pemerintahan transisi. Dalam konteks Irak pasca perang, terdapat tiga institusi yang memainkan peran administrasi sipil, yaitu Coalition Provisional Authority,
Interim Governing council, dan perserikatan Bangsa-Bangsa.
3.1 Coalition Provisional Authority CPA
Begitu status okupasi berlaku atas Irak, predikat. ‘Penguasa pendudukan’ dan segala kewajibannya di mata hukum humaniter Intemasional secara otomatis
melekat pada pasukan multi Nasional pimpinan Amerika Serikat. Tanggung jawab atas Irak pun berpindah dari tangan Saddam Hussein ke tangan komandan perang
Amerika Serikat, Jenderal Tommy Franks. Amerika Serikat menyadari bahwa jika kehadiran pasukan tentara rnereka
di Irak dipertahankan untuk waktu yang lama, sentimen anti Amerika Serikat akan berkembang dengan cepat. Meski demikian, mereka melihat bahwa penarikan
pasukan secara terburu-buru berpeluang melahirkan instabilitas, terutama akibat perebutan kekuasaan antar kelompok di Irak. penarikan diri dari Irak menyaratkan
selesainya proses transfer kekuasaan kepada sebuah “kekuatan Nasional” Irak sehingga tidak dapat dilakukan secara instan. Irak pasca okupasi harus terlebih
dulu dipastikan berada di tangan pemerintahan Nasional yang representatif serta memiliki legitimasi tinggi di mata warganya dan dunia Internasional.
Pada titik ini, muncul ide untuk memisahkan urusan administrasi sipil dari keamanan Nasional. Sebuah badan yang bertugas menjalankan administrasi sipil
di Irak pun dibentuk dibawah pimpinan Letnan Jenderal Jay Garner.
Universitas Sumatera Utara
Nama lengkapnya adalah Jenderal Jay Mongomery Garner, Ia lahir pada tanggal 15 April 1938 di Arcadia, Florida. Ketika oleh Presiden Bush ditunjuk
menjadi Direktur Bantuan Rekonstruksi dan Kemanusiaan. Jenderal lulusan Florida State University dan Shippensburg University of Pennsylvania ini oleh
media massa disebut sebagai raja Irak baru. Ia pernah dua kali diterjunkan ke Perang Vietnam dan memimpin unit pertahanan udara di Jerman. Ia juga pernah
menjabat sebagai deputi komandan di Fort Bliss Texas. Garner membantu mengembangkan sistem rudal Patriot. Setelah Perang Teluk Pertama 1991,
Garner membantu memimpin Operation Provide Comfort, yakni operasi untuk memberikan bantuan makanan dan perlindungan kepada orang-orang Kurdi di
Irak bagian utara. Ia menjadi terkenal di lingkungan militer karena mendukung pandangan yang tidak lazim bahwa militer semestinya digunakan sebagai
“instrumen yang murah hati dalam operasi kemanusiaan di masa depan”. Ia banyak mendapat pujian karena bekerja dengan orang-orang Kurdi. Akan tetapi,
pada saat yang bersamaan, ia juga dikritik. Salah satu pengkritiknya adalah Michael Young, seorang kolumnis terkemuka di Lebanon, yang sering menulis
masalah-masalah Islam. Michael Young menyatakan, orang-orang Muslim curiga terhadap Garner karena hubungan kuatnya dengan Israel. Kritik itu muncul karena
Garner pada tahun 2000 menandatangani pernyataan dengan Jewish Institute for National Security Affairs. Dalam pernyataannya itu ia memuji-muji Israel dalam
menangani gerakan intifada Palestina dan sekaligus menyalahkan orang-orang Palestina karena menyulut terjadinya kerusuhan Israel-Palestina. Ia juga
Universitas Sumatera Utara
mengatakan, sebuah negara Israel yang kuat adalah aset keamanan yang penting bagi AS. Karuan saja, pernyataan itu melahirkan hujan kritikan dan kecaman
terutama dari Dunia Arab. Dijelaskan dalam Disinfopedia, sekalipun Garner menyatakan dirinya berstatus sipil, bukan lagi militer, pandangan-pandangannya
sangat promiliter. Pangkat terakhir Garner adalah Jenderal bintang tiga. Ia pensiun dari dinas militer pada tahun 1997. Ia berkawan dekat dengan Rumsfled.
Garner adalah seorang perwira militer yang akrab dengan industri senjata. Setelah pensiun, ia bekerja pada SY Coleman Technologies untuk membantu
merancang sistem pemandu yang digunakan dalam sistem Rudal Patriot, juga digunakan dalam sistem pertahanan Arrow-nya Israel. Ia juga mengawasi program
pertahanan peluru kendali Pentagon. Ia juga ambil bagian dalam apa yang disebut sebagai Komisi Rumsfeld mengenai ancaman rudal balistik, yaitu sebuah panel
yang dipimpin oleh Donald Rumsfeld. Hubungannya dengan banyak tokoh penting di Lingkungan Bush telah membawanya ditunjuk untuk menjadi Direktur
Bantuan Rekonstruksi dan Kemanusiaan di Irak pasca perang. Pengangkatannya sebagai direktur itu mengundang berbagai komentar dan kitik. Dalam sebuah
laporan untuk Middle East Online, April 2003, Francis Temman menulis, “David Kirp, seorang profesor etika di Berkeley, mengatakan bahwa Garner adalah
sebuah “contoh yang sangat menarik” tentang acuh tak acuhnya Amerika terhadap rakyat Irak dan memperlihatkan kurangnya pertimbangan Pemerintah AS.
Seorang pensiunan Letnan Kolonel bernama Biff Baker bahkan menuduh Garner
Universitas Sumatera Utara
menggunakan koneksi Pentagonnya untuk memenangi kontrak senilai 100 juta dollar AS bagi SY Coleman”.Garner membantah semua itu
76
Pada awal berdirinya, badan ini merupakan badan yang all-Powerfull US- run administration, dan diproyeksikan menjadi semacam pemerintahan transisi
dengan masa kerja dua tahun, hingga pemerintahan Irak yang demokratis berhasil dibentuk.
77
dalam perkembangannya badan ini kemudian dikenal dengan nama Coalition Provisional Authority CPA.
Kepemimpinan Letnan Jenderal Jay Garner tidak berlangsung lama. Pada tanggal 12 Mei 2003, ia digantikan oleh Paul D. Bremer. Nama lengkap Paul
Bremer adalah Lewis Paul Bremer III dan biasa dikenal dengan nama Jerry Bremer. Ia yang lahir di Harford, Connecticut, AS, tanggal 30 September 1941
dan tiba di Baghdad untuk menggantikan kedudukan Jay Garner pada tanggal 11 Mei 2003. Bremer adalah lulusan Phillips Academy dan YaIe Univssity. Ia juga
meraih gelar master of business administration MBA dari Harvard University tahun 1967. Mulai saat itu ia bergabung dengan Departemen Luar Negeri dan
ditempatkan di Kabul, Afganistan. Kemudian, ia melanjutkan belajar di Institut d’etudes Politiques de Paris dan memperoleh, certificate of political studies
CEP. Bremer yang fasih berbahasa Inggris, Arab, Perancis, Belanda Norwegia, Persi, dan Jerrnan pernah ditugaskan di Blantyre, Malawi. Sepanjang tahun 1970-
an, dia menduduki berbagai jabatan di Departemen Luar Negeri, termasuk sebagai asisten Henry Kissinger pada tahun I972-1976. Ia pernah menjabat sebagai Deputi
76
Trias Kuncahyono, Irak korban ambisi kaum hawkish,Penerbit Kompas, Jakarta, 2005, hal.242-244.
77
Lihat International Crisis Group,Report: War in Iraq: Political Chalengges after the Conflict, AmmanBrussels, 25 maret 2003, hal.22, dari http:www.scribd.com
Universitas Sumatera Utara
Kepala Misi di Oslo 1976-1979 Ialu Deputi Eksekutif Menteri Luar Negeri 1979-1981. Pada tahun 1981 ia diangkat menjadi Asisten Khusus dan Sekretaris
Eksekutif Alexander Haig. Catatan karier Bremer begitu panjang. Pada tahun 1983, Presiden Ronald
Reagan mengangkat Bremer menjadi Duta Besar untuk Belanda dan Duta Besar Berkuasa Penuh untuk urusan Kontra terorisme pada tahun 1986. Bremer
mengundurkan diri dari Departemen Luar Negeri pada tahun 1989 dan menjadi direktur pelaksana pada Kissinger and Associates, sebuah perusahaan konsultan
yang didirikan Henry Kissinger. Karier Bremer masih bergerak. Pada tahun 1999 ia ditunjuk menjadi Ketua Komisi Nasional untuk Terorisme oleh Ketua Kongres
Dennis Hastert. Pada akhir tahun 2001, bersama dengan mantan Jaksa Agung Edwin Meese, Bremer memimpin Heritage Foundation’s Homeland Security Task
Force, yang menciptakan cetak biru bagi Departemen Keamanan Dalam Negeri, Gedung Putih. Beberapa karya Bremer yang sudah dipublikasikan adalah Warfare
and Defence Military Science Alliance Response to Nuclear Weapons Proliferation; The Alliance Response to Nuclear Weapons Proliferation:
Deterrence, Defense, and Cooperatinse Options; dan Countering the Changing Threat of International Terrorisme: Report from the National Commission on
Terrorism. Satu hal yang membedakan Bremer dengan Garner, Bremer bukanlah seorang militer. Ia sipil. Ia seorang diplomat. Sementara Garner adalah seorang
pensiunan Jenderal angkatan darat. Sebagai seorang administrator di Irak, tugas Bremer adalah mengatur, mengawasi pendudukan pasukan gabungan pimpinan
Universitas Sumatera Utara
AS atas Irak sampai negeri itu dianggap mampu mandiri dipimpin oleh orang- orang Irak sendiri. Pada tanggal 13 Juli 2003, Bremer menyetujui pembentukan
Dewan Pemerintah Sementara Irak. Pembentukan dewan ini dilakukan sebagai cara “untuk menjamin bahwa kepentingan rakyat Irak diwakili”.. Para anggota
dewan ditunjuk oleh Bremer. Mereka dipilih dari tokoh-tokoh politik, etnis, dan pemimpin relegius yang menentang pemerintahan Saddam Hussein. Meskipun
dewan diberi beberapa kekuasaan penting, misalnya membentuk kabinet, Bremer tetap memegang hak veto atas rencana mereka.
78
Pergantian kepemimpinan dari Garner ke Bremer dilakukan setelah mempertimbangkan berbagai implikasi politis dari dalam negeri Amerika Serikat,
wakil-wakil masyarakat Irak, serta lembaga-lembaga internasional, Bremer memutuskan untuk memodifikasi ide Garner mengenai model pemerintahan
transisi. Alih-alih menjalankan sendiri administrasi sipil Irak selama dua tahun, menurutnya lebih menguntungkan jika CPA memfasilitasi pembentukan Badan
Administrasi Sipil Lokal nantinya dikenal sebagai Interim Governing Council serta menyilakan PBB masuk dan mengambil peran lebih besar dalam
rekonstruksi Irak
.
78
Trias Kuncahyono,op.cit,hal. 244-246.
Universitas Sumatera Utara
Dalam regulasi CPA tanggal 16 Mei 2003, disebutkan bahwa CPA akan menjalankan kekuasaan pemerintahan di Irak untuk sementara waktu,
guna : 1.
Menyediakan administrasi efektif selama masa transisi 2.
Mengembalikan keamanan dan stabilitas 3.
Menciptakan kondisi yang memungkinkan warga Irak memutuskan sendiri masa depan politik mereka.
4. Memfasilitasi perbaikan ekonomi, rekonstruksi, serta
pembangunan berkelanjutan. Regulasi itu juga menegaskan bahwa dalam rangka menjalankan
tugas di atas, CPA dapat menggunakan segala kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif yang diperlukan.
79
Di bawah Bremer, CPA mengeluarkan berbagai peraturan seputar administrasi pemerintahan di Irak, misalnya mengenai pembentukan badan de-
Baath-isasi, dana pembangunan pengaturan persenjataan, manajemen properti dan aset, serta prosedur tindak kriminal.
Tabel 3.1 Peraturan yang dikeluarkan CPA.
80
Tanggal Peraturan
15 Mei 2003 CPA order No.1: De-Baathification of Iraqi society.
16 Mei 2003 CPA Regulation No. 1: Coallition Profision Authority.
18 Mei 2003 A.CPA Regulation No.2: Developmental Fund for Iraq
19 Mei 2003 B. CPA Regulation No.3: Program Review Board
79
Coalition Profisional Authority Regulation number 1, 16 mei 2003.
80
Lihat http:www.ihlresearch.orgiraqlegal_instruments.php?view=3
Universitas Sumatera Utara
23 Mei 2003 CPA Order No.2: Dissolution odd Entities
23 Mei 2003 CPA Order No.3: Weapons Control
25 Mei 2003 CPA Order No.4: Management of Property and Assets of the Iraqi Baath
25 Mei 2003 CPA Order No.5: Establishment of the Iraqi Debaathification Council
3 Juni 2003 CPA Memorandum No.1: Implementation of Debaathification Order No.1
7 Juni 2003 CPA Order No.6: Eviction of Person Ilegally Occupying Public Buildings
8 Juni 2003 CPA Order No.8: Travelling Abroad for Academic Purposes
8 Juni 2003 CPA Order No.9: Management and Use of Iraqi Public Property
8 Juni 2003 CPA Order No.10: Mangement of Detention and Prison Facilities
8 Juni 2003 CPA Order No. 12: Trade Liberalization Policy
8 Juni 2003 CPA Memorandum No.2: Management of Detention and Prison Facilities
8 Juni 2003 CPA Memorandum No.3: Criminal Procedures
9 Juni 2003 CPA Order No.11: Licensing Telecomunication Services and Equipment.
10 Juni 2003 CPA Order No.7: Penal Code
10 Juni 2003 CPA Order No.14: Prohibited Media Activity
17 Juni 2003 CPA Regulation No.5: Council for International Coordination
18 Juni 2003 CPA Order No.13: The Central Criminal Court of Iraq
23 Juni 2003 CPA Order No.15: Establishment of the Judicial Review Comitee
26 Juni 2003 CPA Regulation No.4: Establishment of the Iraqi Property Reconciliation
Facility
27 Juni 2003 CPA Order No.16: Temporary Control of Iraqi Borders, Ports, and
Airports.
28 Juni 2003 CPA Order No.17: Status of the Coallition, Foreign Liaison Missions,
Their Personell and Contractors.
7 Juli 2003 CPA Order No.18: Measures to Ensure the Independence of the Central
Bank of Iraq
Universitas Sumatera Utara
10 Juli 2003 CPA Order No.19: Freedom of Assembly
13 Juli 2003 CPA Regulation No. 6: Governing Council of Iraq
17 Juli 2003 CPA Order No. 20: The Bank of Iraq
20 Agustus 2003 CPA Order No.23: Creation of a Code of Military Discipline for the new
Iraqi Army.
Bremer optimis CPA dapat menyelesaikan tugasnya kurang dari dua tahun. Berdirinya Interim Governing Council diyakini mampu mempercepat