Pembagian Provinsi Ekonomi SEJARAH IRAK

2.1.3 Pembagian Provinsi

Irak dibagi ke dalam 18 governorat atau provinsi Governorat dibagi lagi ke dalam sejumlah qadhas atau distrik 19 ,antara lain : 1. Baghdad 2. Salah ad Din 3. Diyala 4. Wasit 5. Maysan 6. Al Basrah 7. Dhi Qar 8. Al Muthanna 9. Al-Q ādisiyyah 10. Babil 11. Karbala 12. An Najaf 13. Al Anbar 14. Ninawa 15. Dahuk 16. Arbil 17. At Tamim Kirkuk 18. As Sulaymaniyah 19 Ibid. Universitas Sumatera Utara

2.1.4 Ekonomi

Semenjak dari zaman dahulu kala, Irak terkenal memiliki pertanian yang penting. Bahkan sampai sekarang kira kira tiga perempat dari tenaga kerja di Irak masih tetap bekerja di bidang pertanian, meskipun bidang itu hanya merupakan kurang dari seperempat dari seluruh pendapatan Nasional. Hasil pertaniannya yang terutama adalah korma, gandum, beras dan tembakau. Minyak dan produksi- produksi lain yang berhubungan dengannya merupakan komoditi ekspor utama Irak, sehingga dua pertiga dari GNP-nya berasal dari sektor ini. Perusahaan minyak yang terbesar adalah Perusahaan Minyak Irak Iraqi Petroleum Company yang telah dinasionalisasikan. Pabrik-pabrik yang pada umumnya juga telah dinasionalisasikan telah mengalami pertumbuhan yang pesat, sekalipun situasi politik di Negara itu tidak begitu stabil dan tenaga kerja yang terampil tidak banyak terdapat. Bahan-bahan baku lain yang dihasilkan Irak adalah phosphat, sulphur, besi, tembaga, timah dan barang-barang tambang yang lain. Menurut Richards dan Waterbury, pada tahun 1950, ketika Irak masih merupakan sebuah kerajaan dan masih didominasi oleh Inggris, pendapatan Irak dari minyak telah naik sebanyak 30, sedangkan pada tahun 1958 pendapatan dari minyak itu telah naik menjadi enam kali lipat sehingga berjumlah lebih dari 200 juta. Pemerintah, yang ketika itu didominasi oleh tokoh Nuri Al-Said, berniat untuk menggunakan uang untuk pembangunan Negara dan rakyatnya. untuk keperluan ini maka diadakanlah sebuah Badan Otonom yang bernama Dewan Pembangunan Development Board dan kepada Badan ini diserahkan 70 dari hasil yang diperoleh dari rninyak. Universitas Sumatera Utara Dewan ini telah diberi wewenang dan dana yang cukup besar untuk menggerakkan upaya-upaya pembangunan ini. 20 Sadar akan kedudukannya sebagai Negara yang mengandalkan pertanian sepanjang sejarahnya, maka Irak bermaksud untuk mendorong kegiatan pertaniannya dengan dorongan yang hebat. Dewan Pembangunan, sebagaimana dikemukakan Richards dan Waterbury mulai merencanakan proyek-proyek raksasa, seperti proyek untuk membuat bendungan di sungai Dajlah dan Furat, dengan maksud untuk mengendalikan banjir dan memperluas jaringan irigasi, serta memperlebar daerah pertanian. Akan tetapi sayang sekali bahwa sebagai akibat daripada rencana jangka panjang ini, pemerintah tidak memberikan perhatian yang memadai terhadap masalah-masalah pertanian yang mendesak. Di samping itu, pemerintah Irak ketika itu juga tidak memiliki rencana yang memadai untuk industrialisasi, dan kurang sekali menyediakan dana yang memadai bagi sektor insfrastruktur sosial, seperti perumahan dan kesehatan Proyek-proyek pengairan raksasa seperti yang direncanakan itu tentu tidak akan dapat diharapkan hasilnya dalam jangka pendek. Proyek seperti itu memerlukan waktu bertahun tahun, dan mungkin juga puluhan tahun, untuk dapat dirasakan hasilnya. Sementara itu, di pihak lain para petani semakin menderita. Karena putus asa dengan kondisi mereka yang sangat suram, maka mereka mulai meninggalkan daerah pertanian dalam jumlah yang besar dan pindah ke kota-kota besar, terutama Baghdad, untuk mencari kebutuhan 20 Richnrds and Waterbury 1990,hal. 20, dari Riza Sihbudi dkk. Profil Negara-Negara Timur Tengah. Universitas Sumatera Utara pokok sehari-hari Sedangkan di kota-kota itu sendiri tidak tersedia pasar kerja dan jaringan layanan sosial yang memadai untuk menampung para pendatang yang demikian banyaknya. Para pendatang itu menimbulkan banyak masalah sosial di kota-kota, terutama masalah tempat tinggal. Mereka tinggal di gubuk- gubuk sementara yang mereka buat sendiri, sehingga menimbulkan masalah- masalah baru, seperti kesehatan, perumahan, meningkatnya jumlah Pengangguran, kriminalitas, dan lain-lain sebagainya. Rakyat yang tidak memiliki jaminan sosial yang memadai inilah yang ketika terjadinya revolusi pada tanggal 14 Juli 1958 yang dilakukan pihak militer, membantu dengan sangat bersemangat pihak militer itu. Mereka mengiringi tank- tank tentara dan melakukan tindakan-tindakan yang sangat sadis, seperti memotong dan menghancurkan jasad para penguasa yang telah digulingkan itu. Dengan jatuhnya rejim yang berkuasa itu, maka berakhir pulalah strategi Dewan Pembangunan, sedangkan Irak diarahkan kepada suatu masa depan yang baru sesuai dengan konsepsi pihak Militer dan Partai Baath. 21 Irak pada tahun 1980-an, di bawah pimpinan pemerintahan Baath, banyak sekali melakukan perubahan kebijakan. Negara memainkan peranan sentral dalam membangun pabrik-pabrik dan prasarana-prasarana dengan dana yang diambil dari hasil minyak. Pemerintah berusaha untuk mendorong majunya sektor swasta, namun tanpa memberikan kendali ekonomi, apalagi politik, kepada pihak swasta itu. Sebagaimana keadaannya dengan kebanyakan Negara yang menamakan 21 Dawisha 1986, dari Riza Sihbudi dkk. Profil Negara-Negara Timur Tengah. Universitas Sumatera Utara dirinya Sosialis di Timur Tengah, Pemerintahan demi Pemerintahan telah banyak sekali melakukan upaya-upaya Nasionalisasi, terutama terhadap industri yang penting. Dibandingkan dengan situasi yang terdapat sebelum tahun 1958, maka apa yang telah terjadi di Irak adalah bahwa pemerintahlah yang telah menciptakan industri-industri besar dengan jalan mengalirkan dana ke sana dari hasil hasil minyak. 22 Pemerintah Baath yang saat itu berkuasa juga menggunakan dana-dana yang diperoleh dari sektor perminyakan untuk pembangunan prasarana dan perindustrian. Aktivitas pembangunan pabrik-pabrik secara besar-besaran, sebagian besamya kira kira 80 dilakukan oleh pihak swasta dengan jalan mengadakan kontrak dengan pemerintah. Perusahaan-perusahaan konstruksi bangunan di Irak biasanya dimiliki oleh swasta, yang mendapatkan pekerjaanya dari kontrak-kontrak pemerintah. Karena itu para pengusaha di Irak tidak akan pernah melakukan oposisi terhadap pemerintah. Hubungan ekonomi Irak dengan dunia luar pada umumnya adalah dengan Negara-Negara Barat Walaupun terdapat hubungan politik dan diplomasi yang erat dengan Negara-Negara Eropa Timur, namun hubungan perdagangannya, terutama dalam hal minyak, adalah dengan Negara-Negara Barat, Jepang dan Negara-Negara dunia ketiga. Dengan uang yang diperoleh dari minyak itu Irak berusaha untuk memperoleh teknologi yang paling canggih dari Barat, dari Jepang, dari Korea Selatan dan dari mana saja. 23 22 Richards and Waterbury 1990,Hal.255 dan Axelgrad 1986,Hal.9, dari Riza Sihbudi dkk. Profil Negara- Negara Timur Tengah. 23 Crusoe 1986, Hal.43, dari Riza Sihbudi dkk. Profil Negara-Negara Timur Tengah. Universitas Sumatera Utara Sebagaimana dapat dirasakan, kekurangan-kekurangan dari suatu Dunia ekonomi yang dikendalikan pemerintah adalah terdapatnya ketidak-efisienan dalam menajemennya, lemahnya daya saing industrinya, serta terlalu banyaknya tenaga administrasi jauh lebih banyak dari apa yang dibutuhkan. Konferensi Partai Baath tahun 1982 telah mengkitik dengan pedas para manajer perusahaan Negara karena produksi yang dianggap terlalu rendah serta kemampuan teknis yang tidak memadai terutama di kalangan pimpinan menengah. Di samping itu juga dianjurkan agar sektor swasta lebih digalakkan daripada sebelumnya. 24

2.1.5 Politik Dalam Negeri