Demokrasi adalah sistem pemerintahan Negara yang berkedaulatan rakyat, artinya kedaulatan ada di tangan rakyat, atau kehendak rakyat merupakan
faktor yang menentukan dalam sistem pemerintahan Negara.
1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dimaksudkan sebagai jenis penelitian
yang temanya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Penulis memilih metode penelitian kualitatif dengan tujuan untuk
lebih mendeskripsikan dan mendekati permasalahan secara lebih baik dan terarah dengan menggunakan teori sebagai pisau analisis yang baik.
1.7.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Library Research atau studi pustaka. Dengan
menggunakan data sekunder, yakni dengan cara menghimpun buku-buku, makalah makalah dan dokumen dokumen serta saran informasi lainnya yang
tentu saja berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
1.7.3 Teknik Analisa Data
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan tujuan memberikan gambaran mengenai situasi dan kondisi yang terjadi. Data data yang terkumpul, baik data
yang berasal dari kepustakaan maupun sumber lain akan dieksplorasi dan dianalisa sehingga memperoleh intisari dari masalah yang diteliti.
Proses analisa data dimulai dengan menelaah informasi atau data yang telah didapat, baik yang berasal dari dokumen-dokumen dan buku buku
maupun media elektronik lainnya. Keseluruhan data yang didapat tersebut dirangkum dan dikategorisasikan sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian.
Selanjutnya, kategori-kategori yang telah diklasifikasikan tersebut dikonstruksikan dengan pendekatan kualitatif dalam sebuah kajian deskripsi
untuk kemudian dianalisis sehingga memungkinkan diambil kesimpulan yang utuh
14
14
Robert K Yin, Studi kasus, Desain dan metode, Jakarta: Rajawali Press,2003, Hal.23
Universitas Sumatera Utara
1.7.4 Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian, landasan teori, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : State Building pada masa Saddam Hussein dan Jatuhnya Saddam Hussein
Bab ini memberikan penjelasan mengenai gambaran umum mengenai Irak, pemeritahan dan keadaan politik yang terjadi pada masa
Pemerintahan Saddam Hussein, serta kronologis jatuhnya Pemerintahan Saddam Hussein karena Invasi AS dan sekutunya.
BAB III : Sate Building Pasca Saddam Hussein Bab ini menjelaskan tentang proses pembentukan pemerintahan baru di
Irak pasca Saddam, mulai dari pemerintahan sementara dibawah pimpinan koalisi, hingga pemerintahan permanen yang terbentuk setelahnya.
BAB IV : Penutup. Bab ini berisikan kesimpulan dan saran berkaitan dengan hasil
penelitian yang telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU POLITIK ANDRI ANSARI TARIGAN 040906051
STATE BUILDING DI IRAK PASCA PEMERINTAHAN SADDAM HUSSEIN Rincian isi skripsi xi, 120 halaman, 5 tabel, 2 gambar, 15 buku,5 artikel, 9 situs
internet, 5 koran. kisaran buku dari tahun 1982-2008.
ABSTRAK
Penelitian ini mencoba mendeskripsikan fakta-fakta tentang proses State Building di Irak pasca pemerintahan Saddam Hussein, yang diwarnai dengan
pergantian pemerintahan dalam background kesejarahan Irak yang banyak dilakukan dengan cara Kudeta Impeachment, pertumbuhan kepartaian dengan
Partai tunggal Baath, serta peranan Amerika Serikat dalam membangun pemerintahan sementara di Irak pasca invasi. Pemaparan tentang konflik kesukuan
horizontal sunni, syiah, kurdi, dukungan dan juga penolakan atas kehadiran Pasukan Multinasional pimpinan Amerika Serikat, serta permasalahan pasca
pendudukan yang sangat mempengaruhi komposisi dan pembentukan State Building di Irak menuju pemerintahan permanen melalui pemilu. Ada empat
bagian yang menjadi fokus penelitian dalam skripsi ini, yaitu mengenai pembentukan Coallition Provisional Authority, Interim Govering Council,
Struktur Pemerintahan Sementara Irak, dan Proses Pemilu. Dengan mengamati keadaan dan fakta yang terjadi dalam kasus Irak tersebut dapat menggambarkan
proses State Building di Irak Pasca Pemerintahan Saddam Hussein.
Teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan state building tersebut adalah teori state building dari Francis Fukuyama, untuk
menjelaskan mengenai gambaran legitimasi politik di Irak digunakan teori legitimasi politik
dari Michael C. Hudson, sedangkan untuk memberikan gambaran umum mengenai Negara dan sistem yang diterapkan di Irak pasca Saddam digunakan
teori Negara dari Robert Mac. Iver, dan teori Demokrasi dari Robert Dahl. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis, menggunakan studi pustaka
sebagai teknik utama pengumpulan data, penelitian ini mengandalkan hasil analisis dari literatur yang dikumpulkan, baik berupa buku, artikel, maupun situs
internet.
Skripsi ini menjelaskan tentang tiga fase yang dibagi oleh penulis berdasarkan kondisi yang terjadi di Irak, dimulai dengan fase pertama pada masa
pemerintahan Saddam Hussein, fase kedua saat pemerintahan yang represif
Universitas Sumatera Utara
membuahkan konflik dengan Amerika Serikat hingga akhirnya melakukan invasi atas Irak yang mengakibatkan Irak dalam kondisi no goverment, dan fase ketiga
ketika susunan pemerintahan dibawah Coallition Provisional Authority hingga pemilu di Irak dilaksanakan. Ketiga fase tersebut mewakili kronologis yang
hingga saat ini terus berkembang di Irak.
Universitas Sumatera Utara
BAB II STATE BUILDING PADA MASA
PEMERINTAHAN SADDAM HUSSEIN
2.1 SEJARAH IRAK
2.1.1 Latar Belakang Sejarah dan Budaya
Irak merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dikaji lebih mendalam, karena merupakan salah satu Negara Timur Tengah yang sering menghadapi
peperangan. Sejak dahulu, Irak selalu dikuasai oleh kekuatan asing. Irak sebagai Negara yang menjadi pusat peradaban dunia Islam pada dinasti Abbasiyah
setidaknya pernah diinvasi oleh pasukan Persia, Yunani, Romawi dan Mongol. Pada tahun 1920, kaum Nasionalis Irak menekan pendudukan inggris dengan
tuntutan kemerdekaan. Irak merdeka secara penuh pada tahun 1932 dan mengakhiri hubungan khususnya dengan Inggris, meskipun demikian, susunan
kenegaraannya terbagi atas suni dan syiah, ambisi dari berbagai faksi untuk mencapai kekuasaan dan perpecahan berakibat pada batas-batas kesukuan. Etnis
seperti kurdi dan asyiria secara kuat menolak bergabung. Pada 1933 penolakan orang orang asyiria ditandai dengan penyiksaan beberapa ratus penduduk desa
oleh tentara irak. Kematian Raja Faisal pada 1933 membawa kesuksesan kudeta melawan pemerintahan yang tidak stabil yang dipimpin oleh Jenderal Bakr Sidqi,
seorang kurdi pada tahun 1936. pada tahun 1939 kematian anak Raja Faisal, Ghazi mengakhiri periode ideologi Pan Arabisme dan meningkatkan
Nasionalisme sekaligus sentimen anti Inggris. Pada dekade selanjutnya terus
Universitas Sumatera Utara