Sidang Medan Durian 12. Sidang Medan Timur
13. Sidang Medan Aksara 14. Sidang Medan Mandala
15. Sidang Medan Denai 16. Sidang Medan Tembung
17. Sidang Medan Teladan 18. Sidang Medan Selatan
19. Sidang Medan Polonia 20. Sidang Medan Simalingkar
21. Sidang Medan Pancur Batu 22. Sidang Medan Deli Tua
23. Sidang Medan Tuntungan 24. Sidang Medan Tanjung Morawa
25. Sidang Medan Kelambir
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, sidang diartikan sebagai suatu kelompok eklesia atau kelompok orang yang beribadah. Suatu sidang layak didirikan apabila sudah ada 20 orang yang
menganut ajaran Saksi Yehuwa yang sudah dibaptis serta telah memiliki tenaga pelayanan penatua, pengembala, hamba pelayanan. Kalau jumlahnya masih dibawah 20 orang,
maka dinamakan kelompok. Saat ini, Medan dan Sumatera Utara terbukti paling produktif di seluruh Indonesia.
Sebagian besar saudara – saudara dari Sumatera Utara berasal dari Agama Protestan Batak yang menguasai daerah Tapanuli. Di luar Kota Medan sendiri, sudah banyak juga sidang
SaksiYehuwa yang berdiri, seperti di Binjai, Stabat, Tanjung Pura, Pangkalan Brandan, Besitang, Kuala, Timbang Langkat, Berastagi, Kabanjahe, Tiga Binanga, Tiga Lingga,
Tanjung Langkat, bahkan setiap ibukota kecamatan hampir rata – rata sudah ada sidangnya masing – masing.
4.2.3. Pengertian Konsep Bidat