Teori Negara Kerangka Teori

1.6 Kerangka Teori

Untuk membahas permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka dikemukakan teori teori yang relevan dan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Teori merupakan serangkaian konsep, pendefinisian yang proporsi yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberi gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena pada umumnya 1 . berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa teori adalah sebuah konsep sistematis yang mengandung pengertian. Sejalan dengan permasalahan yang dibahas, maka penulis mengambil beberapa teori yang berkaitan dengan hal tersebut, antara lain: Teori Negara, Teori State Building, Teori legitimasi politik, dan Teori Demokrasi.

1.6.1 Teori Negara

Menurut Robert Mac. Iver, Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat di satu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa 2 Ronger F. Soltau dalam Introduction to politics: “ilmu politik mempelajari Negara, tujuan-tujuan Negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu; hubungan antara Negara dan warga Negaranya serta dengan Negara-Negara lain” 3 Negara mempunyai sifat sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya dan hanya terdapat pada Negara saja dan tidak 1 Masri Singarimbun Sofyan Effendi, metode penelitian survey, LP3ES,Jakarta, 1997, Hal.17 2 Miriam Budiarjo, Dasar dasar ilmu politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992. 3 Ibid, hal 9 dari Ronger F.Soltau , An introduction to politics London: Longmans, 1961 hal.4 Universitas Sumatera Utara terdapat pada asosiasi lainnya. Secara umum, Negara memiliki 3 sifat antara lain memaksa, mencakup semua dan monopoli. a. Sifat memaksa. Agar aturan perundang undangan ditaati dan dengan demikian penertiban di dalam masyarakat akan tercapai serta timbulnya anarki dicegah, maka Negara memiliki sifat memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal. Sarana untuk itu adalah polisi, tentara dan sebagainya. Organisasi dan asosiasi yang lain dari Negara juga mempunyai aturan; akan tetapi aturan yang dikeluarkan oleh Negara tersebut lebih mengikat. b. Sifat Monopoli Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Dalam rangka ini, Negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat. c. Sifat mencakup semua all embracing semua peraturan perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Keadaan demikian memang perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar lingkup aktifitas Negara, maka usaha Negara kearah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal. Lagipula warga Negara tidak berdasarkan kemauan sendiri involuntary membership dan hal ini berbeda dengan asosiasi. Universitas Sumatera Utara

1.6.2 Teori State Building