Teori Demokrasi Kerangka Teori

Reformasi evolusi, maupun penggantian lewat mekanisme konstitusional, bahkan dalam kasus irak dapat dikatakan sebagai okupasi oleh kekuatan asing; yang jelas akan ada pergerakan reformasi untuk mendudukkan kekuasaan pada proporsi pertanggung jawaban politiknya yang konkret dan etis. Suatu legitimasi dapat pula mengalami krisis bila seseorang atau lembaga yang memiliki legitimasi itu tidak memiliki kecakapan skill yang cukup untuk melakukan pengelolaan manajemen Negara secara keseluruhan. Dalam hal ini legitimasi perlu diikuti oleh kapabilitas dan kapasitas untuk menimplementasikan program yang langsung menyentuh rakyat; rakyat sebagai pemegang legitimasi tertinggi, keamanan dan kesejahteraan rakyat adalah ukuran utama dalam menilai kemampuan legitimasi kapabilitas pemerintahan. Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa kekuasaan yang legitimated tidak selalu berbanding lurus dengan kecakapannya. Bahwa pemerintahan yang sah tidak selalu cakap dalam mengelola Negara adalah hal yang harus kita sadari sebagai hal yang tersendiri.

1.6.4 Teori Demokrasi

Kata dasar Demokrasi berasal dari dua kata, yaitu demos dan kratos, demos berarti rakyat, dan kratos berarti pemerintahan, sehingga demokrasi dapat diartikan sebagai pemeritahan rakyat atau suatu pemeritahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat 11 11 SP Varma, Teori Politik Modern, Jakarta, 1982, Hal.197. Universitas Sumatera Utara Konsep Demokrasi lahir pada zaman Yunani kuno di sebuah Negara kota yang disebut Polis. Polis yang terkenal maju peradabannya dan menjalankan konsep Demokrasi ialah Polis Athena sekitar Abad ke 5 SM. Di dalam masyarakat Athena pada masa itu, seluruh warga Negara yang memiliki hak untuk mengeluarkan pendapat berkumpul bersama di pusat kota untuk membicarakan masalah masalah bersama. Seiring dengan perkembangan zaman, praktek membicarakan masalah masalah bersama ini tidak lagi dilakukan secara langsung seperti pada zaman Yunani kuno, dalam Negara modern Demokrasi tidak lagi bersifat langsung, tetapi berdasarkan perwakilan Representative Democracy. 12 Mengacu pada Robert Dahl yang menyebutkan bahwa demokrasi adalah adanya hak yang sama dan tidak dibedakan antara rakyat yang satu dengan yang lainnya 13 . Hak tersebut diatur dalam Undang-Undang dan peraturan peraturan yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterima semua pihak legitimate. Kemudian Dahl menyatakan bahwa Demokrasi juga harus ditunjukkan dengan adanya pertisipasi efektif yang menunjukkan adanya proses dan kesempatan yang sama bagi rakyat untuk mengekspresikan preferensinya dalam keputusan-keputusan yang diambil. Untuk itu diperlukan ruang yang memperkenankan publik untuk mengekspresikan kehendak kehendaknya. 12 Miriam Budiarjo, Demokrasi di Indonesia, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 1996, Hal. 228. 13 M.Arif Nasution, Metode Penelitian, Medan, FISIP USU Press, 2008, Hal.76 Universitas Sumatera Utara Demokrasi adalah sistem pemerintahan Negara yang berkedaulatan rakyat, artinya kedaulatan ada di tangan rakyat, atau kehendak rakyat merupakan faktor yang menentukan dalam sistem pemerintahan Negara. 1.7 Metodologi Penelitian 1.7.1 Jenis Penelitian